goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Stres, Biang Segala Penyakit

Sudah bukan rahasia lagi, jika stres berperan 50% terhadap kesehatan
seseorang. Tak heran, bila stres mampu merubah yang sehat jadi sakit, dan yang sakit,
menjadi bertambah parah sakitnya.
Kontribusi stres memang paling besar, lalu disusul oleh mental dan emosi masing-masing
sebesar 20% yang juga bisa mengubah orang sehat jadi sakit. Sedangkan fisik, tempat di
mana penyakit bersemayam, hanya andil 10% dalam mengubah kesehatan seseorang.
Hingga abad ke-19, anggapan yang mengatakan ada kaitan antara stres dan kesehatan masih
belum dipahami dengan baik. Namun, waktu itu, ahli kesehatan sudah mulai menganjurkan
orang-orang dengan gangguan kesehatan tertentu untuk pergi mengunjungi tempat spa atau
menikmati matahari terbenam di pantai.
Secara bertahap, ide menjadi konkrit setelah penyebab dan terapi penyakit telah ditemukan.
Tapi, dalam dekade terakhir ini, ilmuwan seperti Dr. Esther Sterberg, direktur pada Integrative
Neural Immune Program di National Intitute for Health's National Intitute of Mental Health,
telah menemukan adanya keterkaitan antara otak dan sistem imum manusia.
Saat Anda sedang mengalami infeksi atau gangguan kesehatan lain yang menimbulkan proses
peradangan (inflamasi) misalnya luka bakar atau cedera, sel-sel yang berbeda dari sistem
imun akan mengalir ke tempat peradangan.
Strenberg mengumpamakannya seperti ribuan tentara bergerak ke medan perang, dimana
setiap tentara mempunyai keahlian dan fungsi khusus. Ada yang berfungsi sebgai pengumpul
kotoran, dengan cara mencerna si penyebab radang. Ada yang membentuk atau membuat
antibodi, yaitu peluru untuk berperang menghadapi si penyusup, sedang yang lain langsung
berduel dengan si penyusup penyebab radang tersebut.
Semua jenis sel imun bekerja bahu membahu dengan cara mengirim sinyal atau kata sandi
dalam bentuk molekul-molekul yang mereka buat dalam pabrik-pabrik dalam sebuah sel. Jadi,
molekul-molekul itu memiliki banyak khasiat dan fungsi, bukan hanya sekadar bisa
berkomunikasi lewat di antara sel-sel imum yang berbeda. Tapi, mereka juga bisa berenang di
dalam pembuluh darah untuk memberikan kata sandi atau sinyal kepada otak atau
mengaktifkan berbagai pembuluh syaraf yang berdekatan untuk memberi sinyal kepada otak.
Molekul-molekul imun tersebut akan diubah fungsinya oleh otak. Mereka bisa mengurangi
sekelompok perilaku yang bisa dikatakan sebagai perilaku sakit. Para ilmuwan berspekulasi
mengenai perilaku tidak sehat ini, tapi Sternberg mengatakan bahwa molekul-molekul itu
akan membantu anda untuk menyimpan saat sakit sehingga anda bisa menggunakan
cadangan energi tersebut untuk berperang melawan penyakit.
Menurut Sternberg, dalam kondisi stres kronis, bagian otak yang mengendalikan respons stres
dengan konstan memompakan hormon-hormon stres lebih banyak. Sel-sel imun yang sedang
berenang dalam molekul diminta untuk berperang. Jadi, stres kronis bisa membuat sel-sel
imun anda kurang mampu memberi respons jika ada penyusup yang masuk dalam tubuh
misalnya, virus atau bakteri.
Teori ini mendukung berbagai hasil studi yang dilakukan orang-orang yang mengalami stres
jangka pendek, seperti menunggu keluarga yagn sedang sakit, sedang terjebak di lalu lintas
yang padat. Orang-orang ini menunjukkan waktu penyembuhan yang lebih lama, penurunan
kemampuan sistem imun merespon vaksinasi, dan meningkatkan kerentanan mereka
terhadap infeksi akibat virus, seperti flu misalnya.
Jadi, bila kadar hormom anda terlalu tinggi untuk memadamkan sistem imun, berarti anda
tidak bisa berperang melawan infeksi. Sementara itu, jika kadar hormon stres terlalu sedikit
dan respon sistem imun tidak terdeteksi, Anda bisa mengalami penyakit peradangan.
Mungkin salah satu cara yang paling produktif untuk mengendalikan stres adalah kendali.
Karena kendali adalah hal yang paling penting sedang stres atau tidak. Jadi, bila sudah bisa
belajar untuk merasakan anda sedang dalam kendali atu sedang mengendalikan situasi-situasi
tertentu yang sedang dihadapi. Berarti, anda sudah bisa mengurangi respon stres. (to/ht)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar