goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Anak-anak pun Bisa Terkena Diabetes

Mungkin banyak orang yang menduga bahwa penyakit diabetes hanya
menyerang orang-orang dewasa. Padahal, kenyataannnya, penyakit yang tidak bisa
disembuhkan ini juga bisa menghinggapi kalangan anak-anak.
Penyakit kencing manis memang perlu diwaspadai terlebih bila menyerang pada anak-anak.
Dua tahun terakhir jumlah anak penderita diabetes yang umumnya berupa diabetes melitus
tipe 1 (DM1) melonjak. Repotnya, gejala penyakit tersebut pada anak juga kerap terselubung
sehingga sangat sulit untuk didiagnosis. Hal tersebut dikatakan, Ketua Ikatan Keluarga
Diabetisi Anak dan Remaja (Ikadar) sekaligus staf Divisi Endokrin di RSCM, Bambang Triadjaja
dr SpA(K), dua tahun terakhir jumlah anak penderita diabetes tipe 1 meningkat pesat.
"Di Jakarta, di RSCM khususnya, sebelumnya hanya menerima dua sampai tiga kasus baru per
tahun. Itu umumnya karena keturunan. Akan tetapi, sepanjang tahun 2004 kami menerima
23 kasus baru atau hampir sepuluh kali lipat peningkatannya. Tahun 2005 ini sampai bulan
April saja sudah ada 14 kasus baru. Padahal, tahun 1970-an hingga 1990-an tidak demikian
pesat," ujarnya
Ia berharap, peningkatan kasus dikarenakan kewaspadaan para dokter dalam mendiagnosis
penyakit tersebut. Bagi dokter yang tidak terbiasa memang rawan keliru mendiagnosis karena
gejalanya mirip dengan gejala penyakit lain. Biasanya pasien datang dengan gejala muntah-
muntah sehingga didiagnosis muntaber. Padahal, muntaber dengan muntah karena penyakit
gula sangat berbeda, termasuk cairannya. Terkadang anak datang dengan sesak sehingga
diagnosis radang paru.
Menurutnya, kemungkinan lain yang dikhawatirkan dari fenomena lonjakan penderita itu ialah
adanya dampak lanjutan dari virus pemicu. Bambang mengatakan, setiap anak penderita
diabates tipe 1 harus mempunyai gen berbakat dan dicetuskan oleh pencetus yang sesuai.
"Pencetus yang sesuai dalam teori antara lain adalah virus coxsackie. Dua atau tiga tahun lalu
muncul hand foot and mouth disease atau flu Singapura yang disebabkan virus coxsackie.
Cukup banyak penderitanya, 1-2 kasus baru setiap bulannya. Dikhawatirkan, efek dari
serangan virus itu baru muncul sekarang," ujarnya.
Ia mengatakan, virus coxsackie mempunyai kode mirip dengan pankreas sebagai pembuat
insulin. Ketika virus itu menyerang, tubuh akan membuat antibodi. Antibodi akan menyerang
unsur yang kodenya sama, termasuk pankreas. Akibatnya, pankreas ikut rusak. Setelah 80
persen pankreas sebagai penghasil insulin rusak, baru muncul gejala diabetes.
Jika dibiarkan, sebagian besar anak penderita DM1 akan masuk dalam fase gawat, yakni
ketoasidosis (darah menjadi asam karena akumulasi keton dalam jaringan serta cairan tubuh)
yang dapat berujung kepada kematian.
Selain itu, semakin tinggi gula darah semakin kacau pula sistem penjagaan keseimbangan
cairan tubuh sehingga anak dehidrasi berat. Sangat rendahnya gula darah membuat anak
sesak napas. Umumnya, kasus diabetes tipe 1 pada anak di Jakarta diketahui karena kasus
emergensi tersebut. (to/snr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar