goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Salmonella Hambat Pertumbuhan Kanker Kulit

Bagi kalangan medis, nama Salmonella bukanlah nama yang asing. Bakteri
penyebab penyakit tifus ini, ternyata bermanfaat bahkan bisa membawa angin segar bagi para
penderita kanker, khususnya kanker kulit.
Adalah perusahaan farmasi Vion, Amerika Serikat yang menangkap peluang ini dengan
membuat mutan Salmonella typhimurium yang sudah diubah informasi genetiknya untuk
mereduksi infeksi dan membuat cara penanganan kanker yang baru, misalnya melanoma.
Seperti diketahui, melanola adalah bentuk serius kanker kulit yang beranak pinak di luar
permukaan kulit, sehingga membuat kulit menjadi peka terhadap sinar matahari.
Mengapa Salmonella? Karena, bakteri ini mempunyai sifat suka berkoloni dan berkembang
biak di dalam sel tumor. Oleh karena itu, bakteri ini dapat dimanfaatkan untuk menghambat
pertumbuhan tumor.
Salmonella memiliki spesifitas tinggi, mirip kerja antibodi klon tunggal guna menyerang
makrofaga. Sedangkan sel-sel melanoma adalah sel-sel mirip makrofaga. Dengan demekian,
sel melanoma adalah target empuk bagi Salmonella, terlebih bakteri ini dapat hidup dalam
kondisi aerob maupun anaerob, dengan atau tanpa oksigen.
Pada percobaan dengan hewan uji tikus, Salmonella mampu menemukan jalannya ke tumor-
tumor untuk bersarang. Menggunakan bakteri untuk terapi gen lebih baik ketimbang
menggunakan virus yang harus diinjeksikan ke tumor. Selain itu, Salmonella hasil rekayasa
juga dapat digunakan sebagai pengangkut gen berbagai antikanker. Pada terapi gen saat ini
vektor pembawanya adalah virus.
Meski mekanisme penurunan pertumbuhan tumor dengan metode ini masih belum jelas.
Dispekulasikan, bahwa banyak faktor yang mungkin menyumbang aktivitas anti-tumor.
Pertama, bakteri mensekresi protein yang mampu berinteraksi dan menyebabkan kematian
sel kanker. Kedua, bakteri menstimulasi sistem kekebalan tubuh yang mampu
menghancurkan sel-sel kanker yang terinfeksi. Ketiga, kompetisi antara sel-sel kanker dan
salmonella dalam memperebutkan oksigen dan makanan untuk pertumbuhan.
Sebenarnya, prinsip pengobatan kanker ada dua: Pertama, memberikan bahan sangat toksik
untuk sel kanker, sehingga mematikan sel kanker; Kedua, membuat sel kanker harus
berkompetisi dalam mendapatkan bahan nutrisi khusus yang diperlukan.
Meski demikian, prinsip manapun yang diambil diperlukan cara untuk membawa 'obat' secara
spesifik ke tempat sel kanker berada, sehingga sedikit mungkin membunuh atau menimbulkan
dampak buruk terhadap sel-sel sehat di sekelilingnya.
Sebelum ini digunakan 'guided missile' antara lain antibodi spesifik terhadap antigen kanker
yang digendongi obat antikanker, sehingga obat tersebut hanya berkerja pada sel kanker.
Sedangkan bakteri Salmonella dapat digunakan sebagai sarana untuk mengarahkan secara
spesifik mekanisme antikankernya ke sel kanker tertentu, karena ia sudah memiliki 'tropisma'
atau kegemaran kepada makrofag atau sejenisnya. Tentunya, dengan peran antibodi
Salmonella yang akan membawa salmonella kepada makrofag melalui proses opsonisasi.
Apabila salmonella tersebut sudah tidak diperlukan lagi, dapat dimusnakan dengan antibiotika.
Sekalipun demikian, tidak selalu mudah untuk mengikis habis salmonella, apalagi jika sudah
masuk ke dalam jaringan. Kemungkinan terjadinya 'toxic shock' masih tetap harus
diantisipasi, khususnya ketika memusnahkan salmonella dalam jumlah besar sekaligus. (to/ht)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar