goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Resep Awet Muda

Tak seorang pun bisa menghindari kodrat, yaitu menjadi tua. Tapi ilmu gizi dapat membantu
memperlambat proses penuaan. Apakah rahasianya?
Proses menjadi tua merupakan proses yang terjadi di dalam tubuh yang berjalan perlahan tapi
pasti, dimana terjadi penurunan fungsi tubuh secara berangsur. Penurunan fungsi ini meliputi
anatomi, biokimiawi, keseimbangan hormonal dan lain-lain. Akibat adanya proses menua ini
terdapat dua jenis usia, yaitu usia kronologis atau usia kalender dan usia biologis.
Usia kronologis adalah usia yang kita lihat dari kalender, sedang usia biologis dilihat dari
kondisi serta fungsi fisiologis jaringan tubuh. Usia biologis sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan. Dalam hal ini faktor gizi memegang peranan sangat penting.
Maka, meski usia kronologisnya sama, tapi usia biologis dapat berbeda antara satu orang
dengan yang lain. Hal itu tergantung kematangan (atau kemunduran) jaringan-jaringan
tubuh. Usia lanjut biologis dalam batas tertentu dapat diperlambat, antara lain dengan gizi,
namun tak dapat dicegah.
Banyak teori diajukan tentang terjadinya proses menua ini. Tapi yang pasti semua sel dalam
jaringan tubuh selalu mengalami pergantian dengan yang baru. Proses pergantian ini pada
usia muda jauh lebih cepat ketimbang saat usia tua.
Hampir semua jaringan tubuh mengalami pergantian teratur. Namun ada jaringan tertentu
dengan pergantian sangat lambat, seolah tidak mengalami pergantian sama sekali. Contohnya
adalah jaringan kollagen dan jaringan olastin, yang membuat tubuh elastis dan kenyal.
Keduanya termasuk jaringan ikat.
Dengan demikian, jaringan kollagen yang kita miliki merupakan jaringan yang sama dengan
saat kita masih bayi. Kondisi kemunduran jaringan kollagen seseorang sejalan dengan kondisi
kemunduran atau peningkatan usia biologis seseorang. Karena itu, jaringan inilah yang selalu
diperiksa untuk memastikan usia biologis seseorang, yang dikenal dengan sebutan indeks
kollagen.
Ada proses lain yang berpengaruh sangat besar pada kemunduran jaringan, akibat tidak
dipakai. Contohnya, otot tidak akan berkembang bahkan mengecil karena tidak dipergunakan.
Di sisi lain, bila jaringan atau organ terus dipakai atau dilatih, akan berkembang atau tumbuh
sesuai beban yang diterima.
Berbagai bukti menunjukkan, kemunduran jaringan pada kelompok usia lanjut lebih
diakibatkan karena tak dipergunakan daripada oleh proses menua itu sendiri. Maka latihan
fisik atau olahraga teratur dalam dapat mengurangi lajunya proses menua.
Menurut teori, biasanya orang-orang dengan taraf gizi rendah memiliki harapan hidup rendah
pula. Selain akibat proses penuaan yang cepat, juga karena penyakit infeksi. Dalam keadaan
begini, sering dijumpai orang dengan usia kronologis 40 tahun tapi usia biologis mencapai 60
tahun.
Di lain pihak, orang yang memiliki kelebihan gizi juga akan mengalami percepatan proses
menua. Contoh klasik kasus ini adalah pemain sumo Jepang. Para pemain sumo yang rata-
rata usia kronologisnya 23 tahun, usia biologis mereka mencapai 30 tahun. Bahkan di Jepang
yang harapan hidup rata-rata 80 tahun, pemain sumo hanya 50 tahun.
Dari penelitian terhadap tikus membuktikan, mengurangi sedikit makanan membuat panjang
umur. Penelitian terhadap komunitas panjang umur seperti penduduk Kaukasus di Georgia,
Vilcahamba di Equador dan Hunza di Himalaya membuktikan sama. Mereka mencapai usia
panjang karena memiliki nilai kalori rendah (di bawah 2000 kalori), banyak makan serat,
protein rendah tapi tidak kurang, dan rendah sekali konsumsi lemak jenuhnya.
Anda ingin memperlambat penuaan dan panjang umur?
Para ahli politik boleh sibuk menganalisa. Padahal rahasia kekuasaan dan panjangnya umur
Soeharto cuma satu. Ia selalu tersenyum dalam setiap penampilannya.
Bagi yang sudah nonton film Patch Adams, pernyataan di atas bukanlah omong kosong.
Senyum dan tertawa menjadi konsep dasar penyembuhan bagi tokoh bergelar Doktor
Kesehatan yang hingga kini masih hidup di West Virginia, Amerika Serikat.
Seperti terlihat dalam film, melalui senyum dan tawa, banyak pasien tua bangka dan kanak-
kanak berhasil disembuhkan, atau sembuh dengan sendirinya.
"Jika tersenyum, otak mereka mengeluarkan seretonin yang meningkatkan sistem kekebalan
tubuh mereka," sahut Patch Adams begitu kepergok dekan fakultas kedokteran tempat ia
kuliah, saat ia sedang mengajak bercanda para pasien di bangsal rumah sakit.
Pendapat Adams tentang senyum itu kemudian populer di dunia penyembuhan. Mengutip hasil
riset para ahli kesehatan, suatu saat majalah Psychology Today pernah menurunkan nasihat,
"Kalau Anda melihat seseorang tanpa senyum, berikan kepada mereka sedikit senyum yang
Anda miliki."
Alasan dari nasihat itu sama. Ketika seseorang tersenyum, betapapun sedang tidak
bahagianya orang tersebut, otak mereka akan mengeluarkan sejumlah zat kimia yang tak
hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tapi sekaligus juga memberi daya angkat bagi
kondisi psikologis seseorang. Suatu alat pengangkat beban jiwa, begitu kira-kira.
Lebih menakjubkan lagi, dari riset itu juga diketahui bahwa biar pun hanya diinstruksikan
menampilkan wajah yang tersenyum, seseorang akan memperoleh manfaat psikologis yang
sama dengan orang yang sungguh-sungguh tersenyum.
Dengan kata lain, meski hanya berpura-pura bahagia, tapi dengan senyuman orang dapat
membuat dirinya menjadi lebih sehat dan bahagia. Inilah yang membuat proses penuaan
seseorang menjadi terhambat.
Dikaitkan dengan mantan presiden Soeharto, memang belum sepenuhnya benar untuk
mengklaim bahwa rahasia umur dan kekuasaannya yang panjang hanya disebabkan oleh
senyuman. Satu hal yang jelas, Soeharto memang terbiasa memperlihatkan senyum dalam
setiap penampilannya, sampai sulit diinterpretasikan maknanya.
Dan lepas apakah senyuman itu tulus atau pura-pura, jika mengacu pada hasil riset para ahli
tadi, diketahui bahwa sistem kekebalan tubuh Soeharto selalu meningkat berkat senyuman
yang diperlihatkannya.
Manfaat yang diperoleh dari senyum, menurut para ahli, ternyata akan semakin berlipat
ganda bila ditambah dengan tawa. Sebagaimana diungkap Joan Coggin, M.D., seorang
kardiolog di University School of Medicine, Loma Linda, Amerika Serikat, kanak-kanak rata-
rata tertawa 400 kali dalam sehari. Sedang orang dewasa rata-rata hanya tertawa 15 kali saja
sehari.
Itu berarti manusia dewasa kehilangan 385 tawa seiring dengan bertambahnya umur.
"Padahal berbukti, tertawa bermanfaat bagi kesehatan," kata Coggin.
Merujuk hasil riset yang pernah ilakukannya, doktor bidang medis itu menjelaskan, tertawa
memberikan relaksasi dan mengurangi stres.
"Setelah meninggikan sampai jumlah tertentu tekanan darah dan irama jantung, tertawa
langsung menurunkannya lagi sehingga sensor-sensor perseptif meningkat dan menyebabkan
Anda sanggup menghadapi tugas dengan lebih baik," paparnya.
Dari riset yang lain, psikolog Alice M. Isen, h.D., dari Cornell University juga menyimpulkan,
mereka yang banyak menonton film komedi mampu secara lebih baik menemukan solusi
kreatif dalam memecahkan soal-soal 'puzzle'.
Sedang studi yang dilakukan William Fry, M.D., profesor dari Stanford University,
menunjukkan bahwa tertawa meningkatkan detak jantung dan memperbaiki sirkulasi di
jaringan otot yang membantu perjalanan nutrisi-nutrisi dan oksigen ke dalam jaringan tubuh.
Menurut para ahli itu, 20 menit terbahak-bahak tertawa, setingkat dengan lima menit aerobik
dalam gerakan mendayung. (to/snr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar