goresan hidup seorang biduan

Senin, 22 Maret 2010

Mengapa Atlet Mudah Cedera?

Bila anda penggemar olahraga, pasti sudah mahfum bila membaca berita
seorang atlet cedera. Tapi, apakah anda tahu bila penyebab cedera itu bermula dari makanan
yang tidak sehat dan kurangnya istirahat?
Idealnya, seorang atlet pasti jarang cedera saat sedang berlaga di lapangan. Karena, orang
awam pun pasti tahu yang namanya seorang atlet pasti selalu menjaga fisik dan kebugaran
tubuhnya sehingga tidak mudah cedera. Namun, kenyataan di lapangan sungguh berbeda,
seorang atlet tidak hanya rentan cedera. Bahkan, beberapa pemain bola malah meregang
nyawanya saat mereka sedang bertanding. padahal, kondisi fisik mereka sebelum bertanding
dinyatakan sehat dan bugar oleh tim medis, serta layak tanding.
Sejatinya, untuk menjaga agar fisik pemain tetap bugar tim medis klub harus pandai-pandai
menyiasatinya. Para atlet diberikan makanan yang sesuai dengan menu dan tidak boleh
menyantap makanan sembarang. Karena, itu bisa mempengaruhi kerja organ tubuh saat
berlaga di lapangan.
Buat seorang atlet dibutuhkan menu makanan yang memiliki kadar kalori antara 3500-5500
setiap hari. Di samping itu, para atlet harus menyantap makanan tiga kali sehari yang
memenuhi empat sehat lima sempurna.
Dalam hitungan medis untuk non-atlet,seseorang butuh kalori 24 x berat badan ideal.
Sementara untuk atlet 30% lebih banyak. Hanya saja, kadang aturan yang dibuat tim medis
acap mendapat kendala, terutama dari kedisiplinan pemain menjaga diet tubuhnya.
Problem paling krusial biasanya saat sebuah tim sepakbola menjalani partai tandang.
Pasalnya, pihak tempat atlet menginap sering tidak mau diajak kompromi untuk menyiapkan
menu sesuai keinginan klub. Kebanyakan hotel menyamakan dengan tamu-tamu lainnya.
Menu tidak sehat plus kurangnya waktu istirahat diduga sebagai penyebab meningkatnya
emosi dan kelelahan di lapangan. Hal ini dikarenakan kerja darah jadi tak normal dan
menganggu kerja saraf otak. Faktor inilah yang membuat kerja otak pemain tidak sesuai
dengan energi otot yang dikeluarkan.
Contoh yang paling tepat adalah tim besar seperti Real Madrid yang sedang melakukan tour
Asia, kendati niat utama dari tour itu hanya mengeruk dolar asia sebesar-besarnya dengan
memamerkan para bintang yang dimiliki klub elite Spanyol itu, tapi tidak pelak pemain juga
yang menjadi korbannya.
Klub sekelas Real Madrid tentu saja sangat memperhatikan kebugaran dan menu makanan
bagi para pemainnya dengan ketat. Hotel yang diinapi disodori surat pernyataan yang harus
ditandatangani yang isinya sanggup menyediakan seluruh kebutuhan pemain, manajer dan
para krew selama menginap.
Meski demikian ketatnya, para pemain pun tetap merasa kelelahan yang luar biasa, hal ini
disebabkan karena jadwal yang luar biasa padatnya dan isitirahat yang kurang memadai
sehingga menyebabkan para pemain loyo saat di lapangan.
Dalam kondisi normal, seorang atlet butuh 3500-5500 kalori per hari plus butuh minum tiga
sampai empat liter sehari. Meremehkan masalah ini bisa jadi atlet yang bersangkutan terkena
dehidrasi, lalu timbul keram dan kejang-kejang yang menjadi salah satu sinyal yang jelas
bahwa tubuh kekurangan cairan. Efeknya bisa ke ginjal. Biasanya ditandai dengan air seni
berwarna. Ini tentunya sangat berbahaya.
Akibat kelelahan dan gizi tidak sehat, cara kerja otak jadi tidak cepat. Atlet rentan jatuh dan
berimbas ke cedera-cedera yang diawali dengan benturan dan salah jatuh. Akibatnya, rafture
tendon mudan sobek. otot paha dan betis mudah lepas dan menimbulkan cedera hamstring.
Pergesekan tulang sendi engkel rentan terjadi, begitu juga dengan robeknya tendon archiles.
Semuanya, karena menu yang tidak sehat dan kurangnya istirahat. (to/go)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar