goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Baking Soda Atasi Serangan Asma Berat

Larutan infus dari sodium bikarbonat, atau yang dikenal dengan sebutan baking
soda, mampu untuk mengurangi sumbatan saluran nafas dan peningkatan keasaman cairan
tubuh pada anak-anak yang disebabkan karena serangan asma berat.
Pada saat terjadi gangguan aliran udara pada penderita asma, akan menyebabkan tingkat
keasaman dari cairan tubuh meningkat, yang disebut dengan Asidosis. Asidosis ini akan
mengakibatkan kurangnya kekuatan kontraksi jantung dan juga obat bronkodilator
(melebarkan saluran nafas bronkus), golongan beta agonis menjadi berkurang efeknya.
Penderita akan terlihat mempunyai nafas yang cepat dan dangkal.
Menurut penelitian yang dikumpulkan dalam Jurnal Chest April 2005, peneliti dari Belanda
melakukan analisa terhadap data dari 73 anak yang masuk ke ruang ICU rumah sakit Erasmus
MC-Sophia Children''s Hospital di Rotterdam, akibat serangan asma yang membahayakan
jiwa. Anak-anak tersebut diberikan infus sodium bikarbonat, disertai dengan perawatan rutin
dalam mengatasi gangguan pernafasannya.
Sebanyak 17 anak yang diberikan infus sodium bikarbonat, memperlihatkan penurunan
bermakna dari tingkat keasaman, dan 16 pasien mengalami perbaikan dalam gangguan
pernafasannya dan tingkat kesadaran. Dalam darah juga terlihat terjadi penurunan kadar
karbondioksida secara bermakna. Infus sodium bikarbonat diberikan pada 14 orang anak
sebagai usaha terakhir sebelum mereka diberikan alat bantu pernafasan (respirator).
Hasilnya, hanya satu orang saja yang tetap menggunakan ventilator. Tapi semua pasien
selamat.
Sebenarnya, pengobatan dengan sodium bikarbonat diketahui untuk melebarkan saluran nafas
bronkus yang menyempit dan memperbaiki respon dari obat bronkodilator, tapi sering
dihindari pemakaiannya oleh para dokter karena dikhawatirkan dapat meningkatkan tingkat
karbondioksida dalam darah.
Sementara itu, peneliti dari Universitas Michigan, Dr. William Bria mengatakan dari hasil
penelitiannya bahwa banyak penderita asma yang menderita kesulitan bernafas pada malam
hari. Namun, dengan pemberian terapi yang tepat terhadap kondisi tersebut dapat membantu
menangani masalah tersebut. Banyak di antara mereka yang menderita seperti itu, dan
selama ini kami selalu mengatakan masalah gangguan pernafasan di malam hari adalah hal
yang berbeda dan tidak ada kaitannya satu sama lain dengan penyakit asma yang mereka
derita.
"Sekarang kami menyadari bahwa ada kaitan satu sama lalin antara gangguan pernafasan
saat tidur di malam hari dengan penyakit asma yang mereka derita," kata Dr. William Bria
kepala unit yang menangani program saluran udara bagi penderita asma dari Universitas
Michigan.
Timnya, mempelajari hubungan gagnguan pernafasan saat tidur malam hari, dan telah
melakukan penelitian lebih lanjut dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada para
pasien penderita asma yang telah menerima sejumlah obat secara rutin namun masih
mengalami gangguan pernafasan terutama saat tidur malam hari. Dari 115 pasien yang diteliti
dan dipelajari pertkembangan kesehatannya sejauh ini sebagian besar di antaranya menderita
asma berat.
Dari hasil penelitian sebelumnya ditemukan 49 persen wanita dan 33 persen pria memilki
risiko tinggi terhadap gangguan pernafasan sewaktu tidur malam yang disebut sleep apnea.
Sleep apnea adalah kondisi dimana terjadi berhentinya kegiatan bernafas untuk beberapa
waktu singkat pada saat seseorang sedang dalam keadaan tidur malam.
"Hal itu memperlihatkan kepada kita bahwa lebih banyak penderita asma yang harus diselidiki
dan diamati kebiasaan tidurnya, Pada saat pasien menderita asma maka dokter mereka harus
lebih memberikan perhatian apakah mereka sudah cukup banyak menghisap alat bantu
pernafasan (inhaler) mereka (obat asma dalam tabung yang harus digunakan setiap hari
dengan dosis yang telah ditentukan)," kata Bria.
Sleep apnea dapat ditanggulangi dengan pemberian dosis obat alat bantu terutama dengan
menggunakan masker inhalasi. Bria mengatakan Universitas Michigan juga melakukan
penelitian terhadap pasien asma yang akut namun memperoleh peningkatan kesehatan
dengan alat bantu pernafasan dan mengatakan hasil awal therapi cara itu sangat menjanjikan.
Dari hasil penelitian tersebut juga ditemukan 55 persen dari pasien asma mengatakan mereka
mengalami rasa kantuk di siang hari akibat dari sleep apnea.
Bria menjelaskan, ia yakin bahwa kedua kondisi berkaitan dengan reaksi tubuh yang
mengalami inflamasi. Hasil akhir yang didapat dari jawaban atas deretan pertanyaan yang
diajukan kepada pasien yang ditangani Universitas Michigan akan dibawa ke petermuan
masyarakat Thorax Amerika di San Diego yang akan dilaksanakan dalam waktu mendatang
tahun ini juga. (to/is)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar