goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Cara Lain Mengatasi Kegemukan

Masalah kegemukan atau obesitas terus menjadi bahan kajian ilmiah. Tapi, ada
makanan tradisonil yang mampu menurunkan berat badan dengan cepat dan tanpa efek
sampingan sampingan. Yaitu, touchi.
Bermula dari temuan seorang ahli gizi yang meneliti sejenis protein dari kacang-kacangan.
Protein itu telah berhasil diisolasi dan diberi nama phaseolamin. Protein ini diketahui mampu
mengikat dan menghambat kerja enzim amilase sehingga pemecahan pati (karbohidrat)
menjadi komponen yang lebih kecil dapat ditekan. Temuan penting ini menjadi perhatian ahli
gizi, terutama dikaitkan dengan dampaknya terhadap kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
Dalam Journal of Nutrition (2001) peneliti Jepang tertarik untuk mengamati touchi, yaitu
makanan tradisional yang telah dikonsumsi sejak lama oleh masyarakat China. Touchi dibuat
dari kedelai yang difermentasi dengan mikro-organisme Aspergillus sp. Dalam penelitian
tersebut diketahui bahwa touchi mampu menghambat kerja enzim glukosidase. Enzim ini
bertanggung jawab dalam pemecahan glukosa pada tahap akhir di usus halus.
Ketika seseorang mengkonsumsi pangan sumber karbohidrat seperti nasi, jagung, umbi-
umbian, dan sagu, maka proses pencernaannya diawali di mulut. Air liur atau Saliva adalah
enzim pertama di mulut yang memulai kerjanya memecah karbohidrat. Enzim berikutnya yang
membantu adalah amilase yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas.
Hasil dari kerja enzim ini terbentuklah karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu oligosakarida
dan disakarida. Maltosa dan sukrosa (disakarida) akan memasuki saluran cerna berikutnya
dan dipecah oleh enzim glukosidase menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa) untuk
kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
Dengan kemampuannya menghambat aktivitas glukosidae, maka ekstrak touchi akan
mengurangi laju pencernaan dan penyerapan maltosa dan sukrosa di usus halus sehingga
glukosa darah dan insulin juga tak bakal melonjak tinggi. Mekanisme kontrol terhadap gula
darah sebagaimana ditunjukkan oleh ekstrak touchi ini telah dibuktikan pada hewan
percobaan maupun pada manusia, dan menjadi salah satu alternatif dari upaya terapeutik
bagi orang-orang dengan kadar gula abnormal.
Kombinasi ekstrak dari kidney beans dan kedelai akan menghasilkan carbohydrate blocker
yang lebih efisien karena komponen ini melakukan penghambatan pemecahan karbohidrat
pada dua fase, yaitu fase pemecahan polisakarida menjadi disakarida dan fase disakarida
menjadi monosakarida. Dengan mengurangi laju pemecahan karbohidrat, maka seseorang
akan lebih lama merasa kenyang dan tidak tergoda untuk makan atau ngemil dalam rentang
waktu yang pendek.
Kemampuan carbohydrate blocker untuk mencegah naiknya kadar insulin dapat berdampak
positif bagi kesehatan. Sebagaimana diketahui bahwa deposisi lemak tubuh lebih mudah
terjadi dengan adanya insulin. Insulin sesungguhnya juga akan mengurangi kemampuan
tubuh untuk memetabolisme lemak sehingga lemak menjadi kurang tercerna dengan baik.
Istilah carbohydrate blocker mungkin agak membingungkan. Kalau benar sifatnya memblokir
(blocking), tubuh akan kekurangan karbohidrat sebagai salah satu gizi penting penghasil
energi. Namun, bila kenyataannya hanya menurunkan laju pencernaan karbohidrat, hal ini
yang mungkin diinginkan bagi orang-orang tertentu seperti penderita obesitas.
Dalam uji coba laboratorium diketahui bahwa carbohydrate blocker ada yang mampu
mencegah pemecahan kabohidrat senilai 1.600 kalori. Dalam tubuh manusia yang sistem
kerjanya lebih kompleks diperkirakan karbohidrat akan dihambat pemecahannya hanya
sebesar 500 kalori.
Sistem pencernaan dalam tubuh manusia melibatkan unsur yang beraneka ragam, seperti
enzim-enzim pemecah karbohidrat, lemak maupun protein. Selain itu, orang biasanya
mengkonsumsi lebih dari satu jenis makanan dan bukan hanya karbohidrat. Sekali makan,
seseorang memasukan bermacam-macam gizi maupun non gizi ke dalam tubuh termasuk
serat.
Bagi orang-orang yang sedang mengikuti pengobatan dengan insulin hendaknya tidak
mengkonsumsi carbohydrate blocker karena akan mengurangi efektivitas pengobatan yang
sedang dijalankan. Carbohydrate blocker bertindak seperti senyawa antihiperglisemik.
Pada orang yang sehat pemecahan karbohidrat dapat berjalan dengan normal dan efisien
sampai diperoleh hasil akhir, yakni monosakarida yang kemudian diserap di usus halus.
Keseimbangan konsumsi sehari-hari akan menyebabkan karbohidrat yang telah dipecah ini
dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber energi tubuh.
Namun, sebagian orang terkadang mengkonsumsi karbohidrat terlalu banyak dan ini dijadikan
sebagai pola makan sehari-hari. Pada akhirnya orang-orang yang biasa makan banyak ini
ibarat menabung kalori yang kemudian dikonversi dalam bentuk perlemakan tubuh dan
muncullah masalah kegemukan.
Di zaman modern ini, selera makan semakin dimanjakan. Tanpa pemahaman yang baik
tentang pola makan seimbang, maka makanan akan menjadi pemicu kegemukan dan
mendorong munculnya berbagai penyakit.
Di negara-negara yang sudah makmur, pola makan tak seimbang dicirikan terutama oleh
kontribusi lemak dan gula yang tinggi. Lemak umumnya diperoleh dari pangan hewani dan
produk turunannya yang secara relatif dianggap murah bagi mereka yang hidup
berkecukupan. Pangan tinggi gula (yang sekaligus tinggi kalori) diperoleh dan dikonsumsi
dalam bentuk biskuit, cokelat, es krim, dan produk snack lainnya.
Amerika adalah negara dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sangat baik. Konsumsi
makanan mereka umumnya telah memenuhi bahkan melebihi standar gizi. Itu sebabnya
populasi orang gemuk kini merebak di Amerika.
Orang Amerika mengkonsumsi produk pangan hewani dalam jumlah besar. Mereka bisa
minum susu setiap hari, makan telur 314 butir setiap tahun (catatan: orang Indonesia hanya
makan telur 50 butir setahun), dan banyak makan daging. Kita dengan mudah menjumpai
restoran steak di setiap kota di Amerika. Porsi steak di setiap kota di Amerika. Porsi steak
umumnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan akan protein hewani menurut
kaidah gizi.
Bagi orang Amerika, kegemukan saat ini sudah menjadi masalah serius. Banyak kematian
yang menimpa orang Amerika terkait dengan masalah berat badan. Saat ini 50 persen orang
dewasa di Amerika tergolong dalam kategori overweight/obes.
Kalau dicermati secara lebih teliti, masyarakat Amerika yang mengalami kegemukan saat ini
berjumlah dua kali lipat dibandingkan pada tahun 1960-an. Bahkan, di salah satu negara
bagian sudah ada upaya untuk menambah ukuran peti mati karena peti mati normal sudah
tidak lagi mampu memuat jenazah orang Amerika yang semakin gemuk.
Kita yang hidup di negara sedang berkembang dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi
negara yang semakin makmur hendaknya bercermin dari kesalahan yang dibuat oleh
masyarakat di negara maju dalam hal pola makan. Pemahaman tentang gizi seimbang disertai
dengan aktivitas fisik yang memadai akan menjadi kunci untuk menjadi bangsa yang sehat.
Kegemukan bukan hanya masalah estetika, tetapi telah menjelma menjadi masalah kesehatan
yang serius dan berakibat fatal apabila tidak dihindari. (to/kmp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar