goresan hidup seorang biduan

Sabtu, 20 Maret 2010

Hindari Konsumsi Vitamin Saat Puasa

eramuslim - Puasa memang membuat tubuh lemas karena asupan makanan ke dalam tubuh
berkurang. Namun, mengganti asupan yang kurang tersebut dengan mengkomsumsi vitamin
bukanlah cara yagn bijak. Karena bisa merusak metabolisme tubuh.
Pada hakekatnya, tubuh manusia secara otomatis telah mampu beradaptasi dengan berbagai
keadaan. Saat menjalani ibadah puasa misalnya, di mana kondisi fisik terasa lemas karena
asupan zat makanan berkurang, secara alami zat makanan yang berkurang itu telah diganti
dengan cadangan lemak yang ada dalam tubuh untuk dijadikan energi. Jadi, jika ada yang
merasa terlalu lemas, itu hanya sugesti dan besifat mengada-ada.
Ditinjau dari segi nutrisi, kebutuhan kalori pada tiap orang-orang pasti berbeda-beda. Pada
umumnya, kebutuhan kalori untuk pria 2100 kalori, lebih besar dari kebutuhan kalori wanita
yang hanya 1900 kalori. Semua itu bisa diperoleh dari menu makanan yang bervariasi sesuai
dengan anjuran empat sehat lima sempurna.
Konon menu makanan yang baik itu terdiri atas 50% karbohidrat, 25% lemak, 10 - 15%
protein, dan vitamin serta mineral sesuai dengan gizi yang dianjurkan. Lewat komposisi
makanan seperti itu, praktis vitamin-vitamin yang dibutuhkan bisa tercukupi.
Namun, di saat puasa memang ada kecenderungan nafsu makan agak berkurang, lebih-lebih
saat sahur. Soalnya, mata masih terasa berat atau mengantuk saat hendak menikmati santap
sahur. Maka, tak heran jika banyak orang lalu menelan vitamin untuk memenuhi kebutuhan
tubuh akan zat itu. Untuk itu perlu diingat, jangan menelan vitamin sembarangan. Sebaiknya,
konsultasikan dulu ke dokter. Vitamin itu bukan sebagai makanan pengganti (subtitusi). Yang
penting, kita harus makan yang sehat sehingga kebutuhan akan vitamin tercukupi lewat
makanan yang bervariasi.
Sangat dianjurkan agar berkonsultasi ke dokter apabila masih akan mempergunakan vitamin.
Karena orang awam tidak tahu berapa kebutuhan dirinya akan vitamin dan mineral. Sebab,
ada vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, serta K, yang jika
dikonsumsi berlebihan akan tersimpan dalam tubuh dan ini justru bisa berbahaya bagi
metabolisme tubuh. Kalaupun ingin minum vitamin, ada jalan yang agak aman untuk
ditempuh: pilih yang mengandung berbagai zat (multivitamin). Kalau membeli vitamin yang
komposisinya terdiri atas satu zat saja, dosisnya bisa beberapa kali lipat dari yang dibutuhkan.
Makanan alami tentu saja lebih aman. Karbohidrat bisa diperoleh dari nasi, kentang, mi,
jagung, dan lainnya yang biasanya dijadikan menu makanan pokok. Sementara sumber
protein ditemukan dalam makanan seperti daging, ikan, tempe, tahu, ayam, dan sebagainya.
Sedangkan sumber vitamin dan mineral ada pada sayuran, buah-buahan berwarna kuning,
hijau tua, atau merah. Pada waktu berbuka puasa dianjurkan untuk makan secara bertahap
dan yang disantap sebaiknya yang ringan dahulu. Maksudnya agar lambung bisa menampung
makanan yang kapasitasnya meningkat secara perlahan-lahan. Selain itu ada baiknya tidak
mengkonsumsi makanan yang memiliki keasaman tinggi seperti cuka. Ini karena pada awal-
awal puasa peningkatan asam lambung saat mendekati berbuka cukup tinggi. Namun itu
semua akan berjalan normal pada hari-hari selanjutnya.
Pada dasarnya lambung manusia itu kuat. Walaupun tidak terisi makanan dalam waktu relatif
lama, tidak akan terjadi iritasi pada lambung. Namun, penyebab iritasi biasanya akibat
kebiasaan makan yang tidak teratur, makan terlalu banyak atau sedikit secara mendadak,
mengkonsumsi makanan yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi, adanya zat kimia
tertentu atau racun pada makanan, faktor alergi makanan, kebiasaan merokok, minum
alkohol, infeksi bakteri, atau virus. Makan obat tertentu, stres, atau gangguan hormon pada
saat haid dapat juga memicu meningkatnya kadar asam lambung. (to/snr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar