goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Gagah Tapi Loyo

Sering kali, jika melihat laki-laki berpostur tegap dan gagah pastilah ia sehat
dan macho. Padahal, gagah tidak identik dengan sehat. Bahkan, tak jarang yang terlihat
gagah, ternyata, tidak jantan alias loyo.
Kejantanan memang tidak mengenal bentuk atau postur tubuh. Kurus, gemuk, tegap atau
bongkok akan tetap dikatakan jantan bila tidak mempunyai masalah dalam pembuluh darah
tubuhnya, khususnya pembuluh yang berada di daerah kelaki-lakiannya.
Sayangnya, kaum laki-laki, jika mengetahui ada masalah dengan kejantanannya enggan
konsultasi dengan dokter ahli, mereka cenderung mencari jalan pintas dengan mengkonsumsi
berbagai jenis obat, jamu dan lain-lain yang dianggap bisa mengembalikan fungsi
kelakiannya.
Harus diakui, jamu memang makin populer. Khususnya jamu bugar. Segmen mana
sebenarnya yang diserbu ramuan-ramuan obat kuat ala Herkules ini? Melihat produk yang
beredar di pasar dan dominan diproduksi pabrik-pabrik jamu raksasa, tampaknya pria lebih
dimanja. Apakah itu karena pria dianggap sebagai makhluk yang bekerja paling keras di muka
bumi ini, sehingga gampang kehilangan kekuatan dan keperkasaannya?
Sebelum terjebak pada pro dan kontra, ada baiknya menyimak hasil survei CIC tahun lalu.
Konon, penelitian yang melibatkan sekitar 60 juta pria dewasa itu mencatat 10% (6 jutaan
orang) menderita "loyo di ranjang". Selain itu, antara 10 - 15% pria menikah diduga
mengalami disfungsi ereksi, sedangkan yang mengalami ejakulasi dini mencapai 20 - 30%.
Dahsyatnya angka itu belum termasuk para bujangan yang tidak termasuk dalam objek
penelitian, tetapi mengalami gangguan keperkasaan. Makanya, enggak usah heran jika jamu-
jamu penjaga stamina, atau apa pun namanya, lebih banyak ditujukan buat kaum Adam.
Karena memang ada pasar yang sangat besar di sana. Apalagi harga jamu relatif lebih murah
ketimbang obat kuat konvensional, bahkan dari energy drink sekalipun.
Padahal, apa yang dikonsumsi tersebut, belum tentu bisa mengembalikan fungsinya sebagai
laki-laki, karena apa yang terkandung dalam obat dan jamu-jamuan sarat dengan unsur
kimiawi yang justru bisa lebih menyempitkan atau menghambat aliran dalam pembuluh darah.
Akibatnya pun bisa fatal.
Dalam istilah umum, pembuluh artinya saluran untuk membawa sesuatu. Layaknya pipa
ledeng yang membawa air dari perusahaan air minum ke rumah-rumah penduduk, pembuluh
darah adalah saluran yang berfungsi untuk membawa darah ke seluruh tubuh.
Itu artinya, pembuluh darah ada di seluruh bagian tubuh kita. Darah mengalir terus-menerus
dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung lagi. Inilah yang disebut sirkulasi.
Pembuluh darah adalah organ yang sangat kecil. Pembuluh darah halus biasanya bergaris
tengah 4-5 mikrometer. Satu mikrometer sama dengan seperseribu milimeter atau 0,000039
inci. Walaupun begitu kecil organ ini memegang peran penting. Ia mengangkut darah yang
membawa oksigen dan makanan ke seluruh sel-sel tubuh.
Bila pembuluh darah arteri diibaratkan selang air plastik, dalam keadaan normal selang akan
mengembang ketika volume cairan yang melaluinya bertambah. Jika bagian dalamnya
menyempit lantaran banyak lumut atau kerak selang menjadi kurang elastis. Aliran air yang
melewatinya bakal terhambát. Tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan air pun bertambah
tinggi.
Kalau hal serupa terjadi pada pembuluh darah arteri, saluran ini akan menjadi kaku. Volume
darah yang bisa melewatinya berkurang, Akibatnya, zat gizi dan oksigen yang dibawa darah
ke seluruh tubuh akan terhambat. Itulah yang terjadi pada penderita aterosklerosis.
Aterosklerosis atau arteriosklerosis adalah keadaan tidak elastisnya pembuluh drah arteri.
Akibatnya, pembuluh darah jadi keras dan sempit.
Ada tiga perubahan dasar yang menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Pertama, pembuluh
darah arteri kehilangan elastisitas karena serabut-serabut elastis pada dindingnya mengalami
degenerasi.
Kedua, pembuluh arteri menjadi kaki akibat menumpuknya kerak garam-garam mineral pada
dindingnya. Ketiga, pembuluh darah arteri menyempit akibat pembentukan jaringan baru atau
pengendapan lemak dan kolesterol pada permukaan dindingnya.
Secara umum, pengerasan arteri ini tidak menunjukkan gejala. Namun, bila terjadi di
sebagian besar pembuluh arteri, penderita tidak akan mampu lagi melakukan pekerjaan
seperti semula. Jika aterosklerosis terjadi pada tangan atau kaki, anggota badan tersebut
akan mati rasa (gangrene) yang lama kelamaan dapat berkembang menjadi lumpuh.
Seringkali aterosklerosis menyerang pembuluh darah arteri yang memasok darah ke otak.
Akibatnya, tekanan darah ke pembuluh otak meningkat. Bila kondisi ini terus berlangsung,
pembuluh bisa pecah atau robek. Dan terjadilah stroke.
Kalau hal yang sama terjadi pada pembuluh arteri koroner yang memasok darah ke jantung,
terjadilah serangan jantung. Pada kasus diabetes, plak ini sangat mungkin terjadi akibat
tingginya kadar gula darah dalam pembuluh.
Keadaan ini mengakibatkan rusaknya pembuluh darah yang diawali dengan proses
penyempitan, lalu penebalan, kaku, pembuluh menjadi rapuh dan mudah bocor atau pecah.
Banyaknya plak pada pembuluh darah tidak hanya mengakibatkan beberapa macam penyakit
degeneratif. Akibat lanjutannya bisa berupa gangguan fungsi seksual seperti disfungsi ereksi
(DE) atau gangguan bangkitan seksual dan dorongan seksual (hilangnya gairah seksual).
Salah satu faktor fisik penyebab DE pada pria adalah masalah arterial, tepatnya akibat
aterosklerosis. Aterosklerosis sering menghambat aliran darah dari pembuluh arteri yang
berasal dari aorta ke arteri alat kelamin pria. Akibatnya, alat kelamin itu kekurangan darah
(iskemia) dan oksigen. Padahal, untuk bisa ereksi diperlukan aliran darah yang cukup ke
organ vital kai-laki tersebut. (to/int/snr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar