goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Parasetamol Dapat Merusak Paru-Paru

Parasetamol memang sangat manjur untuk menghilangkan rasa sakit kepala,
pusing atau demam. Tapi, dibalik keampuhannya tersebut, ternyata menyimpan bahaya yang
cukup besar yakni dapat menurunkan fungsi paru-paru.
Hampir setiap obat sakit kepala dan demam yang dijual secara bebas pasti mengandung
parasetamol, hanya saja kadarnya yang berbeda. Memang diakui, parasetamol terbukti sangat
efektif untuk menghilang rasa nyeri dalam waktu singkat.
Meski demikian, jangan gunakan obat ini secara rutin. Apalagi bagi penderita penyakit asma
dan penyakit paru obstruktif menahun atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD).
Karena, bila obat ini digunakan setiap hari, dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru.
Hasil ini berdasarkan data survei yang dikumpulkan oleh 'Third National Health and Nutrition
Examination Survey' dari tahun 1988-1994 pada sekitar 13.500 orang dewasa di Amerika
Serikat. Mereka semua memberikan informasi akan obat yang dipakai yaitu Aspirin
Parasetamol dan Ibuprofen.
Dari data survey ini terlihat bahwa mereka yang menggunakan obat Parasetamol, mengalami
resiko untuk menderita Asma dan COPD yang lebih tinggi. Dan pada penggunaan Parasetamol
rutin setiap hari atau penggunaan lebih besar, dihubungkan dengan terjadi penurunan dari
fungsi paru. Sedang pada obat Aspirin dan Ibuprofen, tidak terlihat adanya gangguan dari
paru.
Penelitian yang dilakukan pada hewan, dosis tinggi dari Parasetamol akan menurunkan kadar
dari salah satu antioksidan yang penting, yaitu Glutathion, yang ada pada jaringan paru. Jadi,
kemungkinan gangguan paru yang terjadi akibat pemakaian rutin Parasetamol disebabkan
karena terjadi penurunan Glutathion, yang menyebabkan peningkatan resiko dari kerusakan
jaringan paru dan peningkatan dari penyakit pernafasan. Penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya, yang menyatakan bahwa penggunaan Parasetamol dapat meningkatkan resiko
yang berat bagi penderita asma.
Bahaya Parasetamol atau yang disebut juga Asetaminofen, ternyata tidak hanya menyerang
paru-paru saja, termasuk juga ginjal bila digunakan dalam waktu yang lama. Kebiasaan
menggunakan Parasetamol, terutama bagi kaum wanita untuk menghilangkan nyeri seperti
pada saat haid, dinilai sangat membahayakan. Penelitian ini dilakukan terhadap 1.700 wanita
yang diteliti selama lebih dari 11 tahun, yang mengalami penurunan fungsi filtrasi ginjal
sebesar 30 persen. Dari penelitian terlihat bahwa wanita yang mengkonsumsi Parasetamol
sebanyak 1.500 - 9.000 butir selama hidupnya, berisiko untuk mengalami gangguan ginjal
sebesar 64 persen.
Sedangkan untuk mereka yang mengkonsumsi lebih dari 9.000 tablet, risiko ini meningkat
hingga dua kali lipat. Tapi penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara
gangguan fungsi ginjal dengan Aspirin atau obat pereda nyeri/inflamasi lainnya seperti
golongan anti inflamasi non-steroid. Penelitian ini bukan untuk menghentikan penggunaan
Parasetamol. Tapi untuk berhati-hati dalam menggunakannya untuk jangka panjang. Selain
itu bagi para peneliti, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan pengobatan lain
dalam mengatasi rasa nyeri, yang tidak berbahaya bila digunakan untuk waktu yang lama.
(to/is)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar