goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Cokelat, Penyehat Jantung

Aneh mungkin bila dikatakan cokelat bisa menyehatkan jantung, apalagi bila
dikaitkan bahwa cokelat mengandung banyak lemak yang sering dituduh menjadi biang
obesitas dan penyakit jantung. Cokelat memang sarat lemak sehingga tinggi energi (kalori).
Seratus gram cokelat manis atau semimanis memasok energi kira-kira 470-528 kilo kalori
sebab mengandung lemak sebesar 40-53 persen. Sementara kakao (bubuk biji cokelat)
menyediakan energi sekitar 215-300 kilo kalori per 100 g, tergantung pada jumlah lemaknya.
Namun, cokelat bukan hanya terdiri dari lemak. Ia mengandung pula karbohidrat dan protein,
serta mineral seperti zat besi, fosfor, kalium, krom, magnesium, dalam kadar yang signifikan.
Cokelat pun mengandung teobromin dan kafein- senyawa-senyawa yang bekerja di pusat
saraf-yang dalam jumlah tertentu dapat "mengangkat" mood.
Begitu melekatnya rasa lezat dan manis pada cokelat membuat orang mungkin "melupakan"
rasa dasar cokelat, yaitu pahit. (Padahal, kata cokelat memiliki arti air yang pahit; berasal dari
kata xocolatl, yang diambil dari bahasa suku bangsa Aztec di Amerika Selatan.)
Rasa pahit yang terdapat pada cokelat berkaitan dengan komponen kimia yang dimilikinya,
flavonoid. Flavonoid memainkan peran penting sebagai pigmen pewarna alami, senyawa
pemberi cita rasa dan pelindung dari kerusakan akibat oksidasi. Adanya flavonoid dalam
cokelat dapat mencegah lemak cokelat mengalami ketengikan sehingga mengurangi
kebutuhan akan penambahan bahan pengawet dari luar.
Penelitian mutakhir yang dilaporkan oleh Mary B Engler PhD dari University of California, San
Francisco, Amerika Serikat, dan 10 koleganya (2004) memperlihatkan bahwa konsumsi
cokelat, tepatnya dark chocolate yang sarat flavonoid, dapat menyehatkan jantung. Itu
ditandai dengan adanya perbaikan fungsi endotel (lapisan sel gepeng yang melapisi
permukaan dalam pembuluh darah, pembuluh limfa dan rongga tubuh).
Efek memberikan perlindungan spesifik pada jantung yang dianggap berasal dari flavonoid
cokelat meliputi mencegah oksidasi kolesterol LDL (kerap disebut kolesterol "jahat" karena
berdampak buruk untuk jantung) serta menghambat aktivasi dan agregasi platelet (partikel
darah yang terlibat dalam penggumpalan darah). Selanjutnya, peningkatan kapasitas
"antioksidan" plasma dan penurunan produk-produk oksidasi plasma berhubungan dengan
peningkatan konsentrasi epicatechin.
Antioksidan adalah zat pencegah oksigen bergabung dengan zat lain untuk menimbulkan
kerusakan pada sel-sel tubuh. Di dalam darah, antioksidan akan membersihkan "radikal
bebas", yakni molekul kecil reaktif penyebab kerusakan tubuh, yang dapat memicu terjadinya
penyakit serius, seperti penyakit jantung dan kanker.
Dr Mary dkk melakukan riset pada 21 orang sehat dengan desain studi yang baik-randomized,
double-blind, placebo-controlled. Ke-21 subyek terdiri dari 11 laki-laki dan 10 perempuan
berumur 21-55 tahun yang berberat badan ideal, tidak merokok, bukan vegetarian, tak
menjalankan aktivitas fisik ekstrem, tidak berpenyakit jantung, diabetes, hiperlipidemia,
gangguan tiroid. Bagi yang perempuan tak sedang hamil.
Subyek-subyek ini secara acak (random) dibagi menjadi dua grup. Grup I terdiri dari 6 laki-
laki dan 5 perempuan, diminta mengonsumsi dark chocolate bars tinggi-flavonoid (213 mg
procyanidin, 46 mg epicatechin). Sementara grup II terdiri dari 5 laki-laki dan 5 perempuan,
diminta mengonsumsi dark chocolate bars rendah-flavonoid (sangat sedikit procyanidin dan
epicatechin) masing-masing sebanyak 46 gram setiap hari selama periode 2 minggu lebih.
Para subyek diminta untuk tetap menerapkan pola makan yang biasa dikonsumsi sehari- hari
dan tidak mengonsumsi makanan dan minuman kaya- flavonoid (daftar disediakan untuk
subyek), minuman alkohol, suplemen vitamin, dan obat-obat non-steroid anti-inflamasi dua
hari sebelum tiap kunjungan (baseline dan 2 minggu kemudian).
Hasilnya, subyek yang mengonsumsi dark chocolate sarat-flavonoid mengalami perbaikan
fungsi endotel dibandingkan dengan subyek yang mengonsumsi dark chocolate rendah-
flavonoid. Setelah dua minggu, konsentrasi epicatechin plasma dalam kelompok tinggi-
flavonoid meningkat nyata sekali (204,4 + 18,5 nmol/L), tetapi tidak pada kelompok rendah-
flavonoid (17,5 + 9 nmal/L).
Ini merupakan percobaan klinis pertama yang menunjukkan perbaikan fungsi endotel orang
sehat yang mengikuti konsumsi jangka-pendek dark chocolate tinggi-flavonoid. Perbaikan di
atas berkaitan dengan peningkatan konsentrasi epicatechin plasma.
Beberapa studi terdahulu mengungkapkan, cokelat menyediakan antioksidan pada kadar amat
tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh University of Scranton, AS, menunjukkan bahwa
kemampuan antioksidan dalam cokelat relatif sangat tinggi dibandingkan dengan dalam
makanan dan minuman lain, seperti teh, wine-hasil fermentasi buah anggur-merah, kismis,
stroberi, bayam.
Di antara produk-produk cokelat, antioksidan dark chocolate menduduki peringkat paling atas,
diikuti oleh cokelat susu. Dark chocolate mengandung antioksidan flavonoid kira-kira 8,5 kali
kandungan antioksidan flavonoid stroberi, yang menduduki peringkat tinggi di antara buah-
buahan.
Bukti bahwa cokelat merupakan antioksidan kuat untuk mencegah oksidasi kolesterol-LDL
sudah dilaporkan pada riset sebelumnya. Studi yang dilakukan Andrew L Waterhouse PhD dkk
dari Department of Viticulture and Enology, University of California, Davis, AS,
mengungkapkan, cokelat dapat menghambat oksidasi kolesterol-LDL sebesar 75 persen.
Sebagai perbandingan, pada dosis yang sama, wine merah dilaporkan menghambat oksidasi
kolesterol-LDL lebih rendah, yaitu sebesar 37-65 persen.
Temuan di atas merupakan kabar gembira bagi para penggemar berat cokelat, khususnya
kaum perempuan, serta anak- anak dan remaja, yang lebih menyukai cokelat daripada teh.
Perempuan-perempuan yang sulit membatasi konsumsi cokelatnya, tetapi khawatir
kesehatannya akan terganggu, kini dapat sedikit terhibur karena cokelat pun menyediakan
antioksidan top. Apalagi, bila lebih memilih makan cokelat berisi potongan-potongan buah,
seperti kismis, stroberi, jeruk, atau anggur; paduan nikmat sekaligus sehat.(to/kmp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar