goresan hidup seorang biduan

Kamis, 29 September 2011

Pintu Kebaikan

Segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Besar karunia-Nya, shalawat serta salam kepada makhluk-Nya yang paling Mulia, pemimpin kita, Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya dan sahabatnya.
Al-Hafiz Ibnu Rajab -semoga Allah merahmatinya- dalam pembukaan kitab-nya: “At-Takhwif minannar“ (Menumbuhkan rasa takut terhadap api neraka) menyatakan tentang sebab dia mengarang kitab tersebut : “Supaya -atas kehendak Allah- menjadi peghalang bagi jiwa dari kesesatan dan kerusakan, serta menjadi pendorong baginya untuk segera menggapai kesuksesan dan petunjuk. Sesungguhnya jiwa-jiwa manusia terutama pada zaman sekarang ini telah diliputi perasaan malas dan santai serta menuruti hawa nafsunya dan dibuai angan-angan kepada Allah. Dan hawa nafsu itu tidak akan meninggalkan hati kecuali dengan dua cara : Rasa takut (kepada Allah) dan rindu (kepada-Nya)“ )
Dari bab inilah -bab tentang kerinduan kepada-Nya- kami susun untuk anda akhi muslim tercinta sebuah kitab kecil yang mengandung hadits-hadits pilihan dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam. Hadits-hadits yang shahih ini menunjukkan pintu-pintu pahala dan amal shaleh beserta keutamaannya, agar anda dapat bangkit dari kelalaian dan mengusir debu kemalasan serta sikap santai, langkah semakin terdorong untuk mencari ridho Allah, sehingga anda akan mendapatkan cinta-Nya dan masuk ke dalam syurga-Nya.
Hadits-hadits tersebut juga memuat tentang penghapus-penghapus (kaffarat) kesalahan yang dengannya Allah ta’ala menghapuskan dosa-dosa, agar diketahui bahwa Allah ta’ala Maha Belas Kasih, suka memberikan ampunan bagi dosa-dosa hamba-Nya yang lalai, pintu-pintu rahmat-Nya dan ampunan-Nya selalu terbuka untuk mereka, diberikannya seribu satu jalan untuk mereka dan dimudahkan jalan untuk bertaubat supaya mereka bersedia untuk kembali (kepada jalan Allah).
Maka marilah akhi muslim -semoga Allah memberikan taufiq kepada anda- kita mencari ilmu dan beramal shaleh, moga-moga anda termasuk orang-orang yang mendapatkan naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya ditempat dimana terdapat orang yang kita cintai Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya.
Sebelum saya memulai, ingin saya sampaikan terlebih dahulu bahwa hadits-hadits yang saya kutip dikumpulkan dari beberapa kitab, yaitu : Shahih Bukhori, Shahih Muslim, ditambah dengan Shahih Ibnu Majah, Turmuzi, Nasa’i, Abu Daud, At-Targhib wa At-Tarhib dan Shahih Jami’ Ash-Shagir yang telah dikoreksi oleh Syaikh Al Albani -semoga Allah merahmatinya-, saya juga mengambil dari kitab “Amal Shaleh” yang disusun oleh Abdul Wahhab Al Utsman, begitu juga dari kitab “Fadhailul A’mal”-nya Dhia Al-Maqdisi yang dikoreksi oleh Ghassan Harmaas, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan. Bukan maksud saya untuk mentakhrij hadist-hadits tersebut, akan tetapi yang ingin saya katakan adalah bahwa-bahwa hadits-hadits berikut adalah shahih -insya Allah-. Saya mohon kepada Allah Yang Maha Mulia pemilik Arsy yang agung agar mengampuni anda dan bagi siapa saja yang berperan dalam pekerjaan ini, dan akhir doa kami adalah : Segala puji hanya bagi Allah Rabb sekalian alam .

Ditulis oleh :
Abdurrahman Al Jaami’
Awal Ramadhan Mubarak 1411 H








1. TAUBAT

قال الله تعالى : وَتُوْبُوْا إِلىَ اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ [النور : 31]
“ Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung “ (An Nur 31)

1) إِنَّ اللهَ - عَزَّ وَجَلَّ - يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءَ النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءَ الَّليْلِ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا [رواه مسلم]

Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima taubat orang yang berdosa pada waktu siang dan Dia membentangkan tangan-Nya pada waktu siang untuk menerima taubat orang yang berdosa pada waktu malam hingga terbitnya matahari dari tempat terbenamnya ) “ (Muslim)
2) قال الله تعالى : يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَــوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَـرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لأَتَـيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً [صحيح الترمذي]

“ Allah ta’ala berfirman : Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu apapun yang ada pada dirimu. Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu menjulang ke langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau menda-tangi-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku sedikitpun maka aku akan memberimu ampunan sepenuh bumi “ (Shahih Turmudzi)

3) التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ [صحيح ابن ماجه]

“ Orang yang bertaubat dari dosanya bagaikan orang yang tidak punya dosa sama sekali “
shahih Ibnu Majah)



4) لَوْ أَخْطَأْتـُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمْ عَنَانَ السَّمَاءِ، ثُمَّ تُبْتُمْ، لَتَابَ عَلَيْكُمْ [صحيح ابن ماجة]

“ Seandainya kalian melakukan kesalahan-kesalahan sepenuh langit, kemudian kalian bertaubat, niscaya taubat kalian akan diterima ” (Shahih Ibnu Majah)





2. MENUNTUT ILMU


قال الله تعالى : يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُواْ مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَـتٍ [المجادلة :11]

“ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “ (Al Mujadalah 11)

5) مَا خَرَجَ رَجُلٌ مِنْ بَيْتِهِ يَطْلُبُ عِلْمًا إِلاَّ سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ [صحيح الجامع]

Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu niscaya akan Allah mudahkan baginya jalan menuju syurga
(Shahih Al-Jami)

6) مَنْ غَدَا إِلىَ الْمَسْجِدِ لاَ يُرِيْدُ إِلاَّ أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ، تَامًّا حَجَّـتُهُ
[صحيح الترغيب والترهيب]

Siapa di pagi hari berangkat ke masjid hanya untuk mempelajari kebaikan atau megajarkan kebaikan, maka baginya bagaikan pahala orang yang melakukan haji dengan sempurna (Shahih Targhib dan Tarhib)

7) مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلَبِ عِلْمٍ، فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ [صحيح الترمذي]
Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah hingga kembali (Shahih Turmuzi)

8) مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
[صحيح ابن ماجه]

Siapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah akan memberikannya pema-haman terhadap agama (Shahih Ibnu Majah)

3. HALAQAH ZIKIR DAN MENGAJI

9) مَا جَلَسَ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالىَ فَيَقُوْمُوْنَ حَتَّى يُقَالُ لَهُمْ : قُوْمُوْا قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَبُـدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ [صحيح الجامع]

Suatu kaum yang duduk untuk berzikir kepada Allah ta’ala lalu mereka berdiri, niscaya akan dikatakan kepada mereka : Berdirilah kalian sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian, dan kesalahan-kesalahan kalian telah diganti-kan dengan kebaikan (Shahih Al-Jami)

10) مَا جَلَسَ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ، إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ [صحيح الجامع]

Suatu kaum yang berzikir kepada Allah niscaya malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat dicurahkan kepada mereka dan diturunkan kepada mereka sakinah dan Allah sebut-sebut mereka terhadap makhluk yang ada disisi-Nya (Shahih Al Jami)



4. ZIKIR

قال الله تعالى : فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ [البقرة : 152]
“ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu “
(Al Baqarah 152)
11) يقول الله عز وجل : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِي، وَأَنَا مَعَهُ حِيْنَ يَذْكُرُنِيْ، إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلإٍ خَيْرٌ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيْهِ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وَمَنْ أَتَانِيْ يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً [مسلم]

Sesungguhnya Aku berdasarkan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku bersamanya saat dia mengingat-Ku, jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Akupun akan mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika dia mengingat-Ku di hadapan orang-orang maka Aku-pun akan mengingatnya dihadapan makhluk-makhluk yang lebih baik dari mereka, jika mereka mendekatiku sejengkal maka Aku akan mendekatinya sehasta dan jika dia mendekati-Ku sehasta maka Aku mendekatinya sedepa dan siapa yang mendatangiku dengan berjalan maka aku mendatanginya dengan berlari. (Muslim)
5. BERBUAT DAN MENGAJAK KEBAIKAN

12) كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَالدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ [صحيح الجامع]

“ Setiap kebaikan adalah shadaqah, dan orang yang menunjukkan kepada kebaikan bagaikan orang yang melakukannya “
(Shahih Al Jami’)

13) عَلَيْكُمْ بِاصْطِنَاعِ المَعْرُوْفِ، فَإِنَّهُ يَقِيَ مَصَارِعَ السُّوْءِ [صحيح الجامع]

“ Hendaklah kalian mengusahakan kebaikan, karena hal tersebut dapat melindungi dari mati secara buruk “
(Shahih Jami’)


6. KEUTAMAAN BERDAKWAH
DI JALAN ALLAH

قال الله تعالى : وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالحِاً وَقَالَ إِنَّنِيْ مِنَ المُسْلِمِيْنَ [فصلت : 33]
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri “ (Fushshilat 33)

14) وَاللهِ لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمُرُ النَّعَمِ [مسلم]
“ Demi Allah, seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang atas perantara kamu maka (ganjarannya) lebih baik bagi kalian daripada kalian mendapatkan seekor onta merah )“ (Muslim)

15) مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلَ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلىَ ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلَ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئاً [مسلم]

“ Siapa yang mengajak kebaikan maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan siapa yang mengajak kesesatan maka baginya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun “
(Muslim)


7. AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

قال الله تعالى : وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُوْنَ إِلىَ الخْيَرِْ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ المُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ [آل عمران : 104]
“ Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung “
(Ali Imran 104)

16) إِنْ مِنْ أُمَّتِيْ قَوْمًا يُعْطُوْنَ مِثْلَ أُجُوْرِ أَوَّلِهِمْ، يُنْكِرُوْنَ الْمُنْكَرَ [السلسلة الصحيحة]
“ Sesungguhnya ada dari ummatku yang diberikan pahala seperti pahalanya generasi pertama, (hal tersebut karena) mereka mencegah kemunkaran “ (Silsilah Shahihah)

8. BELAJAR ALQURAN, MEMBACA
DAN MENGHAFALNYA

17) خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَـلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ [البخاري]

“ Sebaik-baik kalian adalah orang yang be-lajar Al Quran dan yang mengajarkannya “
(Bukhori)


18) الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ [متفق عليه]
“ Orang yang membaca Al Quran dan dia pandai membacanya maka (nanti di akhirat akan dikumpulkan) bersama para malaikat yang mulia, sedangkan orang yang membaca Al Quran dan dia terbata-bata karenanya serta kesusahan maka baginya dua pahala “ (Muttafaq alaih)
19) مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُوْلُ "آلـم" حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ
[البخاري]

Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan akan dilipatkan gandakan sepuluh, saya tidak mengatakan (آلـم) satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf (Bukhori)

20) مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُحِبَّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ، فَلْيَقْرَأْ فِي الْمُصْحَفِ [صحيح البخاري]
“ Siapa senang dirinya mencintai Allah dan Rasul-Nya maka hendaklah dia membaca Mushhaf ini (Al Quran) “ (Shahih Bukhori)
21) يُقَالُ لِصَاحِبِ القُرْآنِ: اِقْرَأْ، وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ، كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا [صحيح البخاري]

“ Dikatakan kepada orang yang suka membaca Al Quran : “Bacalah dan mendaki-lah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, karena sesungguhnya kedudukanmu ada pada akhir ayat yang engkau baca “
(Shahih Bukhori)


22) أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ، عِظَامٍ سِمَانٍ ؟ قُلْنَا : نَعَمْ : قَالَ : فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ [مسلم]

Inginkah salah seorang diantara kalian yang kembali ke keluarganya membawa tiga ekor onta yang sedang hamil dan gemuk-gemuk?, kami berkata : Ya, maka beliau bersabda : tiga ayat yang kalian baca dalam shalat kalian itu lebih baik dari tiga ekor onta hamil yang gemuk. (Muslim)
9. BELAJAR AL QURAN DI MASJID

23) مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ المَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ [مسلم]

Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah yang didalamnya mereka membaca Al Quran dan mempelajarinya diantara mereka, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dicurahkan rahmat dan dikelilingi oleh para malaikat serta Allah sebut-sebut mereka pada (makhluk) yang ada disisi-Nya. (Muslim)



10. MEMBERI SALAM

24) إِنَّ مُوْجِبَاتِ المَغْفِرَةِ بَذْلُ السَّلاَمِ، وَحُسْنُ الْكَلاَمِ [صحيح الجامع]

Sesungguhnya yang pasti mendatangkan ampunan adalah mengucapkan salam dan pembicaraan yang baik. (Shahih Al-Jami’)


25) لاَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ، أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ [مسلم]
Tidak masuk syurga kecuali kalian beriman, dan tidak beriman sebelum kalian saling mencintai, maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan kalian akan saling mencintai, sebarkanlah salam diantara kalian. (Muslim)

11. BERJABAT TANGAN

26) أَيـُّمَا مُسْلِمَيْنِ الْتَقَيَا، فَأَخَذَا أَحَدُهُمَا بِيَدِ صَاحِبِهِ، فَتَصَافَحَا، وَحَمِدَا اللهَ تَعَالىَ جَمِيْعًا، تَفَرَّقَا وَلَيْسَ بَيْنَهُمَا خَطِيْئَةٌ [صحيح الجامع]
Siapa saja diantara dua orang muslim yang berjumpa, kemudian salah seorang diantara keduanya mengambil tangan sahabatnya untuk berjabat tangan, dan mereka memuji Allah semuanya, (maka jika mereka) berpisah tidak ada dosa diantara mereka berdua.(Shahih Al-Jami’)
12. CINTA KARENA ALLAH

27) قال رسول الله j: قال الله تعالى : حَقَّتْ مَحَبَّتِيْ لِلْمُتَحَابِّيْنَ فِيَّ . الْمُتَحَابُّوْنَ فِيَّ عَلَى مَنَابِرٍ مِنْ نُوْرٍ يَغْبِطُهَا بِمَكَانِهِمْ النَّبِيُّونَ وَالصِّدِّيْقُوْنَ وَالشُّهَدَاءُ [صحيح الجامع]
Layak untuk mendapatkan cintaKu bagi orang yang saling mencintai karena-Ku. Orang yang saling mencintai karena-Ku (di hari kiamat) akan ditempatkan di menara dari cahaya, tempat yang diingini oleh para nabi, orang-orang yang benar dan para syuhada (Shahih Jami’)

28) إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : أَيْنَ الْمُتَحَابُّوْنَ لِجَلاَلِي، اَلْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلِّي [مسلم]

Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman pada hari kiamat : Mana orang-orang yang saling mencintai karena kebesaran-Ku, hari ini Aku akan menaungi mereka pada saat tidak ada naungan selain naungan-Ku “ (Muslim)

29) مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجِدَ طَعْمَ الإِيْمَانِ، فَلْيُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ للهِ [صحيح المسلم]
Siapa yang ingin merasakan lezatnya iman, maka cintailah seseorang hanya karena Allah.

13. MENGUNJUNGI SAUDARA (REKAN) KARENA ALLAH TA’ALA

30) مَنْ عَادَ مَرِيْضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللهِ : نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ، وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الْجَنَّةِ مَنْزِلاً [صحيح البخاري]

Siapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka akan ada yang memanggilnya: Kebaikan buatmu dan perjalananmu, dan pesanlah tempatmu di syurga (Shahih Bukhori)

14. MEMBANTU ORANG LAIN DAN MEMENUHI KEBUTUHAN MEREKA

31) مَنْ يَكُنْ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ يَكُنِ اللهُ فِي حَاجَتِهِ
[صحيح الجامع]

Siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan memenuhi kebutuhannya (Shahih Al-Jami)
32) وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ [مسلم]

Allah akan selalu menolong hambanya selama hambanya selalu menolong saudaranya. (Muslim)

33) وَ لأَِنْ أَمْشِـيْ مَعَ أَخِيْ الْمُسْلِمِ فِي حَاجَتِهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي الْمَسْجِدِ شَهْرًا
[السلسلة الصحيحة]

Sungguh jika saya berjalan bersama saudara saya yang muslim dalam rangka memenuhi kebutuhannya hal itu lebih saya sukai dari i’tikaf di masjid selama sebulan
(Silsilah shahihah)

34) وَمَنْ مَشَى مَعَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ فِي حَاجَتِهِ حَتَّى يُثْبِتَهَا لَهُ، ثَبَّتَ اللهُ تَعَالَى قَدَمَهُ يَوْمَ تَزِلَّ الأَقْدَامُ
[السلسلة الصحيحة]
Siapa yang berjalan bersama saudaranya dalam rangka memenuhi kebutuhannya hingga terpenuhi kebutuhannya, maka Allah akan memantapkan kakinya pada hari banyak kaki-kaki yang tergelincir (hari kiamat)
( Silsilah Shahihah)

15. MEMBAHAGIAKAN ORANG BERIMAN

35) أَفْضَلُ الأَعْمَالِ أَنْ تُدْخِلَ عَلَى أَخِيْكَ الْمُؤْمِنِ سُرُوْرًا، أَوْ تَقْضِيَ عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تُطْعِمَهُ خُبْزًا
[صحيح الجامع]

Sebaik-baik amalan adalah mendatangkan kesenangan terhadap saudaramu yang beriman, melunaskan hutangnya dan memberinya makan dengan sekerat roti “
(Shahih Jami’)


16. UTANG

36) مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُقْرِضُ مُسْلِمًا مَرَّتَيْنِ إِلاَّ كَانَ كَصَدَقَتِهَا مَرَّةً [صحيح ابن ماجه]
Seorang muslim yang memberikan pinjaman kepada seorang muslim lainnya sebanyak dua kali maka itu bagaikan sedekah darinya sekali Shahih Ibnu Majah)

17. MENOLONG ORANG DALAM MASALAH UTANG

37) مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا، أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ [صحيح الجامع]
Siapa yang menunda (pembayaran utang) orang yang kesulitan atau menggugurkannya niscaya akan Allah berikan dia naungan pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya (Shahih Jami’)

38) مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ [صحيح الجامع]

Siapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang kesulitan niscaya akan Allah berikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat (Shahih Jami’)


39) كَانَ رَجُلٌ يُدَايِنُ النَّاسَ، فَكَانَ يَقُوْلُ لِفَتَاهُ : إِذَا أَتَيْتَ مُعْسِرًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ، لَعَلَّ اللهُ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا، فَلَقِىَ اللهُ فَتَجَاوَزَ عَنْهُ [متفق عليه]
Dahulu ada seseorang yang memiliki piutang kepada orang-orang, maka dia berkata kepada anaknya : “ Jika kamu mendapatkan orang yang kesulitan biarkanlah, semoga Allah akan memaafkan (kesalahan) kita, maka tatkala dia berjumpa dengan Allah, Dia (Allah) melewatkan (memaafkan)-nya. (muttafaq alaih)


40) مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنْجِيَهُ اللهُ مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ، أَوْ يَضَعُ عَنْهُ [مسلم]
Siapa yang ingin ditolong Allah dari kesusahan hari kiamat maka berilah tangguh (pembayaran utang) bagi orang yang kesulitan atau gugurkanlah (muslim)

18. MENUTUPI AIB ORANG LAIN

41) لاَ يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ [مسلم]
Seorang hamba yang menutupi aib hamba lainnya di dunia niscaya Allah tutup aibnya di hari kiamat (Muslim)

42) مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
[مسلم]

Siapa yang menutupi aib seorang muslim maka akan menutup aibnya di dunia dan akhirat (muslim)



MEMBELA KEHORMATAN
ORANG MUSLIM

43) مَنْ رَدَّ عَنْ عَرْضِ أَخِيْهِ رَدَّ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارُ يَوْمَ القِيَامَةِ [صحيح الجامع]
“ Siapa yang membela kehormatan saudaranya, niscaya Allah akan melindugi wajahnya dari api neraka pada hari kiamat “
(Shahih Jami’)

44) مَنْ نَصَرَ أَخَاهُ بِظَهْرِ الْغَيْبِ نَصَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ [صحيح الجامع]
“ Siapa yang menolong saudaranya dari kejauhan maka Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat “ (Shahih Jami’)



MENDAMAIKAN MANUSIA

Allah swt berfirman:
لاَ خَيْرَ فِي كَثِيْرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوْفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابِتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ أَجْرًا عَظِيْمًا [النساء : 114]
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar “ (An Nisa 114)
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلٍ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ ؟ قَالُوا : بَلَى، قَالَ إِصْلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ
(صحيح أبي داود)
“ Maukah engkau aku beritahukan (perbuatan) yang lebih utama derajatnya dari puasa, shalat dan shadaqah ?, mereka menjawab : Ya, beliau bersabda : Mendamaikan antara dua pihak “ (Shahih Abu Daud)

SILATURAHIM
قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَأُوْلُوا الأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فيِ كِتَابِ اللهِ (الأنفال : 75)
“ Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) didalam kitab Allah “ (Al Anfal 75)
صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِيَ مَصَارِعَ السُّوْءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ تُزِيْدُ الْعُمْرِ (صحيح الترغيب)
“ Orang-orang yang berbuat kebaikan melindungi dirinya dari mati buruk, shadaqah yang disembunyikan akan meredam murkan Robb, silaturrahmi akan menambah umur “ (Shahih Targhib)
الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِيْ الرَّحِمِ اِثْنَانِ : صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ (صحيح الترغيب)
“ Shadaqah terhadap orang miskin akan dinilai shadaqah, dan (shadaqah) terhadap sanak saudara dinilai dua : shadaqah dan penyambung silaturahim “ (Shahih Targhib)
لَيْسَ شَيْءٌ أُطِيْعُ اللهَ تَعَالَى فِيْهِ أَعْجَلُ ثَوَابًا مِنْ صِلَةِ الرَّحِمِ، وَلَيْسَ شَيْءٌ أَعْجَلُ عِقَابًا مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ (صحيح الجامع)
“ Tidak ada ketaatan kepada Allah swt yang lebih cepat mendapatkan pahalanya kecuali silaturahim (menyambung persaudaraan), dan tidak ada suatu kemunkaran yang lebih cepat mendatangkan hukuman kecuali memutus persaudaraan “ (Shahih Jami’)

AKHLAQ YANG BAIK
لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي الْمِيْزَانِ مِنَ الْخُلُقِ الْحَسَنِ (صحيح الجامع)
“ Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan selain akhlak yang baik “ (Shahih Jami)
إِنَّ الرَّجُـلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ قَائِمِ الَّليْلِ صَائِمِ النَّهَارِ (صحيح الجامع)
“ Sesungguhnya seseorang yang berakhlak baik akan mendapatkan derajat orang yang bangun malam (beribadah), dan puasa pada siang harinya”

إِنَّ أَقْرَبَكُـمْ مِنِّي مَنْزِلاً يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا فِي الدُّنْيَا (صحيح الجامع)
“ Sesungguhnya orang yang paling dekat diantara kalian kepadaku pada hari kiamat adalah mereka yang akhlaknya baik di dunia “ (Shahih Jami’)

MENYINGKIRKAN GANGGUAN DI JALAN
أَمْطِ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ فَإِنَّهُ لَكَ صَدَقَةٌ (السلسلة الصحيحة)
“ Singkirkanlah segala rintangan dari jalan karena bagimu hal itu bernilai shadaqah “ (Silsilah Shahihah)
مَنْ أَخْرَجَ مِنْ طَرِيْقِ الْمُسْلِمِيْنَ شَيْئاً يُؤْذِيْهِمْ، كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهِ حَسَنَـةً، وَمَنْ كَتَبَ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً أَدْخَلَهُ الْجَنَّةِ (صحيح الجامع)
“ Siapa yang menyingkirkan bahaya apa saja dari jalannya kaum muslimin, Allah akan mencatat baginya kebaikan, dan siapa yang dicatat baginya kebaikan maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga “ (Shahih Jami’)

MENANAM TUMBUH-TUMBUHAN
مَنْ غَرَسَ غَرْساً، لَمْ يَأْكُلْ مِنْهُ آدَمِيٌّ، وَلاَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ، إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ (البخاري)
“ Siapa yang menanam tumbuh-tumbuhan, kemudian dimakan sebagiannya anak Adam atau diantara makhluk Allah, niscaya baginya (pahala) shadaqah “ (Bukhori)
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرَهُنَّ وَهُوَ فِيْ قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ (صحيح الجامع)
“ Tujuh (golongan) yang tetap mengalir bagi mereka pahalanya saat dia di kubur setelah kematiannya : Yang mengajarkan ilmu, mengalirkan sungai, menggali (membuat) sumur, mewariskan mushaf, meninggalkan anak yang memintakan ampun untuknya setelah kematiannya “ (Shahih Jami’)

JUJUR
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ (التوبة : 119)
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar “ (At Taubah 119)
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ (صحيح الجامع)
“ Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran mengarahkanya kepada kebaikan, dan kebaikan mengarahkan kepada syurga “ (Shahih Jami’)
PENYAYANG
حُرِمَ عَلَى النَّارِ كُلَّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ قَرِيْبٍ مِنَ النَّاسِ (السلسلة الصحيحة)
“ Diharamkan bagi neraka setiap orang yang santun, sopan dan memudahkan serta dekat dengan manusia “ (Silsilah Shahihah)
يَا عَائِشَةَ : إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَيُعْطِيْ عَلَى الرِّفْقِ مَالاَ يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ، وَمَالاَ يُعْطَي عَلَى سِوَاهُ (صحيح الجامع)
“ Wahai Aisyah : Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelembutan, dan Dia memberikan bagi sikap kelembutan apa-apa yang tidak diberikan bagi sikap kekasaran dan apa-apa yang tidak diberikan kepada sikap selainnya “ (Shahih Jami’)
مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيْحَةَ عُصْفُوْرٍ، رَحِمَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (البخاري)
“ Siapa yang memiliki rasa belas kasih meskipun terhadap sembelihan burung merpati, niscaya Allah akan menyayanginya pada hari kiamat “ (Bukhori)
MENAHAN AMARAH
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيْعُ أَنْ يُنَفِّذَهُ، دَعَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي أَيِّ الْحُوْرِ شَاءَ (صحيح الترمذي)
“ Siapa yang mampu menahan amarah sedangkan dia mampu melakukannya, Niscaya Allah akan memanggilnya di hadapan makhluk-makhluknya hingga Dia memilihkan untuknya bidadari yang disukainya “
(Shahih Turmuzi)
KEUTAMAAN TAQWA
Allah swt berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا [الطلاق : 2]
“ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar “ (At-Thalaq : 2)

TAWADHU KARENA ALLAH SWT.
مَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ (مسلم)
“ Siapa yang tawadhu’ karena Allah niscaya Allah akan mengangkat (derajatnya) “ (Muslim)
SABAR
Allah swt berfirman :
 إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ (10) سورة الزمر
Tiada lain disempurnakan pahala orang yang sabar dengan tanpa hitungan.
[Az-Zumar :10]
Nabi bersabda yang artinya :
Orang beriman sungguh menakjubkan, Semua perkaranya baik baginya, dan hal tersebut tidak terjadi kecuali bagi seorang mu’min, jika dia mendapatkan kebaikan dia bersyukur karena itu baik baginya, dan jika dia mendapatkan keburukan dia bersabar, karena itu baik baginya (Muslim)
ZUHUD TERHADAP DUNIA
اِزْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ (السلسلة الصحيحة)
“ Zuhudlah kamu terhadap dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya mereka akan mencintaimu “ (Silsilah Shahihah)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَوَصَّيْنَا الإِْنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا (العنكبوت : 8)
“ Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya “ (Al Ankabut 8)
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ، وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“ Ridhonya Robb terletak pada ridho orang tua, dan murkanya Robb terletak pada murkanya orang tua “ (Silsilah Shahihah)
رَغِمَ أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ قِيْلَ : مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةِ مسلم
“ Celaka, celaka, celaka, (shahabat) bertanya : Siapa ya Rasulullah ? : “Siapa yang mendapatkan kedua orang tuanya disaat tua, salah satunya atau keduanya tapi tidak masuk syurga “ (Muslim)
BERBAKTI KEPADA BIBI
قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَام (النساء : 1)
Allah swt berfirman : “ Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim “ (An-Nisa:1)
أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيْمًا فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ ؟ قَالَ : هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ ؟ قَالَ : لاَ، قَالَ : هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ ؟ قَالَ : نَعَمْ . قَالَ : فَبِرَّهَا " صحيح الترمذي
“ Seseorang mendatangi Rasulullahshollallohu ‘alaihi wa sallam dan berkata : “ Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah melakukan suatu dosa yang besar, apakah aku dapat bertaubat ?”, beliau bersabda : “ Apakah ibumu masih ada ?”, dia berkata : “ Tidak “, beliau bersabda : “ Apakah kamu punya bibi ?”, : “Ya”, beliau bersabda : “ Berbuat baiklah kepadanya “. Shahih Turmuzi.
MEMPERHATIKAN PARA JANDA, ANAK YATIM DAN ANAK WANITA.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : " السَّاعِيْ عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمَسَكِيْنِ كاَلْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَأَحْسِبُهُ قَالَ وَكاَلْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ، وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ " متفق عليه
“ Dari Abu Hurairah radiallahuanhu dari Rasulullah beliau bersabda : “ Orang yang memperhatikan janda dan orang miskin bagaikan mujahid di jalan Allah “ saya (Abu Hurairah) mengira beliau juga bersabda : “ Bagaikan orang yang beribadah tiada henti dan bagaikan orang yang selalu shoum “ (Muttafaq alaih)
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا. وَقَالَ بِأَصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةُ وَالْوُسْطَى " (البخاري)
“ Saya dan orang yang mengurusi anak yatim (nanti) di Syurga seperti ini, seraya mengisyaratkan dua jarinya
مَنْ مَسَحَ رَأْسَ يَتِيْمٍ، لَمْ يَمْسَحْهُ إِلاَّ اللهُ، كَانَ لَهُ فِي كُلّ مَرَّةٍ مَرَّتْ عَلَيْهَا يَدُهُ حَسَنَاتٍ، وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَى يَتِيْمَةٍ أَوْ يَتِيْمٍ عِنْدَهُ كُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ. وَفَرَّقَ بَيْنَ أَصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةُ وَالْوُسْطَى "(أحمد 5/250)
“Siapa yang mengusap kepala anak yatim karena Allah, maka setiap usapan tangannya akan melahirkan beberapa kebaikan, dan barang siapa yang berbuat kebaikan kepada anak yatim wanita maupun laki-laki yang ada padanya, maka saya akan bersamanya di syurga seperti ini, seraya mengacungkan kedua jarinya, jari telunjuk dan tengah “ (Ahmad 5/250)
مَا مِنْ رَجُلٍ تُدْرِكُ لَهُ ابْنَتَانِ فَيَحْسُنُ إِلَيْهِمَا مَا صَحِبَتَاهُ أَوْ صَحِبَهُمَا إِلَّا أَدْخَلَتَاهُ الْجَنَّةَ (صحيح ابن ماجة)
“ Seseorang yang memiliki dua orang anak wanita lalu diperlakukannya dengan baik selama keduanya bersamanya atau dia menemani keduanya kecuali keduanya memasukkannya ke syorga [Shohih Ibnu Majah]
WUDHU
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتَ أَظْفَارِهِ (مسلم)
Siapa yang berwudu dan melakukannya dengan baik, maka segala kesalahannya keluar dari tubuhnya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya”
إِسْبَـاغُ الْوُضـُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَإِعْمَالُ الأَقْـدَامِ إِلِى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ يَغْسِلُ الْخَطَايَا غُسْلاً (صحيح الترغيب)
“ Menyempurnakan wudhu pada saat tidak menyenangkan, dan berjalan kaki ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat dapat mencuci (menghapus) kesalahan hingga bersih “ (Shahih Targhib)
لاَ يَتَوَضَّـأَ رَجُلٌ فَيَحْسُنُ وُضُوْءُهُ، ثُمَّ يُصَلِّي الصَّلاَةَ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلاَةِ الَّتِي تَلِيْهَا " متفق عليه
“ Seseorang yang berwudhu dengan sempurna, kemudian melakukan shalat, niscaya dirinya akan diampuni antara shalatnya hingga shalat berikutnya” Muttafaq alaih.

WUDHU DALAM KONDISI YANG TIDAK MENYENANGKAN
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى مَا يَمْحُوْ اللهَ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتَ ؟ قَالُوا : بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ : قَالَ : إِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ. وَكَثْرَةِ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَاْنْتِظَارِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ. فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ مسلم
“ Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus kesalahan dan meninggikan derajat”, mereka menjawab: “Mau ya Rasulullah ?”, “Berwudhu pada saat yang tidak menyenangkan dan memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, itulah jihad, itulah jihad “ Muslim
MENGUCAPKAN SYAHADAT SESUDAH WUDHU
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّلهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ مسلم
“Siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian mengucapkan : Asyhadu alla ilaah illallahu wahdahu laa syarikalah wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, Allahummaj’alni minattawwabin waj’alni minal mutathahhirin, maka akan dibuka baginya pintu-pintu syurga yang dia dapat masuk dari mana saja dia suka “ (Muslim)

AZAN
مَنْ أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ وَكُتِبَ لَهُ بِتَأْذِيْنِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سِتُّوْنَ حَسَنَةً وَبِإِقَامَتِهِ ثَلاَثُوْنَ حَسَنَةً صحيح الجامع
“ Siapa azan selama dua belas tahun maka wajib baginya mendapatkan syurga dan azannya setiap hari dicatat sebagai enampuluh kebaikan dan iqomahnya dihitung tigapuluh kebaikan “ (Shahih Jami’)
اَلْمُؤَذِّنُ يُغْفَرْ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كل رَطْبٌ وَيَابِسٌ صحيح أبي داود
Mu’azin (orang yang azan) akan diampuni sepanjang suaranya dan disaksikan oleh semua makhluk-Nya” (Shahih Abu Daud)
اَلْمُؤَذِّنُ يُغْفَرْ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَأَجْرُهُ مِثْلَ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ صحيح الجامع
“ Seorang mu’azin diampuni sepanjang suaranya dan pahalanya bagaikan pahala orang yang shalat bersamanya “ (Shahih Jami’)


BACAAN TATKALA MENDENGAR AZAN
مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنُ : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. رَضِيْتُ بِاِللهِ رَبّاً وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ مسلم
Siapa yang berkata tatkala mendengar mu’azin : tatkala (selesai) mendengarkan azan : Asyhadu Allaailaaha illallah wahdahu laa syarikalah wa’anna Muhammadan abduhu warasuluh, radiitu billahi rabba, wabil Islami diina wabimuhammadin nabiyya warasulaa, maka dosanya akan diampuni “ (Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَامَ بِلاَلُ يُنَادِيْ فَلَمَّا سَكَتَ قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صلى الله عليه وسلم " مَنْ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ هَذَا يَقِيْناً دَخَلَ الْجَنَّةَ"
“ Dari Abu Hurairah radiallahuanhu dia berkata : Saat kami bersama Rasulullah berdirilah Bilal dan melakukan azan, tatkala diam bersabdalah Rasulullah : “ Siapa yang mengucapkan seperti apa yang dia ucapkan dengan yakin akan masuk syurga “ (
MEMBANGUN MASJID
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا كَمِفْحَصِ خُطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ " صحيح ابن ماجة
“ Siapa yang membangun masjid sekedar rumah burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di syurga “ Shahih Ibnu Majah

SIWAK
السِّوَاكُ تَطْهِرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ [إرواء الغليل]
“ Siwak dapat mensucikan mulut dan mendatangkan keridhoan Robb“ (Irwa’ul Ghalil).

BERJALAN MENUJU TEMPAT SHALAT
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَضَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ خُطُوَاتُهُ إِحْدَاهُمَا تُحَطُّ خَطِيْئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةٌ (مسلم)
“ Siapa yang bersuci di rumahnya kemudian berangkat ke rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari Allah (shalat), niscaya langkah-langkahnya yang satu akan menghapuskan kesalahan dan yang lainnya akan mengangkat derajat “ (Muslim)

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ نَزْلاً كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ البخاري
“ Siapa yang segera berangkat ke masjid dan kemudian (setelah selesai shalat) keluar darinya niscaya akan Allah sediakan baginya syurga suatu tempat di syurga setiap kali dia berangkat dan keluar dari masjid “
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلىَ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُحْرِمِ صحيح أبي داود
“ Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melakukan shalat fardhu, maka pahalanya bagaikan pahala orang yang sedang melakukan ihram “ (Shahih Abu Daud)
بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظُّلْمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صحيح ابن ماجة
“ Berikan kabar gembira kepada orang yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid, yaitu bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang terang benderang pada hari qiyamat “ (Shahih Ibnu Majah)
SHALAT
إَنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أَتَى بِذُنُوْبِهِ كُلِّهَا فَوُضِعَتْ عَلَى رَأْسِهِ وَعَاتِقَيْهِ، فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تَسَاقَطَتْ عَنْهُ " السلسلة الصحيحة
“ Seorang hamba jika dia bangun untuk mendirikan shalat, maka didatangkan semua dosanya dan diletakkan diatas kepalanya dan kedua pundaknya, maka setiap kali dia ruku’ dan sujud berjatuhanlah (dosa-dosa itu) darinya “ (Silsilah Shahihah)
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ للهِ سَجْدَةً إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً، وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً وَرُفِعََ لَهُ بِهَا دَرَجَةً، فَاسْتَكْثِرُوا مِنَ السُّجُوْدِ (صحيح الجامع)
“ Seorang hamba disaat sujud kepada Allah niscaya akan Allah tulis baginya satu kebaikan, dan dihapus darinya satu kesalahan dan diangkat baginya satu derajat, maka perbanyaklah kalian untuk bersujud “ (Shahih Jami’)
إِنَّ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يُذْهِبْنَ بِالذُّنُوْبِ كَمَا يُذْهِبُ الْمَاءُ الدَّرْنَ " (صحيح الجامع)
“ Sesungguhnya shalat (fardhu) yang lima itu menghapus segala dosa sebagaimana air menghapus kotoran “ (Shahih Jami’)
مَنْ أَتَمَّ الْوُضُوْءَ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ فَالصَّلَوَاتُ الْمَكْتُوْبَاتِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ " مسلم
“ Siapa yang menyempurnakan wudhu sebagaimana yang diperintahkan Allah, (kemudian dia melakukan) shalat-shalat yang difardhukan, niscaya semua itu menjadi penghapus (dosa-dosa) diantara shalat fardhu itu.” Muslim
أَفْضَلُ الصَّلَوَاتٍ عِنْدَ اللهِ صَلاَةُ الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ فِي جَمَاعَةٍ صحيح الجامع
“ Shalat yang paling afdhal disisi Allah adalah shalat Shubuh pada hari Jum’at secara berjamaah” (Shahih Jami’)
SHALAT DI AWAL WAKTU
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلىَ اللهِ الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا، ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ متفق عليه
“ Perbuatan yang paling disukai Allah adalah (melakukan) shalat pada awal waktu, kemudian berbakti kepada orang tua, kemudian jihad di jalan Allah “ Muttafaq alaih
فَإِنَّ رَبَّكُمْ يَقُوْلُ : مَنْ صَلَّى الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا، وَحَافَظَ عَلَيْهَا وَلَمْ يُضَيِّعْهَا اِسْتِخْفَافًا بِحَقِّهَا، فَلَهُ عَلَيَّ عَهْدٌ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ [ إرواء الغليل 387]
“ Sesungguhnya Rabb kalian berfirman : Siapa yang shalat pada waktunya dan menjaganya serta tidak melalaikannya karena menganggap remeh kedudukannya, maka baginya ada janji dari-Ku untuk Aku masukkan kedalam syurga “
SHALAT BERJAMAAH
صَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْ جَمَاعَةٍ تَزِيْدُ عَلَى صَلاَتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلاَتُهُ فِي سُوْقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً، وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يُرِيْدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ، لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّرَفَعَهُ اللهُ بِهِ دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةً، حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ، فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلاَةٍ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ، وَتُصَلِّي الْمَلاَئِكَةَ عَلَيْهِ مَا دَامَ فيِ مَجْلِسِهِ الَّذِي يُصَلِّي فِيْهِ، يَقُوْلُوْنَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ، مَالَمْ يُؤْذِ فِيْهِ أَوْ يَحْدُثْ فِيْهِ " (متفق عليه)
“ Shalatnya seseorang dalam jama’ah dibanding shalatnya di rumah dan di pasar nilainya lebih banyak duapuluh lima derajat, hal yang demikian itu karena jika salah seorang diantara kamu menyempurnakan wudhunya kemudian berjalan menuju masjid hanya untuk tujuan shalat, niscaya maka setiap langkahnya akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahannya hingga dia masuk masjid, jika dia telah masuk masjid, maka (pahalanya) dia bagaikan dalam keadaan orang shalat, selama shalat yang membuatnya tidak beranjak, sementara para malaikat mendoakannya selama dia ditempat shalatnya dengan mengucapkan : Yaa Allah, ampunilah dia, Yaa Allah sayangilah dia, Yaa Allah berilah dia taubat, selama dia tidak menyakiti (orang lain) didalamnya dan tidak berhadats “ Muttafaq alaih
مَنْ صَلَّى أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ، يُدْرِكُ التَّكْبِيْرَةِ الأُوْلَى، كُتْبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ، بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ " (صحيح الجامع)
“ Siapa yang shalat sebanyak empat puluh hari secara berjamaah, dan mendapatkan takbir pertama, dicatat baginya dua kebebasan, kebebasan dari neraka, dan kebebasan dari nifaq (sifat munafiq) “ (Shahih Jami’)
BERADA DI BARISAN PERTAMA DALAM SHALAT
لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا فِي الصَّفِّ الأَوَّلِ لَكَانَتْ قُرْعَةً مسلم
“ Seandainya kalian mengetahui apa yang terdapat dalam barisan pertama niscaya mereka akan melakukan undian (untuk mendapatkannya)” Muslim
MENGUCAPKAN AMIN
إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ فَأَمِّنُوا، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنَهُ تَأْمِيْنَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ متفق عليه
“ Jika Imam mengucapkan amin maka hendaklah kalian juga mengucapkan amin, karena siapa yang aminnya berbarengan dengan malaikat niscaya akan diampuni baginya dosa sebelumnya” (Muttafaq alaih)
UCAPAN MAKMUM DALAM I’TIDAL.
إِذَا قَالَ الإِمَامُ : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه، فَقُولُوا : اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ . فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ البخاري
“ Jika Imam berkata : Sami’allahuliman hamidah, maka ucapkanlah: Allahumma rabbana walakal hamdu. Karena siapa yang ucapannya berbarengan dengan ucapan malaikat niscaya akan diampuni baginya dosa sebelumnya “ Bukhori
SHALAT JUM’AT
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمْعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمْعَةِ وَزِيَادَةَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مسلم
“ Siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian berangkat untuk shalat jum’at, lalu mendengarkan (khutbah) dan diam, niscaya akan diampuni baginya antaranya dan antara Jum’at berikutnya ditambah tiga hari [HR Muslim .]

BERSEGERA UNTUK SHALAT JUM’AT
مَنْ غَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَرَ وَالتَبَكُّرِ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ، وَدَنَا مِنَ الإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يُلْغِ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةِ أَجْرِ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا صحيح الترمذي
“ Siapa yang mandi pada hari Jum’at dan bersegera (berangkat) dengan berjalan tanpa berkendaraan, lalu mendekati tempat imam dan mendengarkan serta tidak berbuat sia-sia, maka bagi setiap langkahnya bagaikan pahala amal puasanya dan ibadahnya selama satu tahun “ Shahih Turmuzi
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةٍ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الإِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ " متفق عليه
“ Siapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi junub kemudian berangkat (pada waktu pertama) maka dia bagaikan berkorban dengan seekor onta, barang siapa yang berangkat pada waktu kedua seakan-akan berkurban dengan satu ekor sapi. Barang siapa berangkat pada waktu yang ketiga seakan-akan berkurban dengan seekor kambing yang bertanduk dan barang siapa yang berangkat pada waktu yang keempat seakan-akan berkurban dengan seekor ayam jago. Barang siapa yang berangkat pada waktu yang kelima seakan-akan dia berkurban dengan satu butir telur dan jika imam keluar untuk naik mimbar datanglah malaikat untuk mendengan dzikir[Khutbah]
WAKTU MUSTAJAB PADA HARI JUM’AT
إِنَّ فِي الْجُمْعَةِ لَسَاعَةٌ لم يوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ إِيَّاهُ" متفق عليه
“ Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat sa’at-sa’at yang jika bertepatan pada waktu seorang muslim yang sedang sedang shalat meminta kepada Allah tentang kebaikan niscaya akan Allah berikan kepadanya “ Muttafaq alaih

SHALAT NAFILAH (SUNNAH)
صَلاَةُ الرَّجُلِ تَطَوَّعًا حَيْثُ لاَ يَرَاهُ النَّاسُ تَعْدِلُ صَلاَتَهُ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ صحيح الجامع
“ Shalat sunnahnya seseorang yang tidak dilihat manusia menyerupai shalatnya dia di depan manusia sebanyak dua puluh lima kali “ Shahih Jami’
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا مسلم
“ Dua rakaat (sebelum shalat) Fajar lebih baik dari dunia beserta isinya “ Muslim
مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي الْيَوْمِ وَالَّليْلَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ : أَرْبَعاً قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ صحيح النسائى
“ Siapa yang secara konsisten melakukan dua belas rakaat (shalat Rawatib) setiap hari dan malam niscaya akan masuk syurga : Empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Shubuh “ Shahih Nasa’i.
مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعَ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ صحيح أبي داود
“ Siapa yang menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya Allah haramkan dia dari api neraka “ Shahih Abu Daud
رَحِمَ اللهُ امْرَءًا صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعاً صحيح أبي داود
“ Semoga Allah merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar “ (Shahih Abu Daud)
SHALAT DUHA
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَي مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِمَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى مسلم
“Setiap tulang persendian kalian harus dishadaqahi, setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, amar ma’ruf adalah shadaqah, nahi munkar adalah shadaqah, yang demikian itu dapat terbalas dengan melakukan dua rakaat shalat Dhuha.
SUJUD
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ للهِ سَجْدَةً إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً، وَمَحَى عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً، وَرَفَعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةً، فَاسْتَكْثِرُوا مِنَ السُّجُوْدِ حيح ابن ماجة
“ Tidak ada seorang hamba yang bersujud kepada Allah sekali sujud saja niscaya Allah tulis baginya dengan sujudnya itu, sebuah kebaikan, dan Dia hapus kesalahan-Nya, Dia derajat-Nya.
QIYAMULLAIL (TAHAJJUD)
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَقُرْبَةٌ إِلَى اللهِ تَعَالَى وَمُنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ وَتَكْفِيْر للِسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ مسلم صحيح الجامع
“Hendaklah kalian melakukan qiyamullail karena hal tersebut merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, dapat menghapuskan dosa serta kesalahan dan dapat menyingkirkan penyakit dari badan” (Muslim, shahilul Jami’)
إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ الَّليْلِ فَصَلَّيَا أَوْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا كُتِبَا فِي الذَّاكِرِيْنَ وَالذَّاكِرَاتِ صحيح الترغيب
“Jika seseorang membangunkan istrinya pada waktu malam, kemudian mereka berdua shalat, atau dia shalat dua rakaat bersama-sama, maka mereka berdua dicatat sebagai orang-orang yang berzikir” (Shahih Targhib)
BERZIKIR SETELAH SHALAT SHUBUH HINGGA TERBIT MATAHARI
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةً تَامَّةً تَامَّةً صحيح الترمذي
“Siapa yang shalat shubuh berjamaah, kemudian duduk hingga terbit matahari, lalu shalat dua rakaat, maka baginya bagaikan pahala haji dan umroh dengan sempurna….dengan sempurna….dengan sempurna ”
َلأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ مِنْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ صحيح أبي داود
“Saya duduk bersama orang-orang yang berzikir setelah shalat Shubuh hingga terbit matahari lebih saya sukai dari pada membebaskan empat orang budak dari Bani Isam’il” (Shahih Abu Daud)



BERZIKIR KEPADA ALLAH SETELAH SHALAT ASHAR HINGGA TERBENAM MATAHARI
َولأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ مِنْ صَلاَةِ الْعَصْرِ إِلىَ أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً صحيح أبي داود
“Saya duduk bersama satu kaum yang berzikir kepada Allah dari shalat Ashar hingga terbenam matahari lebih saya sukai dari pada membebaskan empat orang budak” (Shahih Abu Daud)
ZIKIR DAN TASBIH
أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ : كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ قَالَ يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفَ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفَ خَطِيْئَةٍ مسلم
“Tidak mampukah salah seorang diantara kalian meraih seribu kebaikan dalam sehari ?, maka berkatalah salah seorang shahabatnya: “Bagaimanakah salah seorang diantara kita meraih seribu kebaikan (dalam sehari) ?. Beliau bersabda: “Ucapkanlah tashbih(سبحان الله وبحمده/Subhanallah) seratus kali, niscaya akan dicatat baginya seribu kebaikan dan dihapus baginya seribu keburukan” Muslim
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلىَ الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ صحيح ابن ماجة
“Ada dua kalimat yang ringan (diucapkan) oleh lisan tetapi berat dalam timbangan disisi Allah: Subhanallah wabihamdihi subhanallahil Adzim “ Shahih Ibnu Majah.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ يَغْرِسُ لَكَ بِكَ وَاحِدَةً شَجَرَةَ فِي الْجَنَّةِ صحيح ابن ماجه
“Subhanallah Walhamdulillah Walaailaaha Illallah Wallahuakbar, (adalah kalimat yang dengan membacanya) akan ditanamkan bagimu sebatang pohon dalam syurga “ Shahih Ibnu Majah
ZIKIR TATKALA BANGUN DARI MAJLIS
مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسِهِ يَكْثُرُ فِيْهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُوْمَ مِنْ مَجْلِسِ ذَلِكَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ صحيح التزمذي
“Siapa yang duduk dalam majlis yang didalamnya banyak terdapat senda gurau, kemudian sebelum beranjak dari tempat itu dia mengucapkan: Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaaik, maka dia akan diampuni atas apa yang diperbuatnya pada majlisnya tersebut” Shahih Turmuzi.
ISTIGHFAR
قال الله تعالى :
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوْءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُوْراً رَحِيْماً النساء 110
“ Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya. Kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Pengampun Lagi Maha Penyayang “ (An Nisa 110)
وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ (آل عمران : 135)
“ Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah …” (Ali Imran 135)
طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيْفَتِهِ إِسْتِغْفَارًا كَثِيْراً
صحيح ابن ماجه
“Beruntunglah orang yang mendapatkan dalam lembaran (kehidupan)-nya istighfar yang banyak” Shahih Ibnu Majah.
مَامِنْ عَبْدٍ يَذْنِبُ ذَنْباً فَيُحْسِنُ الطَّهُوْرَ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ : وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ إِلَى آخِرِ الآيَةِ صحيح أبي داود
“Setiap hamba yang melakukan suatu dosa, kemudian dia bersuci (berwudhu) dengan sempurna, kemudian dia berdiri untuk melaksanakan shalat dua rakaat kemudian istighfar kepada Alloh subhaanahu wa ta’aalaa. pastilah Alloh ampuni buatnya . Kumudian Beliau membaca ayat ini :
وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ
Sampai ahir ayat
UCAPAN لا حول ولا قوة إلا بالله
أَكْثِرْ مِنْ قَوْلِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ فَإِنَّهَا مِنْ كُنُوْزِ الْجَنَّةِ صحيح ابن ماجه
“Perbanyaklah membaca: Laa haula Walaa Quwwata Illah Billah” karena merupakan gudang harta di syurga” Shahih Ibnu Majah

SHALAWAT KEPADA NABI
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشَرَ خَطِيْئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ صحيح النسائي
“Siapa yang (membaca) shalawat kepadaku sekali saja maka Allah akan bershalawat (merahmatinya) sepuluh kali dan dihapuskan baginya sepuluh kesalahan serta diangkat untuknya sepuluh derajat” Shahih An Nasa’i.

SHOUM
الصَّوْمُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ صحيح الجامع
“Puasa (shoum) adalah tameng yang dengannya seorang hamba berlindung dari api neraka” Shahih Al Jami’
مَنْ صَامَ يَوْماً فِي سَبِيْلِ اللهِ بَاعَدَ اللهُ مِنْهُ جَهَنَّمَ مَسِيْرَةَ مِائَةَ عَامٍ صحيح الجامع

“Siapa yang puasa sehari di jalan Allah, maka Allah jauhkan darinya api neraka sejauh seratus tahun perjalanan [Shohih Al-Jami’]
مَنْ عَتَمَ لَهُ بِصَوْمِ يَوْمٍ مُحْتَسِباً عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ السلسلة الصحيحة
“Siapa yang melakukan shoum sehari dengan mengharap pahala dari Allah ta’ala maka dia masuk syurga” Silsilah Shahihah.
SHOUM TIGA HARI SETIAP (PERTENGAHAN) BULAN
مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ فَقَدْ صَامَ الدَّهْرُ كُلُّهُ صحيح الجامع
“Siapa yang shoum tiga hari setiap bulan maka dia seperti berpuasa sepanjang masa” Shahih Jami’

SHOUM RAMADHAN
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ البخاري
“Siapa yang yang puasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala maka diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu” [Al Bukhori]
SHOUM ENAM HARI PADA BULAN SYAWAL
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتاًّ مِنْ شَوَّال كَانَ كَصَوْمِ الدَّهْرِ مسلم
“Siapa yang puasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa Syawwal enam (hari) maka dia bagaikan puasa selamanya” Muslim

SHOUM PADA MUSIM DINGIN
الصَّوْمُ فِي الشِّتَاءِ الْعَنِيْمَةُ الْبَارِدَةُ السلسلة الصحيحة
“Puasa pada musim dingin bagaikan mendapatkan ghanimah (rampasan perang) dingin” Silsilah Shahihah
SHOUM HARI ARAFAH DAN HARI ‘ASYURO
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ خَلْفَهُ وَمَنْ صَامَ عَاشُوْرَا غُفِرَ لَهُ سَنَةً صحيح الترغيب
“Siapa yang puasa pada hari Arafah maka diampuni baginya (dosa) setahun sesudahnya dan setahun sebelumnya, dan siapa yang puasa Asyuro maka diampuni baginya (dosa) setahun” Shahih Targhib
SHOUM SYA’BAN
شَعْبَانُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ يَغْفَلُ النَّاسَ عَنْهُ تَرْفَعُ فِيْهِ الأَعْمَالَ فَأَحَبُّ أَنْ لاَ يُرْفَعُ عَمَلِي إِلاَّ وَأَنَا صَائِمٌ السلسلة الصحيحة
“(Bulan) Sya’ban terletak antara (bulan) Rajab dan Ramadhan, banyak orang yang mengabaikannya, pada bulan itu perbuatan manusia diangkat, maka aku ingin saat amalku diangkat aku berada dalam keadaan shoum” Silsilah Shahihah.
SHOUM PADA BULAN MUHARRAM
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمِ
مسلم
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) pada bulan Allah (yaitu) Muharram” Muslim

MEMBERI MAKAN BERBUKA BAGI ORANG YANG SHOUM
مَنْ فَطَّرَ صَائِماً كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئاً صحيح الجامع
“Siapa yang memberi makan berbuka bagi orang berpuasa maka baginya pahala seperti orang tersebut dan tidak mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” Shahih Jami’
SAHUR
السَّحُوْرُ كُلُّهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوْهُ وَلَوْ أَنْ يَجَرَّعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ صحيح الترغيب
“Sahur semuanya adalah barokah, maka janganlah kalian meninggalkannya walaupun sekedar meminum seteguk air, karena Allah ta’ala dan malaikatnya mendoakannya kepada orang yang sahur” hahih Targhib.
BERIBADAH PADA BULAN RAMADHAN
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ البخاري
“Siapa yang beribadah pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala maka diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu” Bukhori



BERIBADAH PADA LAILATUL QADAR
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدَرِ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ متفق عليه
“Siapa yang beribadah pada malam Lailatul Qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu” Muttafaq alaih.
ZAKAT
عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّة الْجُهَنِي رَضِيَ اللهَ عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ مِنْ قَضَاعَةٍ إِلاَّ رَسُوْلُ اللهِ، فَقَالَ : إِنِّي شَهِدْتُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّكَ رَسُوْلُ اللهِ وَصَلَيَّتُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ وَصُمْتُ رَمَضَانَ وَقُمْتُهُ آَتَيْتُ الزَّكاَةَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ مَنْ مَاتَ عَلىَ هَذاَ كَانَ مِنَ الصَّدِيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ صحيح الترغيب
“Dari Umar bin Murroh Al Juhany radiallahu anhu dia berkata: Datang seseorang dari (suku) Qudhoah kepada Rasulullah, lalu berkata: “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa engkau adalah Rasulullah, aku melakukan shalat (fardhu) yang lima, aku berpuasa pada bulan Ramadhan, aku laksanakan zakat, maka Rasulullah bersabda: “Siapa yang meninggal dalam keadaan seperti itu maka dia tergolong orang-orang yang jujur (shiddiqin) dan syuhada” Shahih Targhib.

ZAKAT FITRAH
صَدَقَةُ الْفِطْرِ طُهْرَةٌ لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، طُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنَ صحيح الترغيب
“Shadaqah (zakat) fitrah adalah pensuci bagi orang yang berpuasa dari kelalaian dan perbuatan buruk dan untuk memberi makan bagi orang-orang miskin” Shahih Targhib
SHADAQAH
الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ صحيح الترغيب
“Puasa adalah tameng dan shadaqah dapat memadamkan (menghapus) kesalahan sebagaimana air memadamkan api” Shahih Targhib
عَلَيْكُمْ بِصَدَقَةِ السِّرِّ فَإِنهَّاَ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ عَزَّ وَجَلَّ صحيح الجامع
“Hendaklah kalian bershodaqah dengan tersembunyi, karena hal demikian itu dapat menahan amarah Allah azza wa jalla” Shahih Jami’
UCAPAN YANG BAIK
اِتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِن لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ صحيح الجامع
“Takutlah kalian terhadap api neraka walau dengan sekerat korma, jika tidak dapat maka hendaklah (bersedekah) dengan kalimat yang baik” Shahih Jami’
TIDAK BERBUAT BURUK KEPADA MANUSIA
كَفُّ شَرُّكَ عَنِ النَّاسِ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى نَفْسِكَ صحيح الجامع
“Tahanlah perbuatan burukmu dari orang lain, karena yang demikian itu merupakan sedekah darimu untuk dirimu” Shahih Jami’
HAJI
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ البخاري
“Siapa yang menunaikan haji kemudian dia tidak berkata kotor dan berlaku buruk maka dia pulang bagaikan saat dilahirkan ibunya” Bukhori
أًمَّا خُرُوْجُكَ مِنْ بَيْتِكَ تَؤُمُّ الْبَيْتَ الْحَرَامَ فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ وَطْأَةٍ تَطَؤُهَا رَاحِلَتُكَ يَكْتُبُ اللهُ لَكَ بِهَا حَسَنَةً وَيَمْحُو عَنْكَ بِهَا سَيِّئَةً . وَأَمَّا وُقُوْفُكَ بِعَرَفَةَ فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيُبَاهِي بِهِمُ المَلاَئِكَةَ فَيَقُوْلُ هَؤُلاَءِ عِبَادِي جَاءُوْنِي شَعْثاً غُبْرًا مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ يَرْجُوْنَ وَيَخَافُوْنَ عَذَابِي وَلَمْ يَرَوْنِي فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي ؟ فَلَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلَ رَمْلٍ عَالِجٍ أَمْ مِثْلَ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَوْ مِثْلَ قَطْرِ السَّمَاءِ ذُنُوْباً غَسَلَهَا اللهُ عَنْكَ وَأَمَّا رَمْيُكَ الْجِمَارَ فَإِنَّهُ مَدْخُوْرٌ لَكَ وَأَمَّا حَلْقُكَ رَأْسَكَ فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ تَسْقُطُ حَسَنَةً فَإِذَا طُفْتَ بِالْبَيْتِ خَرَجْتَ مِنْ ذُنُوْبِكَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْكَ أُمُّكَ صحيح الجامع
“Adapun keluarnya kamu dari rumahnya dengan tujuan Baitullah, maka setiap langkah yang dilangkahkan tungganganmu (kendaraan) akan dihitung sebagai kebaikanmu dan penghapus bagi kesalahanmu, sedangkan wukufmu di Arafah maka Allah turun dari langit dunia dan membanggakan mereka kepada para malaikat seraya berfirman: “Mereka adalah hamba-hamba-Ku, datang kepada-Ku dalam keadaan kumal dan berdebu dari setiap penjuru dan mereka takut akan azab-Ku padahal mereka tidak melihat-Ku, apatah lagi jika mereka melihat-Ku. Seandainya dosa-dosamu sebanyak butiran pasir, atau sebanyak hari-hari dunia atau sebanyak tetesan air hujan maka Aku akan mensucikannya darimu. Sedangkan engkau melempar jumroh, maka hal itu akan dihitung sebagai simpananmu. Adapun engkau mencukur kepala maka setiap helai rambut yang berjatuhan dihitung sebagai kebaikanmu dan jika engkau thawaf di Baitullah, maka engkau akan keluar dari dosa-dosamu bagaikan orang yang baru dilahirkan ibunya” Shahih Jami’.
الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ صحيح الجامع
“Haji yang mambrur tidak ada balasannya kecuali syurga” Shahih Jami’
AMAL SHALEH PADA HARI SEPULUH (PERTAMA) BULAN DZULHIJJAH
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ أَحَبُّ إِلَى اللهِ فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِي عَشْرَةَ ذِي الْحِجَّةِ . قَالُوا وَلاَ الْجِهَادِ فِي سَبِيْلِ اللهِ ؟ قَالَ : وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ البخاري
“Tidak ada suatu hari yang amal sholeh didalamnya lebih dicintai Allah kecuali pada hari-hari ini yaitu sepuluh hari bulan Dzul Hijjah. Mereka berkata: “Tidak juga jihad di jalan Allah?”. Beliau bersabda: “Tidak juga jihad di jalan Allah kecuali seseorang yang keluar (berjihad) dengan dirinya dan hartanya dan tidak ada yang kembali darinya satupun” Bukhori.

UMROH
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا مِنَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطَايَا صحيح الجامع
“Antara umroh yang satu dengan umroh yang lain merupakan kaffarah (penghapus) dosa-dosa dan kesalahan” Shahih Jami’
عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ كَحَجَّةٍ مَعِي صحيح الجامع
“Umroh di (bulan) Ramadhan bagaikan (melaksanakan ibadah) haji bersamaku” Shahih Jami’
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّ مُتَابَعَةَ بَيْنِهِمَا تُنْفِي الْفَقْرَ وَالذُّنُوْبَ كَمَا يُنْفِي الْكِيْرُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ
السلسلة الصحيحة
“Iringilah antara haji dan umroh, karena melaksanakan keduanya dapat menyingkirkan kefakiran sebagaimana tempaan api panas menghilangkan karat pada besi” Silsilah Shahihah
MENGUSAP HAJAR ASWAD DAN RUKUN YAMANI
إِنَّ مَسْحَ الْحَجْرِ الأَسْوَدِ وَالرُّكْنَ الْيَمَانِي يُحَطَّانِ الْخَطَاياَ حَطًّا صحيح الجامع
“Mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani menghapuskan kesalahan” Shahih Jami’
BERJIHAD DI JALAN ALLAH
لَغَدْوَةٌ أَوْ رَوْحَةٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا إرواء الغليل : 282
“Berangkat dipagi atau sore hari (saat berjihad) dijalan Allah lebih baik nilainya dari dunia dan seisinya” Irwa’ Al Ghalil 282
مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ إرواء الغليل
“Siapa yang kedua kakinya berdebu di jalan Allah, maka Allah haramkan baginya api neraka” Irwa’ul Ghalil
رِبَاطُ شَهْرٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ دَهْرٍ وَمَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيْلِ اللهِ أَمِنَ مِنَ الْفَزَعِ الأَكْبَرِ وَغَدَى عَلَيْهِ بِرِزْقِهِ وَرِيْحٍ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُجْرَي عَلَيْهِ أَجْرَ الْمُرَابِطِ حَتَّى يَبْعَثَهُ اللهُ صحيح الجامع
“Berjihad selama sebulan lebih baik dari puasa selamanya dan siapa yang meninggal saat berjihad maka Allah lindungi dirinya dari kekalutan yang paling besar dan dia (di hari kiamat) akan berangkat membawa rizkinya dan wangi syurga serta pahalanya tetap dihitung sebagai pahala orang yang berjihad hingga hari kiamat” Shahih Jami’
مَوْقِفُ سَاعَةٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ عِنْدِ الْحَجَرِ الأَسَوَدِ
“Sesaat berada dalam (jihad) di jalan Allah, hal itu lebih baik dari melakukan shalat malam pada Lailatul Qadar di hadapan Hajar Aswad”
INFAQ DI JALAN ALLAH
مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فِي سَبِيْلِ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ سَبْعَمِائَةِ ضِعْفٍ مسلم
“Siapa yang berinfaq di jalan Allah maka dicatat baginya tujuh ratus kali lipat” Muslim
مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فَقَدْ غَزَا وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ فَقَدْ غَزَا مسلم
“Siapa yang menyediakan (segala keperluan) bagi seorang yang berperang maka dia (dianggap) telah berjihad dan siapa yang memberikan jalan bagi keluarganya untuk berperang maka dia telah berperang” Muslim
JUJUR DAN AMANAH DALAM PERDAGANGAN DAN PERLAKUAN YANG BAIK
التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ الأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءُ صحيح الترمذي
“Pedagang yang jujur dan terpercaya (nanti di hari kiamat akan dikumpulkan) bersama para nabi dan orang-orang yang benar serta para syuhada” Shahih Turmuzi
الْبَيْعَانِ بِالْخِيَارِ مَالَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَّا بُوْرِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذِبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا البخاري
“Penjual dan pembeli masih berada dalam keadan khiyar (boleh memilih antara jadi atau tidak) selama keduanya belum berpisah, jika keduanya jujur dan menjelaskan (hal yang sebenarnya) maka keduanya diberkahi dalam jual belinya tersebut, dan jika keduanya berbohong dan menyembunyikan (hal yang sebenarnya) maka dihapuslah keberkahan jual belinya keduanya” Bukhori
أَدْخَلَ اللهُ رَجُلاً الْجَنَّةَ كَانَ سَهْلاً بَائِعاً وَمُشْتَرِيًا صحيح النسائي
“Allah ta’ala memasukkan kedalam syurga seseorang yang mudah dalam menjual dan membeli” Shahih An Nasa’i
MENJENGUK ORANG SAKIT
مَا مِنْ رَجُلٍ يَعُوْدُ مَرِيْضًا مُمْسِيًّا إِلا َّ خَرَجَ مَعَهُ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ حَتَّى يُصْبِحَ وَمَنْ أَتَاهُ مُصْبِحٌ خَرَجَ مَعَهُ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ حَتَّى يُمْسِي صحيح الجامع
“Seseorang yang pada sore hari menjenguk orang sakit, maka saat keluar diringi oleh tujuh puluh ribu malaikat yang memohon ampunan untuknya hingga pagi hari dan siapa yang menjenguknya pada pagi hari maka saat dia keluar diringi tujuh puluh ribu malaikat yang memohon ampunan untuknya hingga sore hari” Shahih Jami’



MENSHALATKAN MAYIT DAN MENGANTAR JENAZAH
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّي عَلَيْهَا فَلَهُ قِيْرَاطٌ وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنُ فَلَهُ قِيْرَاطَانِ . (قِيْلَ : وَمَا الْقِيْرَاطَانِ ؟ ) قَالَ : مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيْمَيْنِ" مسلم
“Siapa yang menghadiri jenazah hingga dishalatkan maka baginya satu qirath dan siapa yang menyaksikannya hingga dimakamkan maka baginya dua qirath (dikatakan: Apakah yang dimaksud dua qirath ?) beliau bersabda: “Bagaikan dua gunung yang besar” Muslim
MEMANDIKAN MAYIT DAN MENGKAFANI
مَنْ غَسَلَ مَيْتاً فَسَتَرَهُ سَتَرَهُ اللهُ مِنَ الذُّنُوْبِ وَمَنْ كَفَنَهُ كَسَاهُ اللهُ مِنَ السُّنْدُسِ صحيح الجامع
“Siapa yang memandikan orang mati kemudian dia menutupinya maka Allah akan menutupkan dosa-dosanya, dan siapa yang mengkafaninya maka Allah akan mengenakannya (pakaian) dari Sundus” Shahih Jami’

BERHARAP PAHALA ATAS DATANGNYA MUSIBAH
يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : ابْنُ آدَمَ إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ اْلأُوْلَى لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَاباً دُوْنَ الْجَنَّةِ صحيح ابن ماجه
“Allah ta’ala berfirman: Anak Adam… jika engkau sabar dan mengharapa pahala saat pertama kali datang musibah maka tidak ada balasan yang aku ridhoi kecuali syurga” Sahih Ibnu Majah.

SHADAQAH UNTUK YANG SUDAH MENINGGAL DAN KEUTAMAAN MEMBERIKAN AIR
عَنْ سَعْد بْنِ عُبَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَنَّ أُمَّ سَعْدٍ مَاتَتْ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : الْمَاءُ قَالَ : فَحَفَرَ بِئْراً وَقَالَ : هَذِهِ ِلأُمِّ سَعْد صحيح ابن ماجه
“ Dari Saad bin ‘Ubadah radiallahuanhu, sesungguhnya dia berkata: Yaa Rasulullah sesungguhnya Ummu Sa’ad telah meninggal, shadaqah apakah yang paling utama ?”, beliau bersabda: “ Air “, maka dia menggali sumur lalu berkata: “ Ini (pahalanya) untuk Ummu Sa’ad ”.
Shahih Ibnu Majah.


DOA DARI KEJAUHAN
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ ِلأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِيْن وَلَكَ بِمِثْل مسلم
“ Doa seorang muslim untuk saudaranya di kejauhan mustajab, dikepalanya terdapat malaikat yang di tugaskan, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya berupa kebaikan, maka malaikat yang ditugaskan tersebut berkata: “Amiin, dan engkaupun mendapatkan hal serupa “
Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar