goresan hidup seorang biduan

Rabu, 28 September 2011

Menjaga Amanah

Amanah adalah sifat orang yang beriman sedangkan khianat adalah sifat orang munafik. Amanat bisa berupa titipan barang atau uang bisa juga kedudukan atau jabatan atau yang lainnya. Seorang mukmin wajib menjaga amanah yang dilimpahkan kepadanya karena setiap amanat itu akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Rasulullah  bersabda, "Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang empat hal: tentang fisiknya untuk apa ia gunakan, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan dan tentang hartanya darimana ia memperolehnya serta untuk apa ia membelanjakannya." (HR. …….)
Dewasa ini, kita sering mendengar tentang penyalahgunaan amanat dalam bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme, memakan harta orang lain dengan cara yang bathil. Allah  telah mengancam dan mencela orang-orang Yahudi karena perbuatan-perbuatan seperti tersebut diatas. Allah  berfirman, "Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu." (Al Maidah (5): 62)
Terdapat banyak hadits yang memberikan peringatan dari perbuatan yang haram ini dan menerangkan akibat buruk bagi pelakunya, di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan Ibnu Jarir dari Ibnu Umar  dari Nabi  , beliau bersabda: "Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih pantas baginya." Rasulullah  bersabda: "Sesungguhnya Allah itu Baik, dan Dia tidak mau menerima kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah menyuruh orang-orang mukmin sebagaimana menyuruh kepada para rasul. Allah  berfiman: "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang shalih." (Al Mu'minuun (23):51)

Dan Dia berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu." (Al Baqarah: 172) Kemudian Nabi  menuturkan cerita seorang laki-laki yang datang dari tempat yang jauh, rambutnya kusut dan badannya penuh debu sambil menadahkan tangannya ia mengucapkan: 'Ya Rabbi, Ya Rabbi,' sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" (HR. Muslim ).
Hadits di atas menerangkan bahwa tidak memilih makanan yang baik dan halal menyebabkan do'a seseorang terhalang, tidak sampai kepada Allah  dan cukuplah itu sebagai kerugian. (Na'udzu billahi min dzalik)
Wahai kaum muslimin… hindarkanlah dirimu dan keluargamu dari memakan yang haram, agar kamu dan keluargamu selamat dari api neraka yang dijadikan Allah  lebih pantas ditempati bagi setiap daging yang tumbuh dari yang haram. Sesungguhnya makanan yang haram menjadi sebab terhalang dan tidak terkabulnya do'a.
Wahai kaum muslimin… bertakwalah kepada Allah  jauhilah murkanya, bersabarlah dengan rizki yang telah Allah berikan kepada-mu meski engkau dalam kekurangan karena sesungguhnya Allah  menjanjikan pahala yang sangat besar yang tidak terhitung bagi orang-orang yang bersabar. Allah  berfirman, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas." (QS. Az Zumar (39) : 10)
Dan Allah  mengaitkan keberuntungan dunia dan akherat dengan kesabaran, sebagaimana firmanNya, "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung". (QS. Ali Imran (3) : 200)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar