goresan hidup seorang biduan

Kamis, 30 Mei 2013

DOSA

Suatu hari di sebuah perkampungan ada seorang maling ayam yang tertangkap basah oleh warga. Maling ayam itu pun di bawa ke balai desa untuk diadili. Kebetulan saat itu salah satu uztadz di kampung itu hadir. Sang ustadz pun menginterogasinya,

“ Apa kamu tahu kalau Tuhan itu lihat kamu?”
“ Tahu’’
“ kalu tahu kenapa kamu nyuri?”
“ Karena meskipun Tuhan lihat, Tuhan gak bakalan ribut”.

Begitulah, banyak sebenarnya dari kita yang sadar bahwa segala tindak tanduk kita diawasi oleh Tuhan. Sebenarnya hampir semua dari kita tahu bahwa Tuhan itu Maha Melihat. Hampir tidak ada satu pun tempat di permukaan bumi ini yang luput dari pengawasan Tuhan.

Tapi mari kita lihat, berapa banyak dari kita yang masih melakukan perbuatan buruk  ? sangat banyak. Alasannya, ya itu tadi, meskipun kita tahu bahwa Tuhan Maha Tahu, tidak ada dampak sama sekali terhadap kehidupan kita. Kita malah lebih takut ketahuan manusia dari pada ketahuan Tuhan.

Saya pernah mendengar sebuah cerita. Ada seorang pemain sirkus yang mengumpulkan banyak anak ular untuk bermain srikus. Beberapa hari kemudian terkumpulah beberapa anak ular. Ia pun mulai melatihnya.

Mula-mula anak ular itu dibelitkan ke kakinya. Setelah ular itu besar, mereka dilatih untuk melakukan permainan yang lebih beresiko, diantaranya membelit tubuh pelatihnya.

Sesudah melatih ular-ularnya dengan baik, pelatih itu pun mulai mengadakan pertunjukan untuk umum. Hari demi hari penampilannya berjalan sukses dan mengundang decak kagum pengunjung. Lama-kelamaan jumlah penontonnya semakin bertambah banyak. Penjualan tiket makin meningkat. Uang yang diterimya semakin besar.

Suatu hari, setelah permainan dimulai, sang pemain memainkan atraksi demi atraksi secara silih berganti. Hingga tibalah pada acara yang ditunggu-tunggu, yaitu permainan ular.

Pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa ular itu melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai membelitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus itu pun kelihatan semakin kesakitan. Ia berteriak, meronta, dan berusaha merengganggkan lilitan ular tersebut dengan sekuat tenaga, tapi ular itu makin kuat melilit tubuhnya. Para penonton pun mulai panik ketika pemain sirkus itu menjerit kesakitan dan akhirnya terkulai mati.
Kawan,terkadang seperti itu jugalah bahaya dosa bagi para pelakunya. Kadang-kadang dosa kecil terlihat tidak terlalu membahayakan hidup kita. Pada awalnya kita merasa tidak terganggu sama sekali dengan dosa kecil yang kita lakukan. Awalnya mungkin kita dengan mudah dapat mengendalikannya dan bertobat kelak. Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasi resiko atas dosa – dosa kecil yang telah kita lakukan itu. Tetapi pada kenyataannya, apabila dosa kecil itu telah mulai melilit hidup kita, maka kita pun akan kesulitan untuk melepaskannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar