Ketika diajukan pertanyaan, siapa
yang ingin sukses, pasti semua orang ( yang normal tentu) sangat
menginginkannya. Tidak ada satu pun manusia di bumi ini yang bercita-cita untuk
menjadi orang gagal. Yang masih berstatus
sebagai pelajar atau mahasiswa ingin sukses dalam studinya. Yang berstatus
sebagai karyawan ingin sukses dalam karirnya. Yang berwirausaha ingin sukses
dalam usahanya. Yang artis ingin sukses dengan keartisannya. Yang sedang sakit
ingin sukses mengobati penyakitnya. Yang sedang banyak hutang ingin sukses
dalam melunasi hutang-hutangnya. Ynag sedang hamil ingin sukses saat
melahirkjan. Yang berencana untuk menikah ingin sukses dalam pernikahannya. Begitu
seterusnya.
Kalau
semua orang berharap untuk sukses, lalu apa yang menyebabkan sebagian orang
masih ada yang gagal? Paling tidak ada beberapa kemungkinan. Pertama, orang itu
tidak tahu cara meraih kesuksesan. Kedua, orang itu sudah tahu bagiamana cara
meraih kesuksesannya, hanya saja ia tidak sabar menjalani semua proses yang
seharusnya diselesaikan sebelum ia benar-benar berhak unntuk meraih medali
kesuksesan.
Penyebab
kedua inilah yang sering kali menjadi penyebab klasik mengapa banyak orang yang
punya harapan dan impian yang tinggi namun gagal meraihnya. Hampir semua
pelajar tahu bahwa cara yang paling jitu untuk meraih nilai yang tinggi dalam
ujian adalah belajar. Namun masih banyak pelajar yang tidak sabar untuk
menjalani dan menuntaskan ‘syarat-syarat’ kesuksesan itu dengan beragam dalih
dan alasan. Malas, jenuh, bosan, banyak godaan teman, dan beragam alasan lain
yang bermunculan dalam benaknya karena tingkat kesabaran dalam jiwanya sangat
rendah. Akibatnya semangat untuk meraih kesuksesan justru terkikis oleh hal-hal
yang sebenarnya sangat remeh.
Kalau
kita amati , sebenarnya banyak sekali wirausaha-wirausaha baru bermunculan
beberapa decade terakhir ini. Tetapi mengapa hanya segelintir saja pengusaha
yang berjaya dengan usaha yang dirintisnya ? pengusaha yang tekun merintis
usahanya dari nol hingga menjadi perusahaan raksasa bukanlah manusia super.
Secara biologis, mereka tercipta dari unsur yang sama dengan kita. Lalu apa
yang membedakan antara mereka dengan pengusaha yang gugur di tengah jalan ?
Jawabannya tidak lain karena perbedaan strata kesabaran pada jiwa mereka.
Pengusaha yang gugur ditengah jalan biasanya menyikapi kegagalan yang menimpanya secara tidak tepat. Padahal hampir tidak ada pengusaha sukses yang belum pernah mengalami pahit getirnya kegagalan. Yang membedakan antara yang sukses dengan yang tidak adalah cara menyikapi kegagalan yang menimpanya. Orang sukses menyikapi kegagalan sebagai media pembelajaran dalam meraih kesuksesannya. Sedangkan yang lain menganggapnya sebagai bencana. Orang sukses melihat kebangkrutan sebagai batu loncatan., sedangkan orang gagal melihatnya sebagai batu sandungan. Orang sukses mengaganggap masalah sebagai tantangan, sedang orang gagal menganggapnya sebagai ancaman. Orang sukses menyikapi masalah dengan kesabaran. Sedang orang gagal menyikapi masalah dengan keluhan.
Man shabara zhafira. Inilah rumus sakti dalam meraih kesuksesan. Jangan pernah kita membayangkan orang sukses itu jalannya mulus dalam meraih kesuksesannya. Hampir semua orang yang berada di puncak, awalnya adalah orang yang juga berada di bawah. Tidak ada satu pun orang terlahir ke dunia lalu ujug-ujug meraih puncak prestasi. Tidak ada yang namanya sukses instan. Semua pasti melalui jalan yang bertabur masalah, tantangan, rayuan, seta beragam kesulitan yang kudu dihadapi. Seseorang bisa disebut sebagai pemenang ketika dia berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Seseorang bisa disebut berprestasi setelah dia menuntaskan dengan baik semua ujian dan permasalahan ynag diberikan kepadanya.
Man shabara zhafira. Inilah rumus hidup dari semua orang sukses di dunia. Silahkan amati bagaimana pengusaha, karyawan, pelajar, dan petani yang sukses, hampir semuanya meraih kesuksesan karena kesabarannya dalam bekerja. Allah swt. Banyak memberikan contoh tentang ini. Ulama, peminpin, atau pengusaha besar hampir semuanya berproses dalam tempaan yang bertubi-tubi hingga potensi dalam dirinya menemukan momentum kepahlawanannya. “ jika seseorang memperhatikan biografi dan kisah perjalan para ulama,’ tutur Ali bin Muhammad Al- Imran dalam Al-Musyawwiq ilal Qira’ah wa thalabil ‘ilm,’ tentulah ia akan mengetahui betapa besar usaha yang mereka korbankan, baik dari sisi waktu yang panjang, usaha mereka yang mati-matian, hingga kesabaran yang indah di dalam menulis kitab-kitab besar dan kitab kompilasi agun.”
Kesabaran
adalah modal dasar para pemenang. Kesabaran meyebabkan kualitas
orang-orangnya melejit berkali-kali
lipat dibandingkan dengan orang yang tidak sabar. Allah swt. mengatakan dalam
surah Al-anfal ayat , “ Sekarang Allah
telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan.
Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan dua ratus orang kafir. Dan jika diantaramu ada seribu orang (
yang sabar ), niscaya mereka akan dapat
mengalahkan dua ribu orang, dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang
yang sabar.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar