Kreativitas
dalam pemasaran merupakan hal penting yang mentukan berjalan atau tidaknya
suatu usaha. Apalagi usaha jual beli. Amri sadar betul akan hal itu. Amri adalah
seoarang anak muda yang memutuskan untuk menekuni usaha jual beli ikan. Ia menyewa
sebuah lapak di pasar. Pada hari pertama, ia fokus untuk menjual ikan segar di
pasar. Ia pun memasang papan pengumuman bertuliskan,
“ DI SINI JUAL IKAN SEGAR”
“ DI SINI JUAL IKAN SEGAR”
Tak
lama kemudian datang seoarng pengunjung pertama di lapaknya. Pengunjung itupun
langsung menanyakan tentang papan pengumuman yang dipasang Amri di depan
lapaknya.
“
Anda ini ada-ada saja, kenapa anda harus menuliskan kata DI SINI, bukanlah
semua orang juga suadah tahu kalau anda itu berjualan ikan DI SISNI, bukan DI
SANA?”
Amri
membaca ulang papan pengumumannya,
“
Betul juga ya”, kata Amri.
Lalu
Amri menghapuskan kata DI SINI, sehingga papannya bertuliskan JUAL IKAN SEGAR,
“
Nah, gini baru benar”, kata Amri.
Tak
lama kemudian, datanglah pengunjung kedua, dan menanyakan tentang papan pengumumannya,
“ Kenapa kau tuliskan kata SEGAR? Bukankah semua orang juga sudah tahu kalau
yang kau jual itu ikan SEGAR bukan ikan BUSUK?”
Amri
membaca papan pengumumannya, “ Benar juga ya”, pikir amri,
Lalu
dia menghapuskan kata SEGAR, hingga papan pengumuman itu tinggal bertuliskan JUAL
IKAN
Tak
lama kemudian, datangalah pengunjung ketiga yang juga mempertanyakan
tulisannya,
“
mengapa kau tuliskan kata JUAL ? Bukankah semua orang juga tahu kalau ikan-ikan
ini untuk dijual bukan untuk dipamerkan?”
“
Haa..haa…betul juga ya”
Lalu
Amri pun menghapuskan kata JUAL hingga papan itu tinggal bertuliskan kata IKAN.
Selang
beberapa waktu, datanglah pengunjung keempat yang juga menanyakan tulisan di
plakatnya, “ Mengapa anda tuliskan kata IKAN, semua orang juga tahu kali ini tuh
ikan, bukan kerupuk.”
Lagi-lagi
Amri setuju, “ Benar juga”, lalu diturunkan lah papan pengumuman itu.
Seribu
kepala tersimpan seribu pendapat. Rasanya pepatah itu ada benarnya juga.
Menuruti semua kemauan orang hanya akan menyita energi kita dan berujung pada
ketidak jelasan sikap.
Mungkin
Anda pernah dengar kisah-kisah klasik berikut. Suatu hari seoarang ayah ingin
memberikan pelajaran oidup kepada putranya, tentang bagaimana reaksi manusia
kepada kita. Sang ayah mengajak anaknya melakukan perjalanan melintasi beberapa
perkampungan dengan menaiki seekor keledai muda. Setibanya di kampung pertama,
orang-orang di kampung itupun berkomentar, “ Tega amat, tuh bapa ma anak,
keladai muda gitu dinaiki berdua. Dasar orang yang tidak berprikehewanan”.
Sang
ayah pun berkata kepada anaknya, “ Kau dengar nak apa komentar orang-orang.
Biar ayah yang turun, kamu yang naik keledai ini”.
Akhirnya
sang ayah memegang tali keladi, sedang anaknya naik di atas keledai. Tak lama
kemudian, mereka pun melintasi sekumpulan orang-orang. Meraka pun berkomentar, “
anak yang tidak tahu sopan santun, masa ia naik keledai sementara ayahnya
disuruh jalan kaki”.
Akhirnya,
sang anak turun dan sekarang giliran ayahnya yang naik keledai. Mereka pun
menyusuri sekumpulan orang-orang. Mereka pun berkomentar’” ayah yang tidak tahu
belas kasihan pada anaknya. Masa ia enak-enakan naik keladai sementara anaanya
disuruh jalan kaki”.
Lagi-lagi
sang ayah berkata kepad a naknya’” kau dengar apa komentar orang-orang tadi,
mari kita berdua jalan kaki bersama keledai ini.”
Akhirnya
mereka berdua berjalan bersama-sama. Tak lama, mereka pun melewati sekumpulan
orang-orang, lagi-lagi mereka berbisik ‘”
bodoh amat mereka, masa ada keledai, malah jalan kaki.”
“
kau dengar nak, apa komentar orang-orang tadi?” kata sang ayah,” sekarang ayo
kita gendong keladai ini.” Meraka berdua kemudian menggendong keladi itu sambil
melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan , mereka pun bertemu dengan
sekumpulan orang lagi. Komentar mereka pun makin pedas’ “ wah, bapak sama anak
sama gilanya tuh. Ngapain keledai digendong kayak gitu.”
Sang
ayah pujn akhirnya memberi nasihat kepada anaknya’ “ nak, seperti itulah hidup.
Apapun perilaku kita pasti mendapatkan respon dari orang lain. Tetapi kalau
kita ingin membuat semua orang suka dengan tindakan kita, sungguh hanya akan
menimbulkan penyesalan semata. Kita tidak akan pernah bisa membuat semua orang
suka dengan pilihan hidup kita. Selalu
ada pro dan kontra. Selalu ada dukungan dan penolakan. Selalu ada puji dan
caci. Tapi kau harus tetap bertindak. Pilihlah
tindakan yang sesuai dengan nuranimu. Jadilah diri sendiri. Jangan selalu
mengikuti ucapan semua orang.”
Begitulah.
Kita tidak pernah bisa memuaskan semua orang dengan tindakan kita. Pasti akan ada
orang yang kontra dengan keputusan yang kita ambil. Jika kita masih tetap
memaksakan diri ingin memuaskan semua orang, maka kita tidak akan mendapatkan
apa-apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar