goresan hidup seorang biduan

Minggu, 26 Mei 2013

BE YOURSELF !





Kreativitas dalam pemasaran merupakan hal penting yang mentukan berjalan atau tidaknya suatu usaha. Apalagi usaha jual beli. Amri sadar betul akan hal itu. Amri adalah seoarang anak muda yang memutuskan untuk menekuni usaha jual beli ikan. Ia menyewa sebuah lapak di pasar. Pada hari pertama, ia fokus untuk menjual ikan segar di pasar. Ia pun memasang papan pengumuman bertuliskan,
            “ DI SINI JUAL IKAN SEGAR”
Tak lama kemudian datang seoarng pengunjung pertama di lapaknya. Pengunjung itupun langsung menanyakan tentang papan pengumuman yang dipasang Amri di depan lapaknya.
“ Anda ini ada-ada saja, kenapa anda harus menuliskan kata DI SINI, bukanlah semua orang juga suadah tahu kalau anda itu berjualan ikan DI SISNI, bukan DI SANA?”

Amri membaca ulang papan pengumumannya,
“ Betul juga ya”, kata Amri.
Lalu Amri menghapuskan kata DI SINI, sehingga papannya bertuliskan JUAL IKAN SEGAR,
“ Nah, gini baru benar”, kata Amri.
Tak lama kemudian, datanglah pengunjung kedua, dan menanyakan tentang papan pengumumannya, “ Kenapa kau tuliskan kata SEGAR? Bukankah semua orang juga sudah tahu kalau yang kau jual itu ikan SEGAR bukan ikan BUSUK?”
Amri membaca papan pengumumannya, “ Benar juga ya”, pikir amri,
Lalu dia menghapuskan kata SEGAR, hingga papan pengumuman itu tinggal bertuliskan JUAL IKAN
Tak lama kemudian, datangalah pengunjung ketiga yang juga mempertanyakan tulisannya,
“ mengapa kau tuliskan kata JUAL ? Bukankah semua orang juga tahu kalau ikan-ikan ini untuk dijual bukan untuk dipamerkan?”
“ Haa..haa…betul juga ya”
Lalu Amri pun menghapuskan kata JUAL hingga papan itu tinggal bertuliskan kata IKAN.
Selang beberapa waktu, datanglah pengunjung keempat yang juga menanyakan tulisan di plakatnya, “ Mengapa anda tuliskan kata IKAN, semua orang juga tahu kali ini tuh ikan, bukan kerupuk.”
Lagi-lagi Amri setuju, “ Benar juga”, lalu diturunkan lah papan pengumuman itu.


Seribu kepala tersimpan seribu pendapat. Rasanya pepatah itu ada benarnya juga. Menuruti semua kemauan orang hanya akan menyita energi kita dan berujung pada ketidak jelasan sikap.

Mungkin Anda pernah dengar kisah-kisah klasik berikut. Suatu hari seoarang ayah ingin memberikan pelajaran oidup kepada putranya, tentang bagaimana reaksi manusia kepada kita. Sang ayah mengajak anaknya melakukan perjalanan melintasi beberapa perkampungan dengan menaiki seekor keledai muda. Setibanya di kampung pertama, orang-orang di kampung itupun berkomentar, “ Tega amat, tuh bapa ma anak, keladai muda gitu dinaiki berdua. Dasar orang yang tidak berprikehewanan”.

Sang ayah pun berkata kepada anaknya, “ Kau dengar nak apa komentar orang-orang. Biar ayah yang turun, kamu yang naik keledai ini”.

Akhirnya sang ayah memegang tali keladi, sedang anaknya naik di atas keledai. Tak lama kemudian, mereka pun melintasi sekumpulan orang-orang. Meraka pun berkomentar, “ anak yang tidak tahu sopan santun, masa ia naik keledai sementara ayahnya disuruh jalan kaki”.

Akhirnya, sang anak turun dan sekarang giliran ayahnya yang naik keledai. Mereka pun menyusuri sekumpulan orang-orang. Mereka pun berkomentar’” ayah yang tidak tahu belas kasihan pada anaknya. Masa ia enak-enakan naik keladai sementara anaanya disuruh jalan kaki”.

Lagi-lagi sang ayah berkata kepad a naknya’” kau dengar apa komentar orang-orang tadi, mari kita berdua jalan kaki bersama keledai ini.”

Akhirnya mereka berdua berjalan bersama-sama. Tak lama, mereka pun melewati sekumpulan orang-orang, lagi-lagi mereka berbisik ‘”  bodoh amat mereka, masa ada keledai, malah jalan kaki.”

“ kau dengar nak, apa komentar orang-orang tadi?” kata sang ayah,” sekarang ayo kita gendong keladai ini.” Meraka berdua kemudian menggendong keladi itu sambil melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan , mereka pun bertemu dengan sekumpulan orang lagi. Komentar mereka pun makin pedas’ “ wah, bapak sama anak sama gilanya tuh. Ngapain keledai digendong kayak gitu.”


Sang ayah pujn akhirnya memberi nasihat kepada anaknya’ “ nak, seperti itulah hidup. Apapun perilaku kita pasti mendapatkan respon dari orang lain. Tetapi kalau kita ingin membuat semua orang suka dengan tindakan kita, sungguh hanya akan menimbulkan penyesalan semata. Kita tidak akan pernah bisa membuat semua orang suka dengan  pilihan hidup kita. Selalu ada pro dan kontra. Selalu ada dukungan dan penolakan. Selalu ada puji dan caci. Tapi kau harus tetap  bertindak. Pilihlah tindakan yang sesuai dengan nuranimu. Jadilah diri sendiri. Jangan selalu mengikuti ucapan semua orang.”

Begitulah. Kita tidak pernah bisa memuaskan semua orang dengan tindakan kita. Pasti akan ada orang yang kontra dengan keputusan yang kita ambil. Jika kita masih tetap memaksakan diri ingin memuaskan semua orang, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar