goresan hidup seorang biduan

Sabtu, 08 Oktober 2011

shalat tahajud

[Tips]
Bangun
Malam-Malam
(Qiyamullail)
Menegakkan
Shalat
Tahajjud
1.

Memahami
Keutamaan
(atammah)
Shalat
Malam

o
Shalat
tahajjud
adalah
shalat
yang
paling
utama
setelah
shalat
wajib
o “Sebaik-baik
puasa
setelah
puasa
ramadhan
adalah
puasa
bulan
muharram
dan
sebaik-baik
shalat
setelah
shalat
wajib
adalah
shalat
lail

[Hadits
Riwayat. Muslim no. 1163]
o “
Sholat
yang
paling
utama
sesudah
sholat
fardhu
adalah
qiyamul
lail
(sholat
di
tengah
malam)"
(Muttafaqun ‘alaih)
o
Orang
yang
menegakkan
qiyamullail
akan
terpelihara
dari
gangguan
setan,
dan
bangun
di
pagi
hari
dalam
keadan
segar
dan
bersih
jiwanya
o Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka
beliau menyatakan: “Orang
tersebut
telah
dikencingi
setan
di
kedua
telinganya
” (Muttafaqun ‘alaih)
o Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada
tengkuk setiap orang diantara kalian dengan 3 ikatan (simpul) ketika kalian akan
tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu):
“Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila
(ternyata)
ia
bangun
dan
menyebut
nama
Allah
Ta

ala
(berdoa)
,
maka
terurailah
(terlepas)
satu
simpul
. Kemudian apabila
ia
berwudhu
,
terurailah
satu
simpul
lagi
. Dan kemudian apabila
ia
sholat
,
terurailah
simpul
yang
terakhir.
Maka
ia
berpagi
hari
dalam
keadaan
segar
dan
bersih
jiwanya
. Jika
tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari
dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih)” (Muttafaqun ‘alaih)
o
Mengetahui
di
malam
hari
itu
ada
1/3
malam
terakhir
dimana
Allah
Subhanahu
wa
Ta

ala
akan
mengabulkan
doa
orang
yang
berdoa,
memberi
sesuatu
bagi
yang
memintaa,
dan
mengampuni
yang
memohon
ampun
pada-Nya
o Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi bersabda: "Allah
turun
ke
langit
dunia
setiap
malam
pada
1/3
malam
terakhir.
Allah lalu
berfirman, Siapa
yang
berdoa
kepada-Ku
niscaya
Aku
kabulkan!
Siapa
yang
meminta
kepada-Ku
niscaya
Aku
beri!
Siapa
yang
meminta
ampun
kepadakepada-
Ku
tentu
Aku
ampuni.
Demikianlah
keadaannya
hingga
terbit
fajar
"
(HR.
Bukhari no. 145 dan Muslim no. 758)
o " Rabb (Tuhan) kami yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun
kelangit
dunia
tiap
malam
ketika
tersisa
1/3
malam
terakhir
seraya berkata: "Siapa
berdo
´
a
kepada-Ku
pasti
Aku
kabulkan,
siapa
meminta
kepada-Ku
pasti
Aku
beri
dan
siapa
memohon
ampun
kepada-Ku
pasti
Aku
ampuni
ia
"(HR. Bukhari -
Muslim)
o "Posisi
Rabb
(Allah)
yang
paling
dekat
dengan
hambanya
adalah
dipenghujung
malam
, jika anda mampu untuk berzdikir kepada Allah pada saat
itu maka lakukanlah" (HR. At-Tirmidzi, Ibn Huzaimah dll dengan sanad shahih)
o "Pintu-pintu langit dibuka pada pertengahan malam lalu penyeru-pun menyeru:
"Apakah ada orang berdo´a, pasti dikabulkan do´anya. Apakah ada orang
meminta, pasti diberi permintaannya. Dan apakah ada orang yang sumpek
(banyak problem), pasti dihilangkan darinya. Maka tidaklah seorang muslimpun
yang berdo´a saat itu melainkan pasti Allah mengabulkannya kecuali
zaniah
(pelacur
yang
belum
bertaubat)
dan
`Asysyaar
(Seorang
yang
mengambil
harta
manusia
dengan
cara
bathil)
" (Hadits shahih diriwayatkan at-Tabhrani)
o “Sesungguhnya, di malam hari ada satu waktu. Tidaklah seorang muslim berdoa
kepada Allah mohon kebaikan dunia dan akhirat di malam itu, kecuali Allah
pasti
mengabulkan
permohonannya
. Waktu tersebut ada pada tiap-tiap malam” (HR.
Muslim No. 757)
o “Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu
Ia berfirman: “Adakah
orang
yang
berdoa
agar
Aku
mengabulkan
doanya?

(HR Bukhari 3/25-26)
o Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa
yang
memohon
ampun
kepada-Ku,
niscaya
Aku
mengampuninya,
siapa
yang
memohon
(sesuatu)
kepada-Ku,
niscaya
Aku
pun
akan
memberinya,
dan
siapa
yang
berdoa
kepada-Ku,
niscaya
Aku
akan
mengabulkannya
” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu
Katsir 3/54)
o Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwasanya rasulullah bersabda: “
shalat
yang
paling
dicintai
Allah
adalah
shalatnya
nabi
Daud,
dan
puasa
yang
paling
dicintai
oleh
A
llah
adalah
puasanya
nabi
Daud,
beliau
tidur
separuh
malam,
bangung
sepertiganya,
tidur
seperenamnya,
dan
berpuasa
satu
dan
tidak
berpuasa
satu
hari

(muttafaq alaih).
o
Menjadikan
sebab
masuk
surga.
o Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia,
sebarkanlah
salam,
berilah
makanan,
sambunglah
tali
persaudaraan
dan
sholatlah
ketika
manusia
terlelap
tidur
pada
waktu
malam
n
iscaya
engkau
akan
masuk
surga
dengan
selamat
” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al
Albani)
o Menaikkan
derajat
di
surga
: “Sungguh di dalam surga tedapat kamar-kamar
yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam.
Kamar-kamar itu All
a
h
sediakan
bagi
orang
yang
memberi
makan,
melembutkan
perkataan,
mengiringi
puasa
Romadh
a
n
(dengan
puasa
sunah),
menebarkan
salam
dan
mengerjakan
sholat
malam
ketika
manusia
lain
terlelap
tidur

(HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)
2.
Membangkitkan
'Azzam
(K
einginan
K
uat
)
untuk
Bangun
S
halat
M
alam

"B
erusaha
merasakan
penuh
kesadaran
mendalam
,
keinginan
yang
kuat
serta
harapan
menggebu-gebu
"
o Kerinduan
yang
teramat
sangat
teruntuk
bertaqarrub
kepada
Allah
di keheningan malam dengan bangun malam-malam mengisinya dengan
shalat dan ibadah
 Kuatkan
rasa
cinta
kita
kepada
Allah
, apalagi dengan mengerjakan sholat
malam kita akan dapat bercakap-cakap dengan Allah 'azza wa jalla lebih dekat.
Betapa tiap patah kata yang kita ucapkan benar-benar munajat kepada Allah
 Meyakini
bahwa
Allah
'azza
wa
jalla
pasti
akan
memperhatikan
dan
menyaksikan
apa
saja
yang
terlintas
dalam
hati
dan
benak
kita
 Memahami, s
e
se
orang
yang
benar-benar
ingin
di
cintai
Allah
pasti
akan
berusaha
menyendiri
(berkhalwat)
dengan
-N
ya
, merasakan lazatnya
bermunajat sepenuh hati dan kekuatan. Sehingga akan menyebabkan tahan
(kuatnya) beribadah sepanjang malam...
 Saat
untuk
me
n
atap
diri
pada-Nya
di heningnya malam, mengadu
menyampaikan segala kelu dan gelisah kita seharian meratap pada-Nya, serta
menjemput ketenangan jiwa
3.
B
erusaha
M
enunaikan
ya
B
erarti
K
i
t
a
T
elah
M
entaati
P
erintah
Allah
dan
Rasul-Nya
dan
Allah
A
kan
m
engangkat
Kita
ke
T
empat
yang
T
erpuji
o “Dan pada
sebagian
malam
hari, sholat
tahajjudlah
kamu
sebagai ibadah nafilah
bagimu, mudah-mudahan
Rabb-mu
mengangkatmu
ke
tempat
yang
terpuji
” (Al-
Isro’:79)
o Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah
sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai
ibadah nafilah” yakni sebagai
tambahan
bagi
ibadah-ibadah
yang
fardhu
.
Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat
beliau” (lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)
o
Ketika
Allah
menyebutkan
sifat-sifat
orang
yang
bertakwa
bahwa
mereka:

Mereka
sedikit
sekali
tidur
di
waktu
malam;
dan
di
akhir-akhir
malam
mereka
mohon
ampun
(kepada
Allah)

(Adzariyat
:
17-18).
o Allah Ta’aala berfirman tentang sifat 'ibadur-Rahman: "Dan orang
yang
melalui
malam
hari
dengan
bersujud
dan
berdiri
untuk
Tuhan
mereka
(Shalat
malam)" (QS. Al-Furqan: 64)
o "Lambung
mereka
jauh
dari
tempat
tidurnya
(untuk shalat malam), sedang
mereka
berdo
´
a
kepada
Tuhannya
dengan
rasa
takut
dan
harap,
dan
mereka
menafkahkan
sebagian
dari
rezki
yang
kami
berikan
kepada
mereka
.
Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu
(bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" (QS. As-Sajdah: 16-17)
4.
Meneladani
R
asulullah,
S
ebaik-baik
T
eladan
yang
K
ita
D
iperintah
untuk
M
engikutinya
 “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah
(untuk shalat) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya
atau
kurangilah
dari
seperdua
itu
sedikit,
atau
lebih
dari
seperdua
itu
, Dan bacalah
Al-Qur

an
itu
dengan
perlahan-lahan
” (Al-Muzzammil: 1-4)
 Dari aisyah -Radhiallahu ‘Anha berkata: "Bahwasannya Rasulullah -Shallallaahu
‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam shalat
malam
sampai
pecah-pecah
(bengkak)
kedua
kakinya
, lalu akupun berkata kepada Beliau: "Mengapa
Anda
lakukan
ini
wahai
Rasulullah,
padahal
telah
diampuni
dosa
anda
yang
lalu
dan
yang
akan
datang?
" Beliau -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: "T
idakkah
sepatutnya
aku
menjadi
hamba
yang
bersyukur
" (HR. Bukhari - Muslim)
 Al-Aswad bin Yazid berkata: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah Radhiallaahu
anha tentang shalat malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. ‘Aisyah
menjawab: “Biasanya
beliau
tidur
di
awal
malam,
kemudian
tengah
malamnya
beliau
bangun
mengerjakan
shalat
malam
. Bila
merasa
ada
keperluan
beliau
segera
menemui
istri.
Beliau
segera
bangkit
begitu
mendengar
seruan
azan.
Beliau
segera
mandi
bila
dalam
keadaan
junub.
Jika
tidak,
maka
beliau
segera
berwudhu

lalu
berangkat
(ke
masjid
untuk)
shalat
” (HR. Al-Bukhari)
 Shalat malam rasulullah sangat mengagumkan: Abu Abdillah Hudzaifah ibnul Yaman
Radhiallaahu anhu mengisahkan: "Pada suatu malam, aku pernah shalat tahajjud
bersama Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . Beliau mengawali shalat dengan
membaca surat Al-Baqarah, saya berkata di dalam hati, “Mungkin setelah membaca
kira-kira seratus ayat, ternyata beliau terus tidak berhenti, saya berkata lagi di dalam
hati, “Mungkin, beliau selesaikan pembacaan surat Al-Baqarah. Dalam satu raka’at
ternyata beliau terus memulai surat Ali Imron kemudian terus mem-bacanya saya
berbicara di dalam hati: (mungkin) beliau mau ruku setelah selesai Ali-Imron,
ternyata beliau terus membaca surat An Nisa sampai habis. Beliau membaca suratsurat
tersebut dengan bacaan tartil. Setiap
kali
membaca
ayat
yang
menyebutkan
kemahasucian
Allah
Ta

ala
beliau
selalu
bertasbih
(mengucapkan
subhanallah)
.
Setiap
kali
membaca
ayat
yang
berisikan
permohonan,
beliau
pasti
berdoa.
Setiap
kali
membaca
ayat
yang
menyebutkan
permintaan
berlindung
diri
kepada
Allah
Ta

ala,
beliau
segera
mengucapkan
ta

awwudz
. Ketika ruku’ beliau
membaca: Subhaana Rabbiyal ‘Adzhiim (“Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung”)
Lama
ruku

beliau
hampir
sama
dengan
lama
berdiri.
Kemudian beliau
mengucapkan: Sami’allahuliman hamidah, Rabbana lakal hamdu “Allah Maha
mendengar terhadap hamba yang memuji-Nya. Ya Rabb kami, segala puji bagi-Mu.”
Kemudian
beliau
tegak
berdiri
(i

tidal),
hampir
sama
lamanya
dengan
ruku

.
Kemudian beliau sujud dan membaca: Subhaana Rabbiyal ‘A’la ( “Maha Suci
Rabbku Yang Maha Luhur.” ) Lama sujud
beliau
hampir
sama
dengan
lama
i

tidal
.” (HR. Muslim)
5.
Qiyamullail
A
dalah
K
ebiasaan
O
rangrang-
O
rang
S
halih
dan
C
alon
p
enghuni
Sy
urga
 “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga
dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb
mereka. Sesungguhnya
mereka
sebelum
itu
(di
dunia)
adalah
orang-orang
yang
berbuat
kebaikan
,
(yakni)
mereka
sedikit
sekali
tidur
di
waktu
malam,
dan
di
akhir-akhir
malam
mereka
memohon
ampun
(kepada
Allah)
” (Adz-
Dzariyat: 15-18)
 "Hendaklah kalian melakukan sholat malam, karena sholat
malam
itu
adalah
kebiasaan
orang-orang
sholih
sebelum
kalian
, dan ibadah
yang
mendekatkan
diri
pada
Tuhan
kalian
serta penutup
kesalahan
dan
sebagai
penghapus
dosa

(HR. Tirmidzi no. 3549, Al Hakim I/380, Baihaqi II/502. Dihasankan oleh Syaikh Al
Albani dalam Irwa Al Ghalil II/199/no. 452)
 “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab
radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam” (HR Muslim No.
2478 dan 2479). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah
ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah
engkau
menjadi
seperti
fulan,
ia
kerjakan
shalat
malam,
lalu
ia
meninggalkannya
” (HR
Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185)
6.
Meneladani
K
esungguhan
P
ara
Salafus
Shalih
D
alam
M
enegakkan
Qiyamul
L
ail
 Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap
dalam tidurnya,
Ibnu
Mas

ud
radhiyallahu

anhu
justru
mulai
bangun
untuk
shalat
tahajjud,
sehingga
terdengar
seperti
suara
dengungan
lebah
(yakni
Al-Qur’an yang beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah,
karena beliau membaca dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang
yang ada disekitarnya, ed.), sampai
menjelang
fajar
menyingsing
 Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang
yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?”
Beliau menjawab: “Karena
mereka
suka
berduaan
bersama
Allah
Yang
Maha
Rahman,
maka
Allah
menyelimuti
mereka
dengan
cahaya-Nya
"
 Abu Sulaiman berkata: “Malam
hari
bagi
orang
yang
setia
beribadah
di
dalamnya,
itu
lebih
nikmat
daripada
permainan
mereka
yang
suka
hidup
bersantai-santai.
Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka
tinggal di dunia ini”
 Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku,
kelezatan
dunia
ini
hanya
ada
pada
tiga
perkara,
yakni
qiyamul
lail,
bersilaturrahmi
dan
sholat
berjamaah

7.
Mengingat,
K
emuliaan
S
eorang
yang
B
eriman
A
da
P
ada
S
halat
M
alamnya
 Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Hai
Muhammad, kemuliaan
orang
beriman
adalah
dengan
sholat
malam
. Dan
kegagahan
orang
beriman
adalah
sikap
mandiri
dari
bantuan
orang
lai
n
” (HR.
Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 831)
 "Sesungguhnya bangun
di
waktu
malam
adalah
lebih
tepat
(untuk
khusyuk)
dan
bacaan
di
waktu
itu
lebih
berkesan
"(QS. Al-Muzammil: 6)
o Qiyamul lail merupakan amalan utama, lebih utama daripada shalat sunnah di
siang hari; karena di waktu sepi kita akan lebih
ikhlas
kepada Allah dan karena
beratnya meninggalkan tidur, serta kelezatan bermunajat kepada Allah azza
wajalla terutama pada kemuliaan 1/3 akhir malam

M
aka
berusaha
m
enjadikan
qiyamullail
kebiasaan
dan
kebutuhan
pokok
kita
o Sebagaimana betapa butuhnya kita akan kasih-sayang Allah menghamba
pada-Nya, maka kita buktikan dengan senantiasa menghadap pada-Nya di
1/3 akhir malam, berkesendirian dengan-Nya
8.
Meniatkan
(
'
azzam
yang
kuat
/affirmasi
diri
)
S
ebelumnya
U
ntuk
B
isa
B
angun
M
emuliakan
K
eheningan
M
alam
dengan
B
eribadah
K
epada
Allah

Berusaha bersikap
adil
teruntuk
dunia
dan
akhirat
kita
o
Mengingat: “
Jika
malam-malam
kita
sebelumnya
telah
sekian
lama
kita
habiskan
untuk
tidur
saja
,
sudah
saatnya
mulai
malam
ini
kita
bangun
membasuh
muka
dengan
air
wudhu'
dan
lekas
menyongsong
perjumpaan
denganNya

o
Serta, sudah
Adilkah
jatah
waktu
kita
antara
dunia
dan
akhirat
dalam
keseharian
kita?,
maka mari
kita
menggenapi
ketidak-adilan
kita
selama
ini
pada
agama
dan
akhirat
kita
serta
urusan
diri
kita
kepada
Allah
dengan
bersegera
...

Mulai
malam
ini,
saat
Allah
masih
memberi
kesempatan
pada
diri
kita
sebelum kesempatan itu tiada (Allah mencabut-Nya)...
 Menjadikan
tiap
malam
kita
menjadi
malam-malam
yang
berkesan
, penuh
dengan
doa-doa
kita
memohon
ampun
kepada
Allah,
bercakap-cakap
erat
dengan
-Nya
dan bukanya bertabur dosa dan kemaksiatan
o Buktikan
kita
benar-benar
m
engharap
hidayah
dan
kekuatan
dari
Allah
,
sehingga hati kita akan menjadi bersih, dan diberi kemudahan menuju jalan
kebaikan dan keselamatan akhirat kita
o
Dan semoga
kita
termasuk
golongan
hamba-Nya
yang
beruntung
o Mer
asakan
manfaatnya
bagi
jiwa
kita
; dengan melaksanakannya akan
mendatangkan pencerahan pada jiwa dan ketenangan hati kita
o Mencukupkan
malam-malam
kita
sebagai
tempat
berkeluh
kesah
hanya
kepada
Allah
.
Dengan sederas mungkin tangis kita, biarlah air mata meluap
menunjukkan kelemahan dan ketidak-berdayaan diri kita
o Tatkala
seorang
hamba
menyembunyikan
amal
ibadah
tertutup
pekatnya
malam
,
insya Allah Allah akan menutup pula aib-aib kita dan terhindar dari segala
keburukan amalan kita
9.
Mengusahkan
Hal-hal
Yang
Akan
Mempermudah
Kita
Bangun
Malam
Mengusahakan
tidak
terlalu
banyak
makan
dan
minum
sebelumnya
 Yang akan membuat perut terlalu kenyang dan mata mengantuk (terasa berat)
untuk bangun ditengah malam
Mengusahakan
untuk
tidur
pada
siang
hari
meskipun
sebentar
 Sebab dengan adanya tidur siang tersebut akan memudahkan kita untuk bangun
malam
Berusaha
senantiasa
memuliakan
masjid
dan
menitipkan
hati
kita
disana

Dengan meramaikanya untuk ibadah dan shalat jamaah diawal waktu (teruntuk
laki-laki)
 Sehingga
akan
terbiasa,
merasuk
menjadi
jati
diri
kita
untuk senantiasa
menjaga waktu-waktu ibadah kita kepada Allah secara berjamaah penuh
kesadaran
Berusaha
dekat
dan
bergaul
merekatkan
diri
pada
orang-orang
shaleh
 Orang yang akan memberi kita nasehat (mengingatkan) akan kesalahan dan
kekurangan diri kita
o "Kalian adalah umat
terbaik
yang
dilahirkan
untuk
manusia;
melaksanakan
amar
makruf
nahi
mungkar
dan
beriman
kepada
Allah
" (QS Ali Imran [3]: 110)
 Dan bukan sekedar teman dalam kesenangan saja yang biasanya malah
menjerumuskan (menyesatkan)
10.
Berusaha
m
eninggalkan
M
aksia
t
,
D
osa
dan
P
erbuatan
B
id
'
ah
 Al-Imam Hasan Al-Bashri pernah menegaskan:
o “Sesungguhnya
orang
yang
telah
melakukan
dosa,
akan
terhalang
dari
qiyamul
lail
.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat
bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa
yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan
engkau
bermaksiat
(berbuat
dosa)
kepada-Nya
di
waktu
siang,
niscaya
Dia
akan
membangunkanmu
di
waktu
malam
” (Tazkiyyatun Nufus, karya Dr
Ahmad Farid)
 Berusaha
untuk
senantiasa
mengawasi
diri
(menghisab
diri)
tiap
amalan
kita
o Bahkan dari segala yang terlintas dalam benak kita serta informasi yang
layak (boleh masuk) dalam ingatan (perhatian) kita
11.
M
em
anfaatkan
S
egala
S
umberumber-
D
aya
Y
ang
K
ita
M
iliki
Untuk
Bisa
Bangun
Shalat
Malam
 Seperti beker, alarm HP dan program-program reminter shalat (seperti mawaqit
untuk hp yang sudah support java), dll serta teman, dan suami-istri untuk saling
membantu serta berjamah melaksanakanya
 Selain saling membangunkan suami-istri, dan keluarga juga
saling
membangunkan
tetangga
atau
teman
dengan
menelpon
/misscal
melalui
HP
-nya.
Saling
berta
'
awun
dalam
kebaikan
dan
taqwa
o “Allah memberi
rahmat
kepada
seorang
suami
yang bangun malam lalu shalat
dan (tidak lupa) membangunkan istrinya kemudian ia shalat juga. Jika istrinya
enggan, dia (boleh) memerciki wajah istrinya dengan air. Allah memberi
rahmat
kepada
seorang
istri
yang bangun malam kemudian mengerjakan shalat, dan ia
tidak lupa membangunkan suaminya. Jika suaminya malas bangun, ia boleh
memerciki wajah suaminya dengan air” (HR Abu Daud).
12.
Mempersiapkan
D
iri
S
ebelu
m
nya
D
e
n
gan
T
idur
D
iawal
W
aktu
dan
Me
niatkan
U
ntuk
B
angun
S
halat
M
alam
 "Disunnahkan
bagi
seorang
muslim
tidur
dalam
keadaan
suci,
dan
barangsiapa yang bermalam dalam keadaan suci maka malaikat
ikut
bermalam
bersamanya,
dan
ia
tidak
bangung
kecuali
malaikat
berkata:
Ya
Allah,
ampunilah
hambamu
fulan,
karena
ia
bermalam
dalam
keadaan
suci"
(HR.
Ibnu Hibban)
 Disunnahkan
segera
tidur
(
tidur
di
awal
malam
dan
menjauhkan
diri
dari
begadang
kecuali
dalam
hal-hal
yang
baik)
agar
bisa
bangun
untuk
shalat
malam
dengan
segar,
dan
disunnahkan
bangun
ketika
mendengar
adzan,
sebagaimana sabda rasulullah: "apabila salah seorang dari kalian tidur, setan
membuat tiga ikatan di kepalanya, ia mengatakan pada setiap ikatan, malam
masih panjang maka tidurlah"
o Rasulullah membenci tidur sebelum shalat 'isya dan berbicara sesudah
Shalat Isya. sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Ibnu Mas'ud:
"Tidak
diperkenankan
bercakap-cakap
di
malam
hari
kecuali
bagi
orang
yang
sedang
mengerjakan
shalat
atau
sedang
bepergian
"
(HR. Ahmad, As-Suyuti menandainya sebagai hadits hasan).
 Ketika
akan
tidur
mem
perhatikan
adab-adab
tidur
o Seperti membaca do'a sebelum tidur, membaca ayat kursi, membaca 2
ayat terakhir dari surat Al Baqarah, membaca Surat Al Kaafirun, dll
 S
unnah
sebelum
tidur
bernia
t
qiyamullail,
jika
ia
tertidur
dan
tidak
bangun,
maka
di
t
ulis
baginya
apa
yg
ia
niatkan
, dan tidurnya merupakan sedekah dari
tuhan kepadanya
o Termasuk permohonan untuk dibangunkan agar bisa menunaikan shalat
malam
o Dan menjaga niat ikhlas karena mengharap ridha Allah
 Seorang
m
uslim
seharusnya
berusaha
bangun
malam
dan
tidak
meninggalkannya
,
karena
nabi
sendiri
melakukan
qiyamul
lail
hingga
kakinya
pecah-pecah
13.
Persiapan
Sebelum
Shalat
Tahajjud
 "Jika ia
bangun
dan
berdzikir
kepada
Allah
, maka lepaslah satu ikatan, jika
berwudhu

maka lepas satu ikatan, dan jika shalat,
lepas satu ikatan, maka ia
masuk waktu pagi dengan segar dan jiwanya tenang, kalau tidak, maka ia masuk
waktu pagi dg jiwa yg tidak tenang dan malas" (Muttafaq alaih)
 Begitu
bangun
tidur
usap
wajah
dengan
kedua
telapak
tangan
kita
seraya
membaca
doa
bangun tidur atau sekurang-kurangnya mengucapkan:
o Alhamdulillah..., dilanjutkan dengan membaca QS. Ali Imran ayat 190
 Disunnahkan
bagi
orang
yang
mengerjakan
shalat
lail
untuk
bersiwak
(menggosok
gigi
lebih
dahulu
sebelum
wudu')
dan
membaca
ayat-ayat
terakhir
dari
surat
Ali
Imran
mulai dari firman Allah..
o Artinya: "
Sesungguhnya
dalam
penciptaan
langit
dan
bumu
dan
silih
bergantinya
malam
dan
siang
terdapat
tanda-tanda
bagi
orang-orang
yang
berakal

[ Ali Imran : 190] dibaca sampai akhir surat
 Disunnahkan
shalat
tahajjud
di
rumah,
membangunkan
keluarganya
dan
sekali-kali
shalat
mengimami
mereka
 Tidak
s
h
alat
dalam
keadaan
mengantuk
, jika sangat mengantuk segera tidur
14. Sunnah
Memulai
Shalat
Lail
Dengan
2
raka

at
Yang
Ringan
(pendek).
Hal itu dilakukan hingga datangnya semangat untuk
memanjangkan raka’atnya setelah 2 rakaat yang pendek tersebut
 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Apabila
salah
seorang
diantara
kalian
mendirikan
shalat
lail
hendaklah
membuka
shalatnya
dengan
shalat
2
raka

at
yang
ringan
(surat-surat yang
dibaca pendek. Pent)"
[Hadits Riwayat. Muslim no. 768]
15.
Sunnah
Memulai
Shalat
Malam
Dengan
Do'a
yang
Shahih
dari
Rasulullah
Shallallahu

Alaihi
wa
Sallam
“Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta
langit
dan
bumi
. Wahai
Rabb
yang
mengetahui
yang
ghaib
dan
nyata
. Engkau yang menjatuhkan hukum
(untuk memutuskan) apa yang mereka (orang-orang Nasrani dan Yahudi)
pertentangkan. Tunjukkanlah
aku
pada
kebenaran
apa
yang
dipertentangkan
dengan
seizinMu
. Sesungguhnya Engkau
menunjukkan
pada
jalan
yang
lurus
bagi
orang-orang
yang
Engkau
kehendaki
” [Hadits Riwayat. Muslim no. 770,
Abu Dawud no. 767, Ibnu Majah no. 1357]
16.
Sunnah
Memanjangkan
Shalat
Malam
 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “
Shalat
apakah
yang
paling
baik?

Rasulullah
menjawab
:

Yang
panjang
qunutnya
(lama
berdirinya)

[Hadits Riwayat. Muslim no.756]
Qunut dalam hadits ini memiliki banyak arti berdasarkan banyak riwayat. Dalam
Hadyus Saari Muqaddimah dari Fathul Baari oleh Ibnu Hajar hal. 305 (Cet. Daar
Abi Hayyaan) pasal Qaf Nun disebutkan tentang makna qunut antara lain do’a,
berdiri, tenang, diam, ketaatan, shalat, kekhusu’an, ibadah, dan
memperpanjang berdiri. Pent.
Juga
sunnah
memperpanjang
sujud
dan
memanjangkan
berdiri
membaca
al-Qur

an
(membaca surat pabjang yang kita kuasai). Se
se
kali
membaca
dengan
keras
dan
sekali-kali
pelan
17. Sunnah
Berta'wudz
(Memohon
Perlindungan
Allah)
Ketika
Membaca
Ayat
tentang
'Adzab
dengan ucapan:
“Aku berlindung kepada Allah dari Adzab Allah”
Dan
M
emohon
R
ahmat
Allah
K
etika
M
embaca
A
yat
tentang
P
ermohonan
dengan ucapan
“Ya Allah aku meminta kepadaMu dari karuniaMu”
Dan
B
ertasbih
K
etika
M
embaca
A
yatyat-
A
yat
yang
M
engandung
P
ujian
t
entang
K
e
-
Maha
-S
ucian
Allah
Hal diatas berdasar hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca (ayat) dengan tartil apabila
beliau
melewati
satu
ayat
tasbih
maka
beliaupun
membaca
tasbih
. Apabila
melewati
ayat
permohonan
(tentang
rahmat,-ed)
maka
beliaupun
memohon
.
Dan apabila
melewati
ayat
memohon
perlindungan,
maka
beliaupun
memohon
perlindungan
(bertaawudz)
…” [Hadits Riwayat. Muslim no. 772]
18.
Disunnahkan
(O
rang
yang
M
engerjakan
S
halat
M
alam
)
B
erdoa
D
engan
D
o
'
a
S
hahih
yang
D
iajarkan
Nabi
Shallallahu

A
laihi
wa
S
allam
“Ya Allah, bagiMu
segala
puji,
Engkaulah
Penegak
langit
dan
bumi
dan
segala
isinya.
BagiMu segala puji, milikMu
kerajaan
langit
dan
bumi
serta
segala
isinya
.
bagiMu segala puji (Engkau) Pemberi
cahaya
langit
dan
bumi
(serta
segala
isinya)
. bagiMu segala puji, Engkau
penguasa
langit
dan
bumi
. bagiMu segala
puji Engkau lah Yang Maha benar, janji-Mu itu benar adanya dan pertemuan
dengan-Mu itu benar adanya. FirmanMu itu benar, surga itu benar, neraka itu benar,
para nabi itu benar, Nabi Muhammad itu benar (utusanMu), kiamat itu benar adanya.
Ya Allah, kepadaMu
aku
bertawakal,
kepadaMu
aku
kembali,
kepadaMu
aku
mengadu
dan
kepadaMu
aku
berhukum
. Ampunilah
dosaku
di
masa
lalu,
masa
yang
akan
datang,
yang
tersebunyi
serta
yang
nampak
(Karena Engkau adalah
Maha Mengetahui itu daripada aku). Engkau
lah
Yang
terdahulu
dan
Yang
terakhir
(Engkau Tuhanku) dan tidak
ada
Tuhan
kecuali
Engkau
atau
tidak
ada
Tuhan
(bagiku)
kecuali
Engkau
” [Hadits Riwayat. Bukhari no. 1120, 6317, 7385
dan Muslim no. 2717]
Dan juga memanjatkan do'a yang menjadi hajat dan keinginan kita kepada Allah serta
juga berusaha memperbanyak membaca wirid (dzikir) serta jika masih ada waktu bisa
mengerjakan shalat suhnah yang lain (sebelum ditutup dengan shalat witir)
(No. 17 - 21 ana kutip dari:
http://wahdahsamarinda.wordpress.com/2008/03/18/sholat-sunnah-malam
Sumber asalnya dari: kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi
Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid
Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]
19.
Akhiri
dengan
salat
witir
Dari Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu ‘anha, dia bercerita...
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
mengerjakan
shalat
11
raka

at
pada
waktu
antara
selesai
shalat
Isya
–yaitu, suatu waktu yang oleh orang-orang
disebut sebagai atamah- sampai Shubuh sebanyak 11 rakaat, dengan salam setiap
dua raka’at dan mengerjakan shalat witir satu raka’at. Dan jika mu’adzin telah
berhenti dari mengumandangkan adzan shalat Shubuh dan sudah tampak jelas pula
fajar olehnya dan beliau juga sudah didatangi oleh muadzin, maka beliau segera
berdiri dan mengerjakan 2 rakaat ringan, dan kemudian berbaring di atas lambung
kanannya sehingga datang muadzin kepada beliau untuk mengumandangkan
iqamah”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, di dalam kitab Shalaatul Musaafirin
wa Qashruha, bab Shalaatul Lail wa Adadu Raka’aatin Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam fil Lail wa Annal Witr Rak’atan wa Anna Rak’ah Shalaatun Shahiihah,
(hadits no. 736. Dan asal hadits berada pada Al-Bukhari. Lihat Jaami’ul Ushuul
(VI/91-96).
Dari Abu Bashrah Al-Ghifari, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda...
“Sesungguhnya Allah telah menambah untuk kalian satu shalat, yaitu witir. Oleh
karena itu, kerjakanlah
ia
di
antara
shalat
Isya
sampai
shalat
Shubuh

(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam kitab, Al-Musnad (VI/7 dan 397).
Dan dinilai shahih oleh Al-Albani di dalam kitab, Silsilah Ash-Shahihah (hadits no.
108)
Jadi, kedua hadits di atas secara jelas menujukkan bahwa shalat malam dan witir itu
waktunya dimulai dari setelah shalat Isya (yang oleh orang-orang disebut dengan atamah)
sampai waktu Shubuh
Dan pernyataan yang menyebutkan bahwa akhir waktunya adalah Shubuh, diperkuat
oleh apa yang ditegaskan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Dan jika
salah
seorang
di
antara
kalian
khawatir
(akan)
masuk
waktu
Shubuh,
maka
hendaklah
dia
mengerjakan
shalat
satu
raka

at
shalat
witir
sebagai
penutup
bagi
shalat
yang
telah
dikerjakannya
” (Takhrij hadits ini akan diberikan
selanjutnya pada pembahasan berikutnya)
Ibnu Nashr mengatakan:
”Yang menjadi kesepakatan para ulama adalah bahwa
antara
shalat
Isya
sampai
terbit
fajar
merupakan
waktu
shalat
witir.
Dan
mereka
berbeda
pendapat
mengenai
waktu
setelah
itu
sampai
shalat
Shubuh
dikerjakan
.
Dan telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau
memerintahkan untuk mengerjakan shalat witir sebelum terbit fajar”
(Mukhtashar Qiyaamil Lail, hal. 119)
Maka bisa saya katakan,
"Y
ang
terbaik
bagi
orang
yang
khawatir
tidak
bisa
bangun,
di
akhir
malam
untuk
mengerjakan
shalat
di
awal
waktu.
Sedangkan
bagi
siapa
yang
yakin
akan
bangun,
maka
yang
terbaik
baginya
adalah
mengakhirkan
pelaksanaan
shalat
witir
sampai
akhir
malam
"
Hal ini didasarkan pada apa yang ditegaskan dari Jabi Radhiyallahu ‘anhu, di mana dia
bercerita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.
“Barangsiapa
khawatir
tidak
bangun
di
akhir
malam,
maka
hendaklah
dia
mengerjakan
shalat
witir
di
awal
waktunya.
Dan
barangsiapa
yang
serius
hendak
bangun
di
akhir
malam,
maka
hendaklah
dia
mengerjakan
shalat
witir
di
akhir
malam
, karena sesungguhnya shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh
para Malaikat). Dan demikian itu lebih baik”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab Shalaatul Musaafiriin wa
Qasruha, bab Man Khaafa an laa Yaquuma Aakhiral Lail fal Yuutir Awwaluhu, (hadits
no. 755)
Tentang bab shalat witir ini dinukil dari kitab Bughyatul Mutathawwi Fii Shalaatit
Tathawwu, Edisi Indonesia Meneladani Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, Penulis Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul, Penerbit Pustaka
Imam Asy-Syafi’i]. Sumber ana daptkan dari:
http://www.almanhaj.or.id/content/2361/slash/0
Beberapa
Kesimpulan
Penutup
Hukum
sholat
malam
adalah
sunah
muakkad
Waktunya
adalah
setelah
sholat

isya
sampai
dengan
sebelum
waktu
sholat
shubuh
Akan tetapi, waktu
yang
paling
utama
adalah
1/3
malam
terakhir
dan boleh
dikerjakan sesudah tidur ataupun sebelumnya
J
umlah
r
a
kaatnya
paling
sedikit
adalah
1
r
a
kaat
Berdasarkan sabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam,

Sh
a
lat
malam
adalah
2
r
a
kaat
(salam)
2
rokaat
(salam),
apabila
salah
seorang
di
antara
kamu
khawatir
akan
datangnya
waktu
shubuh
maka
hendaklah
dia
sholat
1
rokaat
sebagai
witir
baginya
” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dan j
umlah
r
a
kaat
paling
banyak
adalah
11
r
a
kaat
Berdasarkan perkataan ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha, “Tidaklah Rosululloh sholallohu
‘alaihi wa sallam:

Sholat
malam
di
bulan
r
a
madhon
atau
pun
bulan
yang
lainnya
lebih
dari
11
rokaat

(HR. Bukhori dan Muslim), walaupun mayoritas ulama menyatakan tidak
ada batasan dalam jumlah rakaatnya
===================================================================
Demikianlah beberapa keutamaan, kemuliaan dan keindahan qiyamul lail
Sungguh
kita
akan
merasakan
keindahannya
bila
hati
kita
telah
diberi
taufik
oleh
Allah
t
a

ala
dan
tidak
akan
merasakan
keindahannya
bagi
siapa
pun
yang
dijauhkan
dari
taufik
Allah
subhanahu
wata'ala
Semoga kita semua bisa senantiasa berusaha menjadi hamba-Nya yang beruntung
tersebut; "diberi keutamaan menegakkan qiyamullail dengan beristiqamah"
Dan mari kita berazzam (mengi'tiqadkan diri dengan kuat) untuk berusaha
senantiasa menghidupkan malam-malam kita bersama kemuliaan yang dianugerahi-Nya
Wallahu waliyyut taufiq
Wallahu’alam bisshowab...
Hamba yang senantiasa mengharap kekuatan dari-Nya, mengharap penjagaan-Nya
Muhammad
Ulinnuha
*) Beberapa dalil ana kutip dari banyak sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar