Bicara soal musik memang kadang gak ada habisnya. Dari musik kita bisa
membicarakan masalah lainnya, mulai dari beragamnya jenis musik, alat-alat
musik , komunitas musik, sampe cara menentukan karakter atau kepribadian
seseorang. Musik juga merupakan salah satu bentuk seni yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Kadang dengan musik orang yang tadinya sedih
berubah jadi senang, dan sebaliknya orang yang tadinya senang bisa dirundung
duka. Intinya, musik membuat dunia ini penuh warna, ada warna bahagia dan duka
cita, ada juga warna galau-galauan.
Musik memang memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
kehidupan seseorang. Tapi umumnya, apapun yang kita dengar bisa memberikan
pengaruh kepada pikiran dan jiwa kita. Seseorang yang sering mendengar hal yang
baik-baik maka dirinya akan jadi pribadi yang baik. Begitu juga sebaliknya,
orang yang sering mendengar hal yang buruk-buruk kemungkinan besar tumbuh jadi
pribadi yang amoral. Penelitian tentang masalah semacam ini juga pernah
dilakukan ilmuwan jepang yang bernama
Masaro Emoto. Pelitiannya dilakukan dengan meneliti dua toples air yang berbeda
dimana pada toples pertama sering dikatakan hal yang baik-baik, seperti ucapan
terima kasih, kamu baik,dll. Sedangkan pada toples kedua sering dikatakan hal
yang buruk-buruk seperti kamu goblok, kamu bodoh,dll. Hasilnya, pada toples
pertama terbentuk kristal air yang sangat indah, sementara pada toples kedua
terbentuk kristal air yang sangat jelek.
Terus bagaimana hubungannya kata-kata yang baik atau buruk
terhadap manusia? Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa 75 % tubuh kita adalah
air. Jadi Manusia merupakan makhluk yang sangat responsif terhadap apa –apa yang
didengarnya. Semakin banyak dia mendengar kata-kata yang bersifat positif, maka
terbentuklah dia sebagai pribadi yang optimis. Sebaliknya, semakin banyak dia
mendengar kata-kata yang bernada negatif, maka terbetuklah dia jadi pribadi
yang pesimis dan tak punya harapan hidup.
Terus bagaimanakah pengaruh musik terhadap kepribadian
seseorang ? Disadari atau tidak dan cepat atau lambat, musik telah membentuk
seseorang menjadi pribadi tertentu sesuai dengan jenis musik yang didengarkannya.
Tidak jarang musik yang alunannya cepat dan keras membuat seseorang jadi lebih
energetik. Begitu juga musik yang alunannya slow dan melow membuat seseorang
jadi pribadi yang rapuh dan doyan mewek. Fenomena kayak gini sering kita lihat
ketika seseorang sedang dirundung duka karena masalah asmara. Penyebabnya bisa
macam-macam, bisa jadi diputusuin secara mendadak dan tanpa aba-aba sama sekali
atau bisa juga karena melihat si doi jalan dengan cewek / cowok lainnya.
Nah..dalam perasaan hancur itulah dia milih lagu-lagu yang melow-melow sambil
mewek sesegukan diatas kasur kayak di sinetron.
Mungkin awalnya dia berharap perasaannya akan sedikit terobati dengan
dengerin musik melow kayak gitu, namun justru hal itu bisa menjerumuskan
dirinya dalam penjara kesedihan yang lebih kelam. Padahal mah, kalau mau
dipikir-pikir musik melow gak bakalan buat si doi balik lagi atau bisa membuat
masalah bisa selesai,bahkan bisa jadi si doi mah lagi seneng2 di tempat lain,
sementara dia, malah lebay-lebay an pake nangis segala, udah gitu gak ada yang
merhatiin lagi, duh kasian amat dah. Intinya musik melow tidak bisa dijadikan
sandaran dalam menanggung beban hidup maupun beban asmara.
Memang begitulah musik, adanya selalu memberikan pengaruh
yang cukup kuat dan sifat nya representatif, bisa mewakili perasaan. Dengerin
musik boleh aja, tapi jangan berlebihan dalam menghayatinya. Tuhan juga kan
kagak suka segala hal yang dilakukan secara berlebihan, yang sedang-sedang
sajalah.
Selain itu, ada lagi pengaruhnya yang lebih berbahaya, yaitu
pengaruh fanatisme fans pada idola. Maksudnya fantisme yang tanpa tedeng
aling-aling dan tanpa saringan. Apa-apa yang idola suka dia juga suka, idola
pake anting dia pake anting, idola bertato dia ikut-ikutan bertato, idola nya
ngeganja dia juga nge-fly. Itu semua dia lakukan supaya dibilang keren, gaul
dan mirip artis. Mending kalau memang bener keren kayak idola nya, pas jatohnya
Norak, Kan gak lucu. Ini sih bukan nya nyindir atau apa, soal nya banyak fans
yang salah kaprah dan jarang ngukur diri. Tidak sedikit tu fans yang rambut nya
di cat warna-warni ngebelain biar dibilang gaul. Padahal kan setiap orang itu
adalah pribadi unik. Bahkan Tuhan sudah mewanti-wanti kalau tidak ada satu pun
makhluk ciptaannya yang sama persis. Jadi jangan maksain diri jadi Ariel Peterpan
kalau takdirnya emang Cecep Saefudin, Jangan pula maksain diri jadi Lady Gaga
kalau kodratnya Udah Lilis Hidayati. Just
be yourself.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar