goresan hidup seorang biduan

Sabtu, 08 Mei 2010

Terapi Mengendalikan Nafsu dan Menghindari dosa





Nafsu yang tidak terkendali menyebabkan penyakit yang mengacaukan system syaraf karena dapat mengalahkan pertimbangan rasional. Menyalurkan nafsu syahwat sembarangan dapat mendatangkan penyakit. Perasaan berdosa pun akan mengacaukan system syaraf. Makin besar dosa, diyakini akan menyebabkan kerusakan yang makin hebat. Jadi, dosa akan menyebabkan kerusakan organ tubuh kita walau secara tidak langsung. Dosa yang tidak terampuni mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Kalau ditelusuri makin dalam, ujung-ujungnya, semua penyakit mulanya diakibatkan oleh dosa. Dosa menjadikan jiwa seorang hamba liar dan bingung, tidak menjadikan tentram pada dirinya dan masyarakat di mana dia hidup. Keliaran jiwa yang diakibatkan oleh maksiat menjadikan seseorang asing dengan keluarganya. Manakala kemaksiatan bertambah, maka akan mempengaruhi jiwa manusia, lalu ia merasa asing pada jiwanya sendiri, sebab jiwa diciptakan sesuai dengan fitrah. Fitrah merasa tentram bila menempuh hidup yang sehat dan lurus. Barangsiapa yang mengikuti hawa nafsu, maka ia akan menodai dan merusak fitrahnya. Sementara menentang dan mengendalikan nafsu merupakan solusi dan obat penenang jiwa. Nafsu diciptakan dalam keadaan bodoh dan gelap. Karena kebodohan, nafsu mengira bahwa kunci kebahagiaan adalah mengikuti hawa nafsu, padahal mengikuti hawa nafsu adalah sumber kerusakan jiwa. Mengikuti hawa nafsu akan menyebabkan penyesalan. Setiap penyesalan adalah kedukaan dan kesedihan. Dosa adalah penyakit (Psikopatologi), sedang obat (psikoterapi) nya adalah taubat .



M.Y.T menulis: �Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu sebagai cobaan (kegelisahan, penderitaan, keputusasaan, kemarahan, kehinaan, kebingungan, rasa malu, dsb) bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya� (QS. Al-Hajj : 53) �Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah yang merugi.� (QS. Al-Mujadilah : 19) �Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan (Al-Qur�an). �Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-KU, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit� (QS. Thaha : 124) �Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang membuatnya payah� (QS. Al-Muddatstsir : 17)



Pada akhirnya kita akan sadar, mengikuti setan membuat hati kita hampa, gersang, gelisah, muak, dan sebagainya. Jika kita tidak kembali ke agama, perasaan ini akan dijadikan alasan oleh setan agar kita bunuh diri. Dari sini kita tahu, pada hakikatnya setan turut mengajak manusia agar kembali ke agama dengan caranya. Bahwa jika manusia ingin sukses, bahagia, selamat dari siksaan setan, tentram, dan sebagainya, kembalilah ke Agama. Setan pun turut menghinakan orang-orang yang kafir dengan sebenar-benarnya penghinaan. Mungkin setan merasa terkutuk, padahal -menurut saya- mereka sama mulianya dengan malaikat. Hanya saja malaikat menggunakan jalur kanan (kebaikan, kedamaian, kasih sayang, dsb) sedangkan setan jalur kiri (keburukan, kekacauan, kebencian, dsb) dengan tujuan yang sama; mengarahkan manusia kembali ke agama. Andaikan setan tidak dalam keadaan mabuk, mungkin mereka akan menangis terharu mengetahui hal ini. Namun bisa jadi setelah mengetahui hal ini, mereka akan jauh lebih menyengsarakan orang kafir sebagai cara mereka beribadah kepada Allah.



Akhirnya kita sadar, bahwa Allah menggerakan semua makhluk untuk melayani manusia dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Manusia dihormati karena betapa lemahnya mereka. Jika Allah tidak memerintahkan semua makhluk untuk menghormati manusia, tentu dari dulu kita sudah punah. Semut yang kita injak tanpa sedikit pun rasa bersalah akan membalas dendam dan kita pasti ketakutan. Burung-burung yang kita tembak akan memanggil seluruh teman-temannya untuk melakukan pembalasan. Tikus-tikus putih yang disiksa dan dijadikan korban eksperimen, akan marah dan memanggil ratusan juta tikus untuk membunuh kita. Membayangkannya saja sudah cukup membuat nyali kita menciut!. Penting diingat, berapa jumlah unggas yang kita bakar hidup-hidup terkait wabah Flu burung? Betapa manusia itu makhluk yang sangat biadab! Tentunya jika tidak ada perintah menghormati manusia, mahkluk Tuhan yang lain akan membantai kita.



M.Y.T pun menjelaskan bahwa Tipudaya dan perangkap setan untuk menghancurkan hidup manusia ada di mana-mana namun tipudaya dan perangkap mereka hanya bisa menjerat orang yang tidak mengikuti petunjuk
Allah dan menjauhi larangan-NYA. orang yang baik, taat beribadah, dan beriman tidak ada yang suka masuk diskotik, tidak suka musik, Pub, dan tempat maksiat lainnya yang penuh dengan tipu daya dan perangkap agar
hidup kita hancur. Orang yang patuh terhadap ajaran agama Islam akan selamat dari tipu daya apapun; bahkan saya berpendapat bahwa dunia ini-terutama abad sekarang- adalah neraka bagi orang-orang yang tidak beriman dan surga bagi orang beriman. Orang yang beriman hidup tentram, fisik & psikis sehat- jika sakit pun merupakan penggugur dosa, dan sebagainya sedangkan sabar dan syukur merupakan cara yang tepat untuk dijadikan solusi . Orang kafir hidup resah, fisik & psikis error, penuh dengan ketakutan, penderitaan, takut miskin, tidak sabar, tidak pernah merasa puas, takut mati, diliputi oleh tipudaya; bahkan tidak dapat menikmati makanannya karena setan membuat pikirannya melayang-layang kesana-kemari- ingat ini ingat itu-, tergesagesa ketika sedang makan dan sebagainya. Mengeluh, putus asa, marah, menjadikan penderitaannya semakin berlipat ganda.



Kebanyakan orang-orang memahami bahwa setan hanya menghancurkan kesuksesan akhirat manusia padahal-menurut pendapat saya- segala yang bisa menjadikan manusia sukses, sehat, bahagia, tentram, berprestasi, dan lain sebagainya baik di dunia maupun di akhirat akan setan hancurkan sekali pun menggapai kesuksesan dan kebahagiaan di jalan yang tidak diridhai Tuhan. Contohnya seorang musisi yang telah bersusah payah membangun karir selama 30 tahun reputasinya hancur dan dipenjara akibat mengkonsumsi narkoba. Atau, banyak sekali group musik yang bubar karena perselisihan antar anggota; bahkan tidak sedikit yang bunuh diri. �Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia� (QS. Al-Isra : 53). Perlu kita ingat bahwa keributan lebih sering terjadi di tempat maksiat antar pelaku maksiat, bukan di tempat ibadah. Wallahu a�lam. Dalam bukunya yang berjudul �Ilmu Jiwa Agama�, Prof. DR. Zakiah Daradjat, menulis: �Rupanya orangorang yang gelisah, yang di dalam dirinya bertarung berbagai macam persoalan, yang kadang-kadang dia merasa tidak berdaya menghadapi persoalan atau problema itu mudah mengalami konversi Agama.



Di antara ketegangan batin yang dirasakan orang, ialah tidak mampunya ia mematuhi nilai-nilai moral dan Agama dalam hidupnya. Ia tahu bahwa yang salah itu salah, akan tetapi ia tidak mampu menghindarkan dirinya dari berbuat salah itu, dan ia tahu mana yang benar, akan tetapi tidak mampu berbuat benar. Itulah sebabnya maka kadang-kadang kita mendengar seorang penjahat besar, pencuri, perampok dan pelanggar susila, memberi nasihat, seolah-olah ia orang yang betul-betul baik. Dan tidak jarang pula kita melihat Pemain-pemain Judi dan wanita pelanggar hukum, yang dengan segala dalih dan alasan menentang ajaran Agama, mengejek Pemimpin-pemimpin, bahkan berusaha mencelakakan mereka. orang-orang itu kadang-kadang sadar bahwa dalam dirinya sedang berkecamuk aneka persoalan yang tak dapat dihadapinya, tapi banyak juga yang tidak sadar, bahwa dalam dirinya ada konflik yang terpendam di alam ketidaksadarannya.



Sesungguhnya dalam literature barat pun, kita menemukan adanya konversi Agama yang mendalam, seperti yang dikemukakan oleh William James, dalam bukunya �The Varietes of Religious Experience� beberapa contoh seperti kasus Stephen H. Brodhy, Joseph Aline dan lain-lainnya, yang berubah dari acuh tak acuh terhadap Agama, menjadi Penganjur yang ulet. Di samping itu sering pula terasa ketegangan batin, yang memukul jiwa, merasa tidak tentram, gelisah, yang kadang-kadang terasa ada sebabnya dan kadang-kadang tidak diketahui.



Belakangan ini tidak sedikit orang yang merasa gelisah dan sangat cemas oleh kegoncangan suasana keluarga, hubungan suami dan istri menjadi retak dan pecah, karena salah satunya tidak setia dan ada yang disebabkan karena putus asa dalam mendidik anak, serta banyak lagi kekecewaan-kekecewaan yang menyebabkan jiwa tertekan dan kadang-kadang menjadi kebingungan tidak tentu apa yang akan dilakukan. Dalam kepanikan atau kegoncangan jiwa itulah kadang-kadang orang terangsang melihat orang sembahyang, atau kebetulan mendengar uraian Agama yang seolah-olah tepat menjadi penyelesai dari problema yang dihadapinya. Dalam bingung haus akan ketentraman batin terdengar adzan shubuh mengalun di udara, hatinya merasa tertarik, ingin merasa tentram, merasa diampuni dan dirangkul oleh kasih sayang Allah SWT�.



Ibnul Qayyim : � Bisa jadi pengetahuan manusia tentang ilmu telah sempurna. Tetapi tidak cukup hanya dengan ilmu pengetahuan saja. Ada syarat lainnya; yaitu hati harus bersih sehingga siap menerima kebenaran. Keadaan hati manusia, apabila banyak berbuat dosa dan maksiat, hatinya menjadi kotor. Setiap melakukan perbuatan maksiat, hatinya akan ternoda dengan noda hitam. Bila ia berbuat maksiat lagi, maka akan bertambah lagi noda hitamnya tersebut, dan begitu seterusnya, sehingga hatinya menjadi pekat, sehingga ia tidak lagi bisa membedakan antara kebenaran dan kebathilan. Karena hati yang kotor akan senantiasa menuruti syahwat dan hawa nafsunya. Oleh karena itu hati harus senantiasa dibersihkan dengan banyak istighfar, meninggalkan maksiat, beramal shalih, sehingga hati kita menjadi bersih dan lapang dalam menerima kebenaran�.



Siapa saja yang membaca, menghayati, dan mendalami sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. dengan seksama dan menyeluruh, maka ia akan mengetahui bahwa beliau diturunkan ke dunia ini untuk menghancurkan kebatilan, mengusir kesuntukan, kegelisahan, kesedihan dan kecemasan, serta membebaskan jiwa dari tekanan keragu-raguan, kebingungan, kegundahan dan keguncangan. Bersamaan dengan itu, beliau juga diutus untuk menyelamatkan jiwa manusia dari segala bentuk hawa nafsu yang membinasakan. Maka begitulah, betapa banyaknya karunia Allah yang telah dianugerahkan kepada manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar